Kebumen (ANTARA) - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko mengatakan salah satu kegiatan BP Taskin adalah mengidentifikasi kantong-kantong kemiskinan.

"Kemudian mendorong investasi di kantong-kantong kemiskinan itu, dan mendorong kolaborasi para pegiat ekonomi dari kalangan miskin bersama para investor membangun ekosistem bisnis untuk bisa dijual produknya, baik di dalam negeri maupun luar negeri," katanya di Desa Podoluhur, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Selasa.

Menurut dia, hal itu dilakukan BP Taskin di berbagai desa dan kota, salah satunya dengan petani kelengkeng di Kabupaten Kebumen.

Sebelum bertemu dengan petani kelengkeng, kata dia, pihaknya terlebih dahulu menghadiri haul ke-74 Al-Maghfurlah KH Hasbulloh bin KH Zaenudin di Masjid Al-Mubarok, Pondok Pesantren Miftahul Anwar, Dusun Pekeyongan, Desa Podoluhur, Kecamatan Klirong, Kebumen.

"Jadi sekalian ketemu dengan para kiai, nyai, dan para gus dari berbagai pondok pesantren, ada dari Jombang, Nganjuk, Purworejo, Cilacap, Madura, Cirebon, ada banyak pesantren di sini, kita sekalian ngobrol," katanya usai dialog dengan para alim ulama tersebut.

Dalam dialog tersebut, dia mengaku menyampaikan bahwa banyak kaum miskin yang berasal dari sektor pangan dan berada di desa yang mayoritas Muslim.

Oleh karena mayoritas merupakan kalangan Nahdlatul Ulama, kata dia, masih banyak warga Nahdliyin yang terjerat dalam kemiskinan terutama sektor pangan.

"Tadi saya sampaikan bahwa untuk bisa keluar dari jeratan kemiskinan sektor pangan, saya minta teman-teman Nahdliyin ini hijrah, hijrah dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri berbasis pertanian," katanya menjelaskan.

Dengan adanya Program Makan Bergizi Gratis yang akan segera diluncurkan pemerintah pada awal 2025, kata dia, hal itu menjadi pancingan atau stimulus transisi dari masyarakat pertanian berbasis agraris menjadi masyarakat pertanian berbasis industri bisa dilakukan.

Menurut dia, hal itu berarti harus ada profesionalisme, manajemen yang modern, dan kontrol kualitas.

"Yang menurut saya, kaum Nahdliyin harus banyak mengejar. Gusdur (KH Abdurrahman Wahid, red.) sudah banyak membuka wawasan intelektual warga Nahdliyin dan bangsa Indonesia secara keseluruhan," katanya.

Terkait dengan hal itu, Budiman mengatakan sekarang saatnya muncul Gusdur-Gusdur baru yang membuka wawasan finansial dan digital bagi warga Nahdliyin agar keluar dari jeratan kemiskinan.

Baca juga: BP Taskin: Program MBG salah satu upaya entaskan kemiskinan


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024