Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang segera melakukan uji coba pemberian makan siang gratis dan bergizi bagi siswa di sekolah dengan percontohan di sekolah di wilayah Ngaliyan, Semarang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dokter Abdul Hakam, di Semarang, Senin, menjelaskan program tersebut bernama Stroberi yakni singkatan dari Strategi Pemberian Makan Siang Untuk Perbaikan Gizi dan Pencegahan Obesitas.
"Jadi, Stroberi ini sebetulnya kami menyiapkan ketika nanti di Oktober 2024 sudah mau dilaksanakan program (makan siang gratis) oleh presiden dan wakil presiden terpilih," katanya, usai dialog interaktif bertema "Menyehatkan Anak, Menyongsong Masa Depan".
Menurut dia, program makan siang tersebut tidak hanya gratis, tetapi harus juga memenuhi kandungan gizi yang dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Ia menilai program tersebut cukup menarik dan menelan anggaran yang tidak sedikit sehingga perlu dikelola secara baik agar hasilnya optimal.
"Kegiatannya cukup menarik dan dananya lumayan gede. Tapi kalau nanti tidak dikelola dengan baik, nanti hasilnya tidak maksimal. Makanya, Bu Wali (Wali Kota Semarang, red.) menggagas Stroberi ini," katanya.
Pada program Stroberi, kata dia, pemberian makannya ditata, mulai bahan untuk masak berasal dari urban farming atau pertanian perkotaan yang dikembangkan di lahan pekarangan.
"Nanti yang masak ibu-ibu PKK. Setelah itu, dibagikan ke sekolah. Yang menikmati anak-anak di SD di wilayah Ngaliyan. SD Negeri 01 Ngaliyan, ini satu di antara percontohan," katanya.
Dengan pengelolaan seperti itu, kata dia, keterpenuhan asupan gizi terjaga, sekaligus bisa meminimalisasi anggaran yang dikeluarkan untuk program makan siang gratis.
Hakam mengakui bahwa Stroberi dilaksanakan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tetapi dengan model semacam itu bisa lebih hemat dan efisien.
Bahkan, kata dia, di masing-masing menu nantinya akan diperlihatkan biaya yang dibutuhkan, misalnya sayur jika melalui urban farming berapa selisihnya jika membeli di pasar.
"Artinya, kalau bisa dilakukan model seperti itu, kenapa harus lewat katering atau apa. ," katanya.
Selain itu, kata Hakam, menu makanan yang diberikan harus bergizi, tidak mengandung bahan kimia, dan dimasak dengan cara yang sehat.
"Makanya, nanti kami dampingi nutrisionis dari puskesmas. Rencananya, Stroberi akan diluncurkan pada 15 Agustus 2024," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mengatakan perlu melihat pelaksanaan program makan siang gratis yang menjadi program baru pemerintahan mendatang.
"Ya, dicoba dulu karena ini (makan siang gratis, red.) program dari presiden baru, pemerintah baru, sehingga tidak boleh terus menolak atau menghindar," kata Pilus, sapaan akrabnya.
Namun, ia memastikan jika memang dalam pelaksanaan program tersebut ternyata tidak sesuai maka perlu diberikan kritik dan masukan agar berjalan secara tepat sasaran, tepat guna, dan bermanfaat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dokter Abdul Hakam, di Semarang, Senin, menjelaskan program tersebut bernama Stroberi yakni singkatan dari Strategi Pemberian Makan Siang Untuk Perbaikan Gizi dan Pencegahan Obesitas.
"Jadi, Stroberi ini sebetulnya kami menyiapkan ketika nanti di Oktober 2024 sudah mau dilaksanakan program (makan siang gratis) oleh presiden dan wakil presiden terpilih," katanya, usai dialog interaktif bertema "Menyehatkan Anak, Menyongsong Masa Depan".
Menurut dia, program makan siang tersebut tidak hanya gratis, tetapi harus juga memenuhi kandungan gizi yang dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Ia menilai program tersebut cukup menarik dan menelan anggaran yang tidak sedikit sehingga perlu dikelola secara baik agar hasilnya optimal.
"Kegiatannya cukup menarik dan dananya lumayan gede. Tapi kalau nanti tidak dikelola dengan baik, nanti hasilnya tidak maksimal. Makanya, Bu Wali (Wali Kota Semarang, red.) menggagas Stroberi ini," katanya.
Pada program Stroberi, kata dia, pemberian makannya ditata, mulai bahan untuk masak berasal dari urban farming atau pertanian perkotaan yang dikembangkan di lahan pekarangan.
"Nanti yang masak ibu-ibu PKK. Setelah itu, dibagikan ke sekolah. Yang menikmati anak-anak di SD di wilayah Ngaliyan. SD Negeri 01 Ngaliyan, ini satu di antara percontohan," katanya.
Dengan pengelolaan seperti itu, kata dia, keterpenuhan asupan gizi terjaga, sekaligus bisa meminimalisasi anggaran yang dikeluarkan untuk program makan siang gratis.
Hakam mengakui bahwa Stroberi dilaksanakan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tetapi dengan model semacam itu bisa lebih hemat dan efisien.
Bahkan, kata dia, di masing-masing menu nantinya akan diperlihatkan biaya yang dibutuhkan, misalnya sayur jika melalui urban farming berapa selisihnya jika membeli di pasar.
"Artinya, kalau bisa dilakukan model seperti itu, kenapa harus lewat katering atau apa. ," katanya.
Selain itu, kata Hakam, menu makanan yang diberikan harus bergizi, tidak mengandung bahan kimia, dan dimasak dengan cara yang sehat.
"Makanya, nanti kami dampingi nutrisionis dari puskesmas. Rencananya, Stroberi akan diluncurkan pada 15 Agustus 2024," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mengatakan perlu melihat pelaksanaan program makan siang gratis yang menjadi program baru pemerintahan mendatang.
"Ya, dicoba dulu karena ini (makan siang gratis, red.) program dari presiden baru, pemerintah baru, sehingga tidak boleh terus menolak atau menghindar," kata Pilus, sapaan akrabnya.
Namun, ia memastikan jika memang dalam pelaksanaan program tersebut ternyata tidak sesuai maka perlu diberikan kritik dan masukan agar berjalan secara tepat sasaran, tepat guna, dan bermanfaat.