Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menerima kunjungan delegasi dari Hong Kong Productivity Council (HKPC) dan Federation of Hong Kong Industries (FHKI) membahas potensi kerja sama bisnis.
Sebanyak 25 orang delegasi pengurus asosiasi industri kamar dagang dari Hong Kong itu diterima oleh Sekretaris Daerah Jateng Sumarno, di di Kantor Setda Provinsi Jateng, Semarang, Rabu.
Sekretaris Daerah Jateng Sumarno menyambut baik kunjungan dari para pengusaha dan delegasi kamar dagang dari Hong Kong itu.
Menurut dia, Hong Kong menduduki posisi sebagai penanam modal asing keempat terbesar di Jateng dengan total nilai investasi mencapai Rp14,9 triliun hingga semester pertama 2024.
"Pemprov Jateng juga sangat berkomitmen untuk memfasilitasi semua investor agar bisa masuk di Jateng," katanya pula.
Ia mengatakan bahwa Jateng mempunyai iklim investasi yang bagus, serta sumber daya manusia yang memadai.
Keunggulan investasi di provinsi tersebut, di antaranya posisi secara geografis Jateng berada di tengah Pulau Jawa, kondusivitas wilayah terjaga dengan baik, pengembangan beberapa pelabuhan di kawasan industri, dan upah pekerja sangat kompetitif dibanding provinsi sekitarnya.
Dia pun mengapresiasi pengusaha Hong Kong yang telah berinvestasi di Jateng, yang didominasi pada industri tekstil, garmen, dan industri berbahan dasar kulit, seperti tas dan sebagainya.
Sumarno menambahkan bahwa Jateng juga masih membutuhkan adanya industri padat karya untuk membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
Wakil Ketua FHKI Jackie Ng menjelaskan bahwa tujuan kunjungan Delegasi Hong Kong ke Pemprov Jateng untuk mempelajari berbagai kemungkinan kerja sama di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jateng.
"Saya senang mendengarkan perkembangan yang ada di Jateng. Selain itu, Jawa Tengah mempunyai kekuatan yang bagus dan bisa kita kolaborasikan bersama," katanya.
Menurut dia, ada banyak hal yang menjadi pembahasan, di antaranya tentang penguatan kerja sama yang telah terjalin dan potensi investasi lainnya.
Selain itu, pihaknya juga ingin menghubungkan anggota FHKI yang sudah berinvestasi di Indonesia dengan pemerintah daerah setempat dan organisasi lokal sehingga semakin memperkuat hubungan kerja sama dan perkembangan usaha.
"Kami yakin bahwa perusahaan kami akan berinvestasi di Indonesia dengan membawa teknologi terbaru, seperti di perusahaan tekstil," katanya pula.
Sebanyak 25 orang delegasi pengurus asosiasi industri kamar dagang dari Hong Kong itu diterima oleh Sekretaris Daerah Jateng Sumarno, di di Kantor Setda Provinsi Jateng, Semarang, Rabu.
Sekretaris Daerah Jateng Sumarno menyambut baik kunjungan dari para pengusaha dan delegasi kamar dagang dari Hong Kong itu.
Menurut dia, Hong Kong menduduki posisi sebagai penanam modal asing keempat terbesar di Jateng dengan total nilai investasi mencapai Rp14,9 triliun hingga semester pertama 2024.
"Pemprov Jateng juga sangat berkomitmen untuk memfasilitasi semua investor agar bisa masuk di Jateng," katanya pula.
Ia mengatakan bahwa Jateng mempunyai iklim investasi yang bagus, serta sumber daya manusia yang memadai.
Keunggulan investasi di provinsi tersebut, di antaranya posisi secara geografis Jateng berada di tengah Pulau Jawa, kondusivitas wilayah terjaga dengan baik, pengembangan beberapa pelabuhan di kawasan industri, dan upah pekerja sangat kompetitif dibanding provinsi sekitarnya.
Dia pun mengapresiasi pengusaha Hong Kong yang telah berinvestasi di Jateng, yang didominasi pada industri tekstil, garmen, dan industri berbahan dasar kulit, seperti tas dan sebagainya.
Sumarno menambahkan bahwa Jateng juga masih membutuhkan adanya industri padat karya untuk membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
Wakil Ketua FHKI Jackie Ng menjelaskan bahwa tujuan kunjungan Delegasi Hong Kong ke Pemprov Jateng untuk mempelajari berbagai kemungkinan kerja sama di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jateng.
"Saya senang mendengarkan perkembangan yang ada di Jateng. Selain itu, Jawa Tengah mempunyai kekuatan yang bagus dan bisa kita kolaborasikan bersama," katanya.
Menurut dia, ada banyak hal yang menjadi pembahasan, di antaranya tentang penguatan kerja sama yang telah terjalin dan potensi investasi lainnya.
Selain itu, pihaknya juga ingin menghubungkan anggota FHKI yang sudah berinvestasi di Indonesia dengan pemerintah daerah setempat dan organisasi lokal sehingga semakin memperkuat hubungan kerja sama dan perkembangan usaha.
"Kami yakin bahwa perusahaan kami akan berinvestasi di Indonesia dengan membawa teknologi terbaru, seperti di perusahaan tekstil," katanya pula.