Semarang (ANTARA) - Bank Jateng kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah melalui Program Keberlanjutan Penuntasan Kemiskinan (PKPK) dan Corporate Social Responsibility (CSR).

Pada Jumat (13/9/2024) Bank Jateng secara simbolis menyerahkan bantuan sebesar Rp2,62 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi daerah.

"Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat berpartisipasi dalam program penyerahan bantuan ini. Kami berharap bantuan ini dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Sukoharjo, khususnya dalam penanganan kemiskinan ekstrem, stunting, dan rumah tidak layak huni," kata Plt. Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro pada sambutannya. 

Bantuan sebesar Rp2,622 miliar ini terdiri dari beberapa program prioritas, termasuk pembangunan infrastruktur air bersih, peningkatan kualitas rumah tidak layak huni (RTLH), serta bantuan irigasi perpompaan bagi para petani setempat.

Selain itu, dana sosial sebesar Rp750 juta dialokasikan untuk peningkatan kualitas 50 unit rumah di Kabupaten Sukoharjo, dengan harapan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat yang membutuhkan.

Penyerahan bantuan ini merupakan bagian dari langkah konkret Bank Jateng dalam mendukung pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Sukoharjo, dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem.

Irianto juga mengungkapkan Bank Jateng akan terus mendukung berbagai program sosial pemerintah daerah.

"Kami berkomitmen untuk melanjutkan upaya-upaya ini di masa mendatang, bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menciptakan dampak yang lebih luas bagi masyarakat Jawa Tengah," katanya.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani menegaskan bantuan tersebut selaras dengan visi pembangunan Kabupaten Sukoharjo untuk menciptakan masyarakat yang lebih makmur.

"Visi pembangunan Sukoharjo 2021-2026 adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat. Salah satu indikator kemakmuran adalah angka kemiskinan yang terus menurun. Berdasarkan data BPS 2023, angka kemiskinan di Sukoharjo mencapai 7,58 persen dan kemiskinan ekstrem turun hingga 0,42 persen pada tahun 2024. Bantuan dari Bank Jateng ini sangat membantu dalam mempercepat penuntasan kemiskinan di daerah kami," kata Bupati Etik Suryani.

Bupati Sukoharjo juga menyampaikan apresiasinya terhadap Bank Jateng atas kontribusi signifikan ini tersebut dan menurutnya bantuan itu tidak hanya meringankan beban pemerintah daerah, tetapi juga mendorong percepatan pencapaian target penghapusan kemiskinan ekstrem yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022.

"Kami percaya bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan sektor perbankan akan memudahkan kita dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan, baik dari sisi sosial maupun ekonomi," kata Bupati.

Adapun bantuan yang disalurkan mencakup berbagai aspek penting, seperti pembangunan sumur dalam air bersih, irigasi perpompaan untuk pertanian, serta bantuan rumah tidak layak huni (RTLH). Secara rinci, beberapa proyek yang didanai antara lain:

1. Pengadaan sumur dalam air bersih di Desa Kamal, Kecamatan Bulu, senilai Rp150 juta.
2. Pembangunan sumur dalam air bersih di Desa Ngreco, Kecamatan Weru, dengan nilai Rp414,43 juta.

3. Pembangunan irigasi perpompaan untuk Kelompok Tani di Desa Paluhombo, Kecamatan Bendosari, sebesar Rp240 juta.
4. Bantuan perbaikan 95 unit rumah tidak layak huni dengan alokasi total Rp1,425 miliar.

Penyerahan bantuan tersebut diharapkan menjadi awal dari langkah-langkah lebih besar untuk mewujudkan target penghapusan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sukoharjo.

Dengan bantuan dari Bank Jateng, Sukoharjo optimis dapat mempercepat penurunan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024