Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto memfasilitasi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara untuk memperoleh sertifikasi halal.

"Kita ada program pengembangan ekonomi syariah yang kita selaraskan juga dengan program pengembangan UMKM. Jadi, UMKM-nya kita fasilitasi untuk sertifikasi halal, tahun ini ada 50 pelaku UMKM yang kita fasilitasi sertifikasi halal," kata Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny di sela kegiatan "Capacity Building Wartawan BI Purwokerto" yang digelar di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin.

Selain akan terus memfasilitasi sertifikasi halal, kata dia, pihaknya juga mendukung UMKM-UMKM tersebut tergabung dalam suatu ekosistem halal dari hulu ke hilir.

Di bagian hulu, lanjut dia, pihaknya akan memfasilitasi juru sembelih halal (juleha) dan rumah potong halal.

"Jadi, hulunya sudah halal, sampai akhirnya (hilir, red.) nanti juga halal, ada sertifikat halalnya," kata dia menjelaskan.

Dia mengatakan pihaknya menggandeng sentra halal dari tiga perguruan tinggi di Purwokerto dalam sertifikasi halal tersebut, yakni Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu), dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Baca juga: Pj Bupati Magelang imbau Bank Bapas 69 tingkatkan pelayanan ke UMKM

Menurut dia, pihaknya juga akan terus menggelar kegiatan edukasi ekonomi syariah seperti yang digelar beberapa waktu lalu berupa Semarak Ekonomi Syariah (Selaras) Banyumas Raya yang ditujukan menanamkan gaya hidup halal kepada masyarakat.

"Juga untuk mengedukasi masyarakat bahwa kita, Indonesia itu mempunyai visi-misi menjadi produsen halal dunia sebenarnya untuk 2040 sesuai dengan visi yang telah disampaikan oleh Bapak Wakil Presiden," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata masing-masing kabupaten di wilayah kerja KPw BI Purwokerto untuk mengembangkan wisata ramah muslim, antara lain di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, dan Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.

Dia mengakui destinasi wisata di wilayah tersebut tidak ditetapkan secara khusus sebagai pariwisata ramah muslim.

"Tapi wisata ramah muslim ini adalah pelengkap dari kepariwisataan yang ada sekarang, untuk meyakinkan masyarakat muslim ataupun tamu-tamu nonmuslim bahwa makanan di sini halal, aman, dan sehat," kata Christoveny.

Kegiatan "Capacity Building Wartawan BI Purwokerto" tersebut diisi dengan diskusi mengenai perkembangan perekonomian secara umum di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang disampaikan oleh KPw BI Purwokerto, diskusi mengenai penulisan berita ekonomi dan bisnis dengan narasumber Kepala Perwakilan Bisnis Indonesia Wilayah Balinusa Feri Kristianto, serta pelatihan "Publik Speaking untuk Wartawan" yang disampaikan oleh pakar komunikasi dan motivator Sri Sumahardani.

Baca juga: Boyolali siapkan program untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024