Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menggalakkan gerakan menyingkirkan sisa sampah enceng gondok yang tumbuh subur di aliran Sungai Lodji sebagai upaya mencegah tersendatnya aliran air saat hujan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Pekalongan Sri Budi Santosa, di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa gerakan pembersihan sisa sampah enceng gondok tersebut melibatkan pemangku kepentingan seperti Dinas Pekerjaan Umum, perangkat kecamatan, dan masyarakat.
"Proses ini dilakukan dengan kombinasi manual harian dan bantuan alat berat sebanyak dua unit yang digunakan setiap Selasa dan Kamis," katanya.
Menurut dia, gerakan menyingkirkan tanaman enceng gondok tersebut dimulai sejak Oktober 2024 hingga akhir November 2024 karena saat ini di daerah setempat sudah mulai turun hujan.
"Gerakan ini rutin dilakukan untuk menjaga kelancaran aliran sungai dan mengurangi potensi banjir yang disebabkan oleh penyumbatan tanaman liar tersebut," katanya.
Ia yang didampingi Pejabat Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Hadi Riskiyanto mengatakan tanaman enceng gondok yang menutup aliran sungai ini terlihat menumpuk mulai dari bagian utara bendung gerak hingga selatan di wilayah Kuripan.
"Tumpukan sepanjang sekitar 8,6 kilometer. Saat ini kondisi sungai itu sudah mulai terlihat bersih dari tumpukan enceng gondok," ujarnya.
Menurut dia, tumpukan tanaman enceng gondok yang berada di aliran sungai itu kini sudah ada yang mengering sehingga bisa menyebabkan terjadinya pendangkalan.
"Kalau potensi tumbuh lagi di area yang sudah bersih memang masih ada sehingga kami mengantisipasi dengan menggunakan jaring apung agar enceng gondok yang tumbuh baru bisa terperangkap di jaring dan terangkut," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Pekalongan Sri Budi Santosa, di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa gerakan pembersihan sisa sampah enceng gondok tersebut melibatkan pemangku kepentingan seperti Dinas Pekerjaan Umum, perangkat kecamatan, dan masyarakat.
"Proses ini dilakukan dengan kombinasi manual harian dan bantuan alat berat sebanyak dua unit yang digunakan setiap Selasa dan Kamis," katanya.
Menurut dia, gerakan menyingkirkan tanaman enceng gondok tersebut dimulai sejak Oktober 2024 hingga akhir November 2024 karena saat ini di daerah setempat sudah mulai turun hujan.
"Gerakan ini rutin dilakukan untuk menjaga kelancaran aliran sungai dan mengurangi potensi banjir yang disebabkan oleh penyumbatan tanaman liar tersebut," katanya.
Ia yang didampingi Pejabat Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Hadi Riskiyanto mengatakan tanaman enceng gondok yang menutup aliran sungai ini terlihat menumpuk mulai dari bagian utara bendung gerak hingga selatan di wilayah Kuripan.
"Tumpukan sepanjang sekitar 8,6 kilometer. Saat ini kondisi sungai itu sudah mulai terlihat bersih dari tumpukan enceng gondok," ujarnya.
Menurut dia, tumpukan tanaman enceng gondok yang berada di aliran sungai itu kini sudah ada yang mengering sehingga bisa menyebabkan terjadinya pendangkalan.
"Kalau potensi tumbuh lagi di area yang sudah bersih memang masih ada sehingga kami mengantisipasi dengan menggunakan jaring apung agar enceng gondok yang tumbuh baru bisa terperangkap di jaring dan terangkut," katanya.