"Ini adalah aksi kampanye untuk memperingati hari kasih sayang. Persepsi yang ada, hari kasih sayang hanya dirayakan oleh manusia, tetapi kami ingin menegaskan bahwa hari kasih sayang itu juga menjadi milik semua makhluk termasuk orangutan," kata Orangutan Campaigner dari Centre for Orangutan Protection (COP) Daniek Hendarto di sela-sela aksi yang digelar di Monumen Serangan Omoem 1 Maret Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, melalui aksi yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Kasih Sayang itu, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran pada semua pihak, bahwa orangutan juga patut dilindungi keberadaannya.

Ia mengatakan, masyarakat bisa mengekspresikan kasih sayang dengan cara yang tidak kejam misalnya membantu upaya perlindungan orangutan dan habitatnya.

Sampai saat ini, lanjut Daniek, pembabatan hutan untuk membuka perkebunan kepala sawit merupakan ancaman utama bagi kelangsungan hidup orangutan, salah satunya di Kalimantan.

Pada 7 Februari, sukarelawan COP menemukan tiga anak orangutan berusia 1,5 hingga 3 tahun di Kalimantan dan dipastikan induk mereka sudah meninggal dunia. Salah satu orangutan yang ditemukan, mengalami luka sayatan di telapak tangan kanannya. Ketiga orangutan tersebut kini sudah berada di Taman Nasional Kutai.

"Orangutan dianggap sebagai hama di perkebunan kelapa sawit karena saat mereka kelaparan dan bahan makanan sudah habis, maka mereka pun memakan tunas kelapa sawit. Perusahaan kelapa sawit tersebut pun membunuhnya karena alasan itu," katanya.

Akibat pembukaan perkebunan kelapa sawit, sudah ada sebanyak 1.200 orangutan yang dievakuasi di lokasi-lokasi yang rehabilitasi di seluruh Indonesia.

Dalam aksi tersebut, salah seorang relawan dari COP mengenakan kostum orangutan dan kemudian membagi-bagikan pisang ke pengendara yang lewat di sekitar Titik Nol Kilometer.


Pewarta : -
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024