Solo (ANTARA) - Artis lokal hingga nasional dijadwalkan memeriahkan gelaran musik bertajuk Fomo Fest yang akan diselenggarakan di De'Tjolomadoe Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, 12 Oktober.
Salah satu artis Angga Faresta di Solo, Jawa Tengah, Kamis merasa senang bisa terlibat dalam proyek musik tersebut.
"Apalagi di sini banyak artis dari berbagai genre akan ikut menghibur. Bisa manggung dengan beberapa artis nasional jadi kebanggaan bagi saya," kata penyanyi asal Klaten ini.
Selain itu, ada juga penampilan dari JKT 48 yang akan membawakan tujuh lagu. Promotor musik Kardana mengatakan panggung musik sengaja dibuat dengan ukuran besar agar koreografi para pengisi acara lebih leluasa.
Ia mengatakan digelarnya pertunjukan musik tersebut di kawasan Solo Raya karena melihat antusiasme besar dari penikmat musik di daerah tersebut.
"Tahun lalu saya sempat bikin beberapa event di Solo, salah satunya konser. Tahun ini saya ingin balik lagi ke Solo, kemudian tercetuslah Fomo Fest ini," katanya.
Ia mengatakan disebut sebagai Fomo Fest karena kelompok masyarakat yang seringkali dianggap fomo atau tidak ingin ketinggalan pada berbagai sesuatu merupakan potensi pasar besar.
"Saya lihat anak-anak fomo ini daya belinya tinggi, rata-rata di usia 15-35 tahun. Salah satunya mereka nggak mau ketinggalan nonton konser," katanya.
Ia mengatakan hal itu dilakukan demi menjaga eksistensi diri. Oleh karena itu, ia berharap konser ini bisa mendatangkan hingga lebih dari 7.000 penonton.
"Mereka mau nonton tapi nggak tahu nonton apa. Yang penting mereka eksis. Makanya kami memberanikan diri menyelenggarakan Fomo Fest di De'Tjolomadoe," katanya.
Salah satu artis Angga Faresta di Solo, Jawa Tengah, Kamis merasa senang bisa terlibat dalam proyek musik tersebut.
"Apalagi di sini banyak artis dari berbagai genre akan ikut menghibur. Bisa manggung dengan beberapa artis nasional jadi kebanggaan bagi saya," kata penyanyi asal Klaten ini.
Selain itu, ada juga penampilan dari JKT 48 yang akan membawakan tujuh lagu. Promotor musik Kardana mengatakan panggung musik sengaja dibuat dengan ukuran besar agar koreografi para pengisi acara lebih leluasa.
Ia mengatakan digelarnya pertunjukan musik tersebut di kawasan Solo Raya karena melihat antusiasme besar dari penikmat musik di daerah tersebut.
"Tahun lalu saya sempat bikin beberapa event di Solo, salah satunya konser. Tahun ini saya ingin balik lagi ke Solo, kemudian tercetuslah Fomo Fest ini," katanya.
Ia mengatakan disebut sebagai Fomo Fest karena kelompok masyarakat yang seringkali dianggap fomo atau tidak ingin ketinggalan pada berbagai sesuatu merupakan potensi pasar besar.
"Saya lihat anak-anak fomo ini daya belinya tinggi, rata-rata di usia 15-35 tahun. Salah satunya mereka nggak mau ketinggalan nonton konser," katanya.
Ia mengatakan hal itu dilakukan demi menjaga eksistensi diri. Oleh karena itu, ia berharap konser ini bisa mendatangkan hingga lebih dari 7.000 penonton.
"Mereka mau nonton tapi nggak tahu nonton apa. Yang penting mereka eksis. Makanya kami memberanikan diri menyelenggarakan Fomo Fest di De'Tjolomadoe," katanya.