Semarang (ANTARA) - Kawasan Industri Kendal (KIK) telah menyerap 17.353 tenaga kerja di sepanjang 2024, mencapai 115 persen dari target yang ditetapkan pemerintah.
"Pemerintah pada tahun ini mentargetkan penyerapan 15.100 tenaga kerja. Hingga kuartal III sudah terealisasi 115 persen," kata Direktur Pemasaran Kawasan Industri Kendal, Juliani Kusumaningrum, dalam siaran pers di Semarang, Selasa.
Menurut dia, terdapat 18 pelaku usaha baru yang mulai menjalankan bisnisnya di kawasan ekonomi khusus tersebut pada tahun ini.
Adapun realisasi investasi yang masuk selama 2024 tersebut, lanjut dia, mencapai Rp40,2 triliun, lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp17,7 triliun.
Hingga saat ini, kata dia, terdapat 116 pelaku usaha dari berbagai negara yang telah membuka pabrik di kawasan ekonomi khusus tersebut.
Total nilai investasi kawasan ekonomi yang resmi beroperasi sejak lima tahun lalu itu, menurut dia, mencapai Rp141,7 triliun.
"Secara keseluruhan telah terserap sebanyak 62.702 tenaga kerja," tambahnya.
Ia menjelaskan, Kawasan Industri Kendal menjadi salah satu penyumbang perekonomian Jawa Tengah pada umumnya dan Kabupaten Kendal pada khususnya.
Salah satu pendorong pertumbuhan kawasan industri ini, kata dia, yakni ketersediaan fasilitas fiskal yang dapat dinikmati oleh pelaku usahanya.
"Fasilitas fiskal seperti pengurangan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, hingga pembebasan bea masuk dan pajak impor," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kemudahan perizinan menjadi daya tarik perusahaan dari dalam dan luar negeri dalam berinvestasi di kawasan industri ini.
Baca juga: Mendag: Permendag 8 lindungi industri tekstil
"Pemerintah pada tahun ini mentargetkan penyerapan 15.100 tenaga kerja. Hingga kuartal III sudah terealisasi 115 persen," kata Direktur Pemasaran Kawasan Industri Kendal, Juliani Kusumaningrum, dalam siaran pers di Semarang, Selasa.
Menurut dia, terdapat 18 pelaku usaha baru yang mulai menjalankan bisnisnya di kawasan ekonomi khusus tersebut pada tahun ini.
Adapun realisasi investasi yang masuk selama 2024 tersebut, lanjut dia, mencapai Rp40,2 triliun, lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp17,7 triliun.
Hingga saat ini, kata dia, terdapat 116 pelaku usaha dari berbagai negara yang telah membuka pabrik di kawasan ekonomi khusus tersebut.
Total nilai investasi kawasan ekonomi yang resmi beroperasi sejak lima tahun lalu itu, menurut dia, mencapai Rp141,7 triliun.
"Secara keseluruhan telah terserap sebanyak 62.702 tenaga kerja," tambahnya.
Ia menjelaskan, Kawasan Industri Kendal menjadi salah satu penyumbang perekonomian Jawa Tengah pada umumnya dan Kabupaten Kendal pada khususnya.
Salah satu pendorong pertumbuhan kawasan industri ini, kata dia, yakni ketersediaan fasilitas fiskal yang dapat dinikmati oleh pelaku usahanya.
"Fasilitas fiskal seperti pengurangan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, hingga pembebasan bea masuk dan pajak impor," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kemudahan perizinan menjadi daya tarik perusahaan dari dalam dan luar negeri dalam berinvestasi di kawasan industri ini.
Baca juga: Mendag: Permendag 8 lindungi industri tekstil