Semarang (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) sukses melakukan revitalisasi 1.206 Kantor Urusan Agama (KUA) yang merupakan program prioritas dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang telah digulirkan sejak 2021.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin saat ditemui di sela acara International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) dan Malam Penganugerahan Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa) 2024, di Surakarta, Selasa (1/10/2024).
Kamaruddin Amin menyebutkan terdapat tiga unsur utama yang menjadi perhatian khusus dalam revitalisasi KUA antara lain, sarana dan prasarana (infrastruktur), sumber daya manusia (SDM), dan diversifikasi layanan yang berbasis digital.
"Terkait infrastruktur, kualitas bangunan gedung balai nikah dan manasik haji menjadi fokus utama. Gedung KUA dibangun megah dengan front office yang terstandar, ramah difabel, dan kelompok rentan," sebut Kamaruddin.
Sedangkan sisi peningkatan SDM, KUA di bawah naungan Kemenag menggelar Bimtek Fasilitator Bimbingan Perkawinan (Bimwin) yang hingga kini mencetak lebih dari 3.700 fasilitator.
"Tahun ini kita wajibkan bagi seluruh calon pengantin untuk mengikuti Binwin dengan tujuan mencegah adanya kerentanan keluarga. KUA akan menyediakan konsultasi kepada keluarga baru dalam mencegah stunting, pernikahan dini untuk menekan perceraian," kata Kamaruddin.
Tidak hanya itu, kata dia, Bimtek juga diberikan kepada petugas layanan dan front office kepada 1.206 petugas KUA. Penyuluh dan penghulu juga mendapatkan pelatihan kompetensi sebagai first responder atas potensi konflik sosial berdimensi agama. Kemenag juga memberikan Bimtek Natural Peer Educator bagi kepala KUA.
Fokus selanjutnya ialah transformasi digital bagi layanan KUA. Melalui platform Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH), pencatatan nikah sudah digital dan tak perlu lagi manual. SIMKAH berstandar ISO 27001:2013, yang menyediakan data real-time untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi layanan.
Selain itu KUA juga menjadi sentra pengembangan ekonomi umat. Tahun 2024, Kemenag berkolaborasi dengan BAZNAS dan LAZ di 189 titik KUA dengan jumlah penerima manfaat 1.890 orang (10 orang di masing-masing titik KUA). Sebanyak 39 lembaga zakat berkolaborasi di dalam program ini. Selain memberi bantuan modal usaha kepada keluarga muda dan duafa yang memiliki potensi ekonomi, penerima manfaat juga mendapatkan pendampingan dan pelatihan kewirausahaan.
“Serta berbagai tugas lainnya terkait keluarga, masjid, hisab rukyat, agama Islam, zakat, dan wakaf. Peran ini diharapkan dapat memperkuat fungsi KUA dalam memberi pelayanan keagamaan yang menyeluruh kepada masyarakat,” tutup Kamaruddin.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin saat ditemui di sela acara International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) dan Malam Penganugerahan Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa) 2024, di Surakarta, Selasa (1/10/2024).
Kamaruddin Amin menyebutkan terdapat tiga unsur utama yang menjadi perhatian khusus dalam revitalisasi KUA antara lain, sarana dan prasarana (infrastruktur), sumber daya manusia (SDM), dan diversifikasi layanan yang berbasis digital.
"Terkait infrastruktur, kualitas bangunan gedung balai nikah dan manasik haji menjadi fokus utama. Gedung KUA dibangun megah dengan front office yang terstandar, ramah difabel, dan kelompok rentan," sebut Kamaruddin.
Sedangkan sisi peningkatan SDM, KUA di bawah naungan Kemenag menggelar Bimtek Fasilitator Bimbingan Perkawinan (Bimwin) yang hingga kini mencetak lebih dari 3.700 fasilitator.
"Tahun ini kita wajibkan bagi seluruh calon pengantin untuk mengikuti Binwin dengan tujuan mencegah adanya kerentanan keluarga. KUA akan menyediakan konsultasi kepada keluarga baru dalam mencegah stunting, pernikahan dini untuk menekan perceraian," kata Kamaruddin.
Tidak hanya itu, kata dia, Bimtek juga diberikan kepada petugas layanan dan front office kepada 1.206 petugas KUA. Penyuluh dan penghulu juga mendapatkan pelatihan kompetensi sebagai first responder atas potensi konflik sosial berdimensi agama. Kemenag juga memberikan Bimtek Natural Peer Educator bagi kepala KUA.
Fokus selanjutnya ialah transformasi digital bagi layanan KUA. Melalui platform Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH), pencatatan nikah sudah digital dan tak perlu lagi manual. SIMKAH berstandar ISO 27001:2013, yang menyediakan data real-time untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi layanan.
Selain itu KUA juga menjadi sentra pengembangan ekonomi umat. Tahun 2024, Kemenag berkolaborasi dengan BAZNAS dan LAZ di 189 titik KUA dengan jumlah penerima manfaat 1.890 orang (10 orang di masing-masing titik KUA). Sebanyak 39 lembaga zakat berkolaborasi di dalam program ini. Selain memberi bantuan modal usaha kepada keluarga muda dan duafa yang memiliki potensi ekonomi, penerima manfaat juga mendapatkan pendampingan dan pelatihan kewirausahaan.
“Serta berbagai tugas lainnya terkait keluarga, masjid, hisab rukyat, agama Islam, zakat, dan wakaf. Peran ini diharapkan dapat memperkuat fungsi KUA dalam memberi pelayanan keagamaan yang menyeluruh kepada masyarakat,” tutup Kamaruddin.