Semarang (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang, Jawa Tengah, mulai merangkai kotak suara untuk penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 dengan mengerahkan 50 pekerja.
Anggota KPU Kota Semarang M.A. Agung Nugroho di Semarang, Kamis, menjelaskan bahwa perhitungan honor untuk perakitan setiap kotak suara adalah Rp2.000,00.
"Tinggal kalikan kemampuan mereka bisa menyelesaikan berapa kotak per orang. Nanti per kelompok itu akan menghitung dan diawasi oleh dari pihak KPU yang akan mencatat kemampuan dan honor mereka," katanya.
Menurut dia, pada pekerja tersebut hanya melakukan perakitan kotak suara dan setelah selesai akan dikemas dengan setiap kotaknya diisi perlengkapan logistik lainnya.
"Seperti Pemilu 2024. Jadi, nanti kami akan packing dahulu ya, setiap kotak akan diisi logistik lain perlengkapan di TPS (tempat pemungutan suara), seperti tinta surat suara dan berbagai macam nanti disegel," katanya.
Untuk pengiriman kotak suara, kata dia, dijadwalkan pada H-3 atau 3 hari menjelang pelaksanaan Pilkada Kota Semarang 2024.
"H-3 itu paling lambat dari sini, dari gudang ke kecamatan. Nanti dibawa ke PPK (panitia pemilihan kecamatan) atau kecamatannya masing-masing H-1," katanya.
Diakui Koordinator Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Kota Semarang itu bahwa pengamanan untuk kegiatan perakitan kotak suara yang dimulai pukul 08.00 WIB itu memang tidak seketat pelipatan surat suara.
"Karena ini tahap satu, ya, ibaratnya logistik yang enggak bernyawa istilah kami. Kalau surat suara itu bernyawa, itu penting nanti penjagaannya lebih ketat, petugas logistik pergudangan itu akan diperiksa enggak boleh bawa benda tajam dan sebagainya," kata dia.
Sementara itu, Arif Budianto, salah satu pekerja perakit kotak suara, mengaku ikut kegiatan merangkai kotak suara pilkada karena terdorong kebutuhan hidup sehari-hari.
Kebetulan, warga Rejosari, Semarang Timur, itu telah keluar dari pekerjaannya di perusahaan ekspedisi dan saat ini memilih berwirausaha.
"Kebetulan lagi off, enggak kerja. Ya, sambil ngisi kekosongan sekalian dapat cuan," kata pria yang juga ikut merakit kotak suara pada Pemilihan Umum 2024.
Para perakit kotak suara itu terbagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan lima orang per kelompok. Sejauh ini, kata dia, perakitan kotak suara berjalan lancar.
"Alhamdulillah belum ada kendala. Ini karena sebelumnya sudah pernah ngerakit pada pilpres kemarin. Untuk hitungannya, per karton Rp2.000,00," katanya.
Sebelumnya, KPU Kota Semarang telah menerima kebutuhan logistik pilkada berupa kota suara dalam dua tahap, yakni tahap pertama sebanyak 2.500 kotak dan tahap kedua 2.248 kotak. Kotak suara yang datang masih berupa lembaran sehingga perlu dirakit.
Untuk logistik berupa kotak suara, sudah lengkap sebanyak 4.748 kotak suara. Di samping itu, beberapa logistik juga sudah lengkap, antara lain, bilik suara 9.432 buah, kabel ties 28.296 buah, dan tinta 4.716 botol.
Baca juga: Bawaslu Kota Semarang awasi 190 kampanye pilkada
Anggota KPU Kota Semarang M.A. Agung Nugroho di Semarang, Kamis, menjelaskan bahwa perhitungan honor untuk perakitan setiap kotak suara adalah Rp2.000,00.
"Tinggal kalikan kemampuan mereka bisa menyelesaikan berapa kotak per orang. Nanti per kelompok itu akan menghitung dan diawasi oleh dari pihak KPU yang akan mencatat kemampuan dan honor mereka," katanya.
Menurut dia, pada pekerja tersebut hanya melakukan perakitan kotak suara dan setelah selesai akan dikemas dengan setiap kotaknya diisi perlengkapan logistik lainnya.
"Seperti Pemilu 2024. Jadi, nanti kami akan packing dahulu ya, setiap kotak akan diisi logistik lain perlengkapan di TPS (tempat pemungutan suara), seperti tinta surat suara dan berbagai macam nanti disegel," katanya.
Untuk pengiriman kotak suara, kata dia, dijadwalkan pada H-3 atau 3 hari menjelang pelaksanaan Pilkada Kota Semarang 2024.
"H-3 itu paling lambat dari sini, dari gudang ke kecamatan. Nanti dibawa ke PPK (panitia pemilihan kecamatan) atau kecamatannya masing-masing H-1," katanya.
Diakui Koordinator Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Kota Semarang itu bahwa pengamanan untuk kegiatan perakitan kotak suara yang dimulai pukul 08.00 WIB itu memang tidak seketat pelipatan surat suara.
"Karena ini tahap satu, ya, ibaratnya logistik yang enggak bernyawa istilah kami. Kalau surat suara itu bernyawa, itu penting nanti penjagaannya lebih ketat, petugas logistik pergudangan itu akan diperiksa enggak boleh bawa benda tajam dan sebagainya," kata dia.
Sementara itu, Arif Budianto, salah satu pekerja perakit kotak suara, mengaku ikut kegiatan merangkai kotak suara pilkada karena terdorong kebutuhan hidup sehari-hari.
Kebetulan, warga Rejosari, Semarang Timur, itu telah keluar dari pekerjaannya di perusahaan ekspedisi dan saat ini memilih berwirausaha.
"Kebetulan lagi off, enggak kerja. Ya, sambil ngisi kekosongan sekalian dapat cuan," kata pria yang juga ikut merakit kotak suara pada Pemilihan Umum 2024.
Para perakit kotak suara itu terbagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan lima orang per kelompok. Sejauh ini, kata dia, perakitan kotak suara berjalan lancar.
"Alhamdulillah belum ada kendala. Ini karena sebelumnya sudah pernah ngerakit pada pilpres kemarin. Untuk hitungannya, per karton Rp2.000,00," katanya.
Sebelumnya, KPU Kota Semarang telah menerima kebutuhan logistik pilkada berupa kota suara dalam dua tahap, yakni tahap pertama sebanyak 2.500 kotak dan tahap kedua 2.248 kotak. Kotak suara yang datang masih berupa lembaran sehingga perlu dirakit.
Untuk logistik berupa kotak suara, sudah lengkap sebanyak 4.748 kotak suara. Di samping itu, beberapa logistik juga sudah lengkap, antara lain, bilik suara 9.432 buah, kabel ties 28.296 buah, dan tinta 4.716 botol.
Baca juga: Bawaslu Kota Semarang awasi 190 kampanye pilkada