Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyediakan 76 pompa air sebagai upaya mencegah dampak kekeringan pada lahan pertanian yang diprediksi terjadi 2025.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Sutadi Ronodipuro, di Batang, Selasa, mengatakan bahwa potensi musim panas yang kering perlu langkah strategis untuk digencarkan terutama sektor pertanian.
"Meski pada tahun ini masih terjadi hujan yang sesekali mengguyur tetapi di wilayah tertentu seperti Desa Sawangan di Kecamatan Gringsing mengalami kekeringan," katanya.
Menurut dia, permasalahan ini terutama disebabkan oleh irigasi yang tidak lancar yang mengakibatkan pasokan air terhambat mengalir ke lahan pertanian.
"Oleh karena itu, sebagai respon cepat, kami mendistribusikan 76 unit pompa air bantuan dari Pemerintah pusat di titik-titik strategis," katanya.
Ia mengatakan sebanyak 76 pompa air tersebut terdiri atas 36 unit pompa berkapasitas besar yang mampu mengairi lahan pertanian hingga 10 hektare sedang 46 pompa kecil bisa mengairi hingga dua hektare.
Langkah ini, kata dia, dapat mengurangi dampak kekeringan di lahan pertanian para petani.
"Selain menyediakan puluhan pompa air, kami juga memberikan benih jagung, pupuk, dan pestisida yang tidak memerlukan banyak air pada petani di Desa Sawangan," katanya.
Sutadi mengatakan untuk mengamankan volume air yang berkurang akibat faktor cuaca dan iklim dapat menjaga produksi pertanian meski kondisi cuaca tidak bersahabat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kata dia, telah memberikan peringatan mengenai potensi kekeringan meski dampaknya tidak akan terlalu masif.
"Ada spot tertentu yang memang kekurangan air tetapi kami memandang perlu melakukan pendampingan pada masyarakat," katanya.
Ia menyarankan para petani agar fokus memilih komoditas yang tepat saat memasuki kemarau seperti menanam bibit kentang dan bawang merah.
"Selain padi dan jagung, sektor hortikultura seperti kentang dan bawang merah juga dipromosikan sebagai alternatif yang lebih tahan terhadap kekeringan," katanya.*
Baca juga: Daerah terdampak kekeringan di Kabupaten Pati mulai berkurang
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Sutadi Ronodipuro, di Batang, Selasa, mengatakan bahwa potensi musim panas yang kering perlu langkah strategis untuk digencarkan terutama sektor pertanian.
"Meski pada tahun ini masih terjadi hujan yang sesekali mengguyur tetapi di wilayah tertentu seperti Desa Sawangan di Kecamatan Gringsing mengalami kekeringan," katanya.
Menurut dia, permasalahan ini terutama disebabkan oleh irigasi yang tidak lancar yang mengakibatkan pasokan air terhambat mengalir ke lahan pertanian.
"Oleh karena itu, sebagai respon cepat, kami mendistribusikan 76 unit pompa air bantuan dari Pemerintah pusat di titik-titik strategis," katanya.
Ia mengatakan sebanyak 76 pompa air tersebut terdiri atas 36 unit pompa berkapasitas besar yang mampu mengairi lahan pertanian hingga 10 hektare sedang 46 pompa kecil bisa mengairi hingga dua hektare.
Langkah ini, kata dia, dapat mengurangi dampak kekeringan di lahan pertanian para petani.
"Selain menyediakan puluhan pompa air, kami juga memberikan benih jagung, pupuk, dan pestisida yang tidak memerlukan banyak air pada petani di Desa Sawangan," katanya.
Sutadi mengatakan untuk mengamankan volume air yang berkurang akibat faktor cuaca dan iklim dapat menjaga produksi pertanian meski kondisi cuaca tidak bersahabat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kata dia, telah memberikan peringatan mengenai potensi kekeringan meski dampaknya tidak akan terlalu masif.
"Ada spot tertentu yang memang kekurangan air tetapi kami memandang perlu melakukan pendampingan pada masyarakat," katanya.
Ia menyarankan para petani agar fokus memilih komoditas yang tepat saat memasuki kemarau seperti menanam bibit kentang dan bawang merah.
"Selain padi dan jagung, sektor hortikultura seperti kentang dan bawang merah juga dipromosikan sebagai alternatif yang lebih tahan terhadap kekeringan," katanya.*
Baca juga: Daerah terdampak kekeringan di Kabupaten Pati mulai berkurang