Pati (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mencatat tingkat kemiskinan di daerah itu pada 2024 mengalami penurunan 1,15 persen dibandingkan dengan pada 2023.
"Jumlah penduduk miskin pada tahun 2023 tercatat sebanyak 118.200 jiwa, sedangkan tahun ini turun menjadi 116.840 jiwa," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Pati Muhtar saat Rapat Progress Pelaksanaan Penanganan Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem di Ruang Joyokusumo Kabupaten Pati, Senin.
Penjabat Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko dalam arahan disampaikan melalui zoom menekankan pentingnya memberikan penghasilan kepada masyarakat miskin sebagai kunci utama mengatasi permasalahan kemiskinan.
"Prinsip penanganan kemiskinan memberikan mereka penghasilan, maka status miskinnya akan hilang," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menginstruksikan tentang optimalisasi pemanfaatan potensi dana tanggung jawab sosial perusahaan (coorporate social responsibility atau CSR) dari sejumlah perusahaan di Pati.
"Dana CSR akan segera dioptimalkan karena sektor lain seperti dana sosial, bantuan, dan hibah sudah dioptimalkan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Jumani mengatakan rapat koordinasi ini tentunya menjadi kesempatan penting untuk mengevaluasi program-program yang telah berjalan dan merumuskan langkah-langkah strategis selanjutnya dalam rangka mencapai target penurunan angka kemiskinan di daerah itu.
Menurut dia, penyebab kemiskinan di Pati telah teridentifikasi dengan jelas sehingga langkah berikutnya terkait dengan upaya penanganan dan intervensi.
"Jumlah penduduk miskin pada tahun 2023 tercatat sebanyak 118.200 jiwa, sedangkan tahun ini turun menjadi 116.840 jiwa," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Pati Muhtar saat Rapat Progress Pelaksanaan Penanganan Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem di Ruang Joyokusumo Kabupaten Pati, Senin.
Penjabat Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko dalam arahan disampaikan melalui zoom menekankan pentingnya memberikan penghasilan kepada masyarakat miskin sebagai kunci utama mengatasi permasalahan kemiskinan.
"Prinsip penanganan kemiskinan memberikan mereka penghasilan, maka status miskinnya akan hilang," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menginstruksikan tentang optimalisasi pemanfaatan potensi dana tanggung jawab sosial perusahaan (coorporate social responsibility atau CSR) dari sejumlah perusahaan di Pati.
"Dana CSR akan segera dioptimalkan karena sektor lain seperti dana sosial, bantuan, dan hibah sudah dioptimalkan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Jumani mengatakan rapat koordinasi ini tentunya menjadi kesempatan penting untuk mengevaluasi program-program yang telah berjalan dan merumuskan langkah-langkah strategis selanjutnya dalam rangka mencapai target penurunan angka kemiskinan di daerah itu.
Menurut dia, penyebab kemiskinan di Pati telah teridentifikasi dengan jelas sehingga langkah berikutnya terkait dengan upaya penanganan dan intervensi.