Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyebut inovasi Pusat Kesejahteraan Sosial Layanan Pengaduan Responsif Integratif (Layanan Prima) sebagai upaya mewujudkan kedekatan pemerintah daerah dengan masyarakat setempat.
"Melalui Layanan Prima ini diharapkan pelayanan langsung kepada masyarakat. Kalau perlu 'jemput bola'. Jadi akan kelihatan (kondisi) rumahnya bagaimana, sosial kemasyarakatannya, dan ekonominya bagaimana. Nanti akan didiskusikan," kata dia dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Rabu.
Kota Magelang berinovasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, salah satunya Layanan Prima bagi masyarakat. Program ini untuk memberikan respons yang cepat dan efektif terhadap berbagai keluhan dan aspirasi warga di tingkat rukun warga (RW).
Ia mengakui hingga saat ini masih ada warga yang merasa belum mendapat pelayanan, misalnya program jaring sosial, pendidikan, dan informasi pekerjaan.
Meski sudah diupayakan dengan mengubah pola atau mekanisme, kata dia, akan tetapi ternyata program tidak teraplikasi secara merata.
Selain itu, pihaknya mendorong masyarakat untuk membudayakan sedekah sebagai bagian upaya pengentasan kemiskinan.
Ketua Satgas Layanan Prima Kota Magelang Praditya Dedy Haryanto menjelaskan inovasi ini dilatarbelakangi masih ada kemiskinan dan pengangguran di daerah itu. Data Badan Pusat Statistis (BPS) pada semester I tahun 2024, angka kemiskinan Kota Magelang 5,94 persen dan pengangguran 5,25 persen.
Pemkot Magelang sudah melakukan upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran, di antaranya melalui rehabilitasi sosial, jaminan sosial, program pemberdayaan sosial, dan kewirausahaan.
"Tapi demikian masih ada warga yang mengeluhkan tentang program-program yang dilaksanakan. Keluhan itu di antaranya masih kurangnya akses informasi program dan akses penyampaian keluhan masyarakat terhadap program pemerintah," ujar Dedy yang juga Camat Magelang Tengah itu.
Ia menjelaskan Layanan Prima hadir sebagai layanan langsung dan dekat kepada masyarakat, khususnya aduan tentang program pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Layanan ini, ujarnya, sekaligus sebagai pos atau unit layanan informasi tentang program tersebut.
Layanan Prima dibuka di seluruh RW setiap Senin dan Kamis, pukul 09.00-12.00 WIB. Petugas akan menerima dan mencatat aduan warga, kemudian meng-input di aplikasi yang saat ini sedang dikembangkan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika (Diskominsta) Kota Magelang.
Petugas yang dilibatkan dalam layanan ini, para pendamping Program Rodanya Mas Bagia (70 orang), Atensi Dinas Sosial (192), petugas kelurahan dan kecamatan (40).
"Setelah aduan diterima, selanjutnya akan dibentuk forum desk (diskusi). Lalu desk akan memberikan solusi," kata Dedy.
"Melalui Layanan Prima ini diharapkan pelayanan langsung kepada masyarakat. Kalau perlu 'jemput bola'. Jadi akan kelihatan (kondisi) rumahnya bagaimana, sosial kemasyarakatannya, dan ekonominya bagaimana. Nanti akan didiskusikan," kata dia dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Rabu.
Kota Magelang berinovasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, salah satunya Layanan Prima bagi masyarakat. Program ini untuk memberikan respons yang cepat dan efektif terhadap berbagai keluhan dan aspirasi warga di tingkat rukun warga (RW).
Ia mengakui hingga saat ini masih ada warga yang merasa belum mendapat pelayanan, misalnya program jaring sosial, pendidikan, dan informasi pekerjaan.
Meski sudah diupayakan dengan mengubah pola atau mekanisme, kata dia, akan tetapi ternyata program tidak teraplikasi secara merata.
Selain itu, pihaknya mendorong masyarakat untuk membudayakan sedekah sebagai bagian upaya pengentasan kemiskinan.
Ketua Satgas Layanan Prima Kota Magelang Praditya Dedy Haryanto menjelaskan inovasi ini dilatarbelakangi masih ada kemiskinan dan pengangguran di daerah itu. Data Badan Pusat Statistis (BPS) pada semester I tahun 2024, angka kemiskinan Kota Magelang 5,94 persen dan pengangguran 5,25 persen.
Pemkot Magelang sudah melakukan upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran, di antaranya melalui rehabilitasi sosial, jaminan sosial, program pemberdayaan sosial, dan kewirausahaan.
"Tapi demikian masih ada warga yang mengeluhkan tentang program-program yang dilaksanakan. Keluhan itu di antaranya masih kurangnya akses informasi program dan akses penyampaian keluhan masyarakat terhadap program pemerintah," ujar Dedy yang juga Camat Magelang Tengah itu.
Ia menjelaskan Layanan Prima hadir sebagai layanan langsung dan dekat kepada masyarakat, khususnya aduan tentang program pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Layanan ini, ujarnya, sekaligus sebagai pos atau unit layanan informasi tentang program tersebut.
Layanan Prima dibuka di seluruh RW setiap Senin dan Kamis, pukul 09.00-12.00 WIB. Petugas akan menerima dan mencatat aduan warga, kemudian meng-input di aplikasi yang saat ini sedang dikembangkan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika (Diskominsta) Kota Magelang.
Petugas yang dilibatkan dalam layanan ini, para pendamping Program Rodanya Mas Bagia (70 orang), Atensi Dinas Sosial (192), petugas kelurahan dan kecamatan (40).
"Setelah aduan diterima, selanjutnya akan dibentuk forum desk (diskusi). Lalu desk akan memberikan solusi," kata Dedy.