Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid mengungkapkan bahwa olahraga panjat tebing saat ini sudah semakin banyak diminati masyarakat.
"Saya suka di DM (direct message). Kalau mau memanjat di mana? Ini anak saya suka manjat-manjat di rumah. Bisa jadi atlet enggak? Tanya-tanya seperti itu," katanya, di Banda Aceh, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya di sela meninjau Arena Panjat Tebing, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, yang digunakan untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatra Utara 2024.
Yenny bersyukur klub-klub panjat tebing mulai bermunculan yang didirikan oleh para mantan atlet yang mendirikan di daerah masing-masing dan tentunya mereka harus didukung.
Artinya, kata dia, gairah untuk olahraga panjat tebing di kalangan masyarakat sudah banyak sehingga perlu difasilitasi dengan penyelenggaraan kejuaraan atau kompetisi.
"Di 'grassroot' sudah mulai banyak. Dari situ nanti mulai anak-anak kecil (berlatih, red.) dan dari FPTI setiap tahun menyelenggarakan kejuaraan kelompok umur. Namanya, 'youth championship', itu sampai 14 tahun," katanya.
Menurut dia, justru melalui cara seperti itulah regenerasi dan pembinaan olahraga berjalan dengan baik, khususnya di panjat tebing.
"Karena di situ kami temukan bakat-bakat baru, dari semacam itu diambil tingkat cabang, provinsi dan kalau sudah temukan baru kita ambil (nasional, red.)," katanya.
Karena itulah, kata dia, pembinaan di tingkat akar rumput menjadi sangat penting melalui turnamen yang diselenggarakan bisa diselenggarakan FPTI atau bekerja sama dengan swasta.
"Kemarin sempat ngobrol dengan Panglima TNI, beliau ingin mengadakan acara Panglima TNI Cup. Ini kan mulai ada gairah ya (panjat tebing, red.)," kata putri Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid tersebut.
Ia mengatakan stok atlet panjat tebing yang dimiliki FPTI saat ini sangat banyak, mulai pemain lapis pertama, kedua, ketiga, yang kualitasnya tidak bisa dianggap remeh.
"Saat ini, kalau dibilang stok (atlet, red.), stok kami banyak. Bukan hanya Veddriq Leonardo. Panjat tebing punya banyak stok di lapis dua dan tiga itu kuat sekali," katanya.
Bahkan, diakuinya, tidak jarang Indonesia dilarang mengirimkan atlet panjat tebing papan atas di berbagai kejuaraan tingkat dunia karena takut kalah bersaing.
"Kami diminta untuk ngirimin atlet papan dua aja. Kenapa? Kalau yang lapis satu langsung dibabat habis sama Indonesia. Tapi enggak apa-apa. Ini juga memberikan kesempatan kepada atlet lapis tengah," katanya.
Jadi, kata Yenny, ketika masa kejayaan atlet-atlet papan atas sudah selesai maka atlet lapis di bawahnya sudah siap menggantikan sebagai sebuah proses regenerasi yang baik.
Cabang olahraga panjat tebing pada PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan 16 nomor, dan empat di antaranya sudah final, yakni combined (boulder and lead) perorangan putra dan putri, serta speed relay putra dan putri.
Pertandingan cabang olahraga panjat tebing diikuti sebanyak 26 provinsi yang mengirimkan total 188 atlet, terdiri atas 103 atlet putra dan 85 atlet putri.
Baca juga: Atlet pasutri Jabar melaju final panjat tebing nomor combined mix
"Saya suka di DM (direct message). Kalau mau memanjat di mana? Ini anak saya suka manjat-manjat di rumah. Bisa jadi atlet enggak? Tanya-tanya seperti itu," katanya, di Banda Aceh, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya di sela meninjau Arena Panjat Tebing, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, yang digunakan untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatra Utara 2024.
Yenny bersyukur klub-klub panjat tebing mulai bermunculan yang didirikan oleh para mantan atlet yang mendirikan di daerah masing-masing dan tentunya mereka harus didukung.
Artinya, kata dia, gairah untuk olahraga panjat tebing di kalangan masyarakat sudah banyak sehingga perlu difasilitasi dengan penyelenggaraan kejuaraan atau kompetisi.
"Di 'grassroot' sudah mulai banyak. Dari situ nanti mulai anak-anak kecil (berlatih, red.) dan dari FPTI setiap tahun menyelenggarakan kejuaraan kelompok umur. Namanya, 'youth championship', itu sampai 14 tahun," katanya.
Menurut dia, justru melalui cara seperti itulah regenerasi dan pembinaan olahraga berjalan dengan baik, khususnya di panjat tebing.
"Karena di situ kami temukan bakat-bakat baru, dari semacam itu diambil tingkat cabang, provinsi dan kalau sudah temukan baru kita ambil (nasional, red.)," katanya.
Karena itulah, kata dia, pembinaan di tingkat akar rumput menjadi sangat penting melalui turnamen yang diselenggarakan bisa diselenggarakan FPTI atau bekerja sama dengan swasta.
"Kemarin sempat ngobrol dengan Panglima TNI, beliau ingin mengadakan acara Panglima TNI Cup. Ini kan mulai ada gairah ya (panjat tebing, red.)," kata putri Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid tersebut.
Ia mengatakan stok atlet panjat tebing yang dimiliki FPTI saat ini sangat banyak, mulai pemain lapis pertama, kedua, ketiga, yang kualitasnya tidak bisa dianggap remeh.
"Saat ini, kalau dibilang stok (atlet, red.), stok kami banyak. Bukan hanya Veddriq Leonardo. Panjat tebing punya banyak stok di lapis dua dan tiga itu kuat sekali," katanya.
Bahkan, diakuinya, tidak jarang Indonesia dilarang mengirimkan atlet panjat tebing papan atas di berbagai kejuaraan tingkat dunia karena takut kalah bersaing.
"Kami diminta untuk ngirimin atlet papan dua aja. Kenapa? Kalau yang lapis satu langsung dibabat habis sama Indonesia. Tapi enggak apa-apa. Ini juga memberikan kesempatan kepada atlet lapis tengah," katanya.
Jadi, kata Yenny, ketika masa kejayaan atlet-atlet papan atas sudah selesai maka atlet lapis di bawahnya sudah siap menggantikan sebagai sebuah proses regenerasi yang baik.
Cabang olahraga panjat tebing pada PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan 16 nomor, dan empat di antaranya sudah final, yakni combined (boulder and lead) perorangan putra dan putri, serta speed relay putra dan putri.
Pertandingan cabang olahraga panjat tebing diikuti sebanyak 26 provinsi yang mengirimkan total 188 atlet, terdiri atas 103 atlet putra dan 85 atlet putri.
Baca juga: Atlet pasutri Jabar melaju final panjat tebing nomor combined mix