Solo (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendorong perpustakaan menjadi pusat literasi yang modern dan dinamis sebagai bagian dari komitmennya sebagai perguruan tinggi unggulan yang menjadikan literasi sebagai fondasi kemajuan. 

Dalam sambutan hangat saat kunjungan tim asesor dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Solo, Jawa Tengah, Sabtu, Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, S.E., M.Hum., menyampaikan pandangan strategis UMS dalam mengembangkan perpustakaan sebagai pusat pengetahuan digital dan ruang intelektual yang terbuka.

“Perpustakaan bukan lagi sekadar tempat menyimpan buku, melainkan harus menjadi destinasi akademik yang dinamis, menginspirasi, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” kata Harun dalam sambutan di hadapan dua asesor nasional.

Ia menginginkan dosen, mahasiswa, dan seluruh civitas akademika mendapatkan akses terbaik untuk tumbuh bersama ilmu dan daya.

“UMS adalah universitas yang terus berlari. Kami ingin dosen, mahasiswa, dan seluruh civitas mendapatkan akses terbaik untuk tumbuh bersama ilmu dan data. Maka perpustakaan kami siapkan sebagai ruang kolaboratif yang memberi makna,” kata Prof. Harun.

Perpustakaan UMS juga diarahkan sebagai salah satu unit layanan unggulan universitas sekaligus menjadi bagian dari ruang akademik strategis. Rektor menyampaikan rencana transformasi tampilan dan sistem layanan yang lebih modern dan inklusif.

“Jika dulu perpustakaan adalah jendela dunia, maka sekarang perpustakaan adalah gerbang masa depan. Kami akan terus memperbaiki diri dan memastikan setiap langkah kami membawa manfaat sebesar-besarnya untuk peradaban,” katanya.

Tim asesor dari Perpusnas RI dipimpin langsung oleh Direktur Standardisasi dan Akreditasi Perpustakaan Dra. Made Ayu Wirayati, M.I.Kom., didampingi koordinator asesor nasional Rendra Kris Aldi Artha.

 Kedatangan tim ini menjadi bagian dari proses penilaian menyeluruh atas kinerja dan layanan perpustakaan UMS yang selama ini telah menjadi pionir dalam digitalisasi layanan dan pengembangan literasi akademik.

“Saya sangat terkesan. UMS bukan hanya menghadirkan fasilitas tapi juga menunjukkan keberpihakan nyata pada budaya literasi dan penguatan kapasitas sumber daya manusia,” kata Made Ayu. 

Ia juga menegaskan dukungan dari pimpinan universitas menjadi elemen penting dalam membangun perpustakaan berdaya saing tinggi.

UMS sendiri telah melangkah jauh dalam pengembangan infrastruktur literasi digital. Berlangganan jurnal bereputasi internasional seperti Scopus, keberadaan Skopus Corner, Sinta Corner, hingga ruang interaktif yang nyaman menjadi ciri khas transformasi perpustakaan UMS.

Menurut data Perpusnas RI, dari lebih dari 4.500 perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia, baru sekitar 15 persen yang terakreditasi. UMS termasuk dalam deretan kampus yang siap melangkah ke jenjang akreditasi unggul dengan pendekatan yang tidak hanya administratif, tetapi juga berbasis performa dan manfaat riil bagi pemustaka.

Asesmen yang berlangsung selama dua hari ini meliputi verifikasi data, validasi lapangan, hingga wawancara langsung dengan pengelola. Penilaian akhir akan ditentukan melalui sidang pleno internal Perpusnas. 

“Kami akan menyampaikan hasilnya segera. harapan kami memang perpustakaan UMS menjadi salah satu perpustakaan yang terbaik di Indonesia,” kata Ayu.

Sementara itu, dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan nilai kemanusiaan, UMS menempatkan perpustakaan sebagai denyut nadi universitas ruang di mana pengetahuan tumbuh dan masa depan dibentuk.


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025