Semarang (ANTARA) - Profesor Hisanori Kato dari Universitas Chuo Tokyo Jepang yang mendampingi 21 mahasiswa-nya pada kunjungan belajar di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI menilai dunia harus belajar dari Indonesia mengenai kerukunan.
"Saya membawa 21 mahasiswa yang tertarik dengan Indonesia dan keagamaan, karena bagi orang Jepang sangat langka untuk memahami apa itu agama, sehingga ini menjadi kesempatan yang sangat bagus untuk mahasiswa saya untuk mempelajari kerukunan umat beragama," kata Profesor Kato menggunakan bahasa Inggris di Kanto Kemenag, Jumat (9/8).
Profesor Kato menilai Indonesia dapat menyampaikan kepada dunia bagaimana masyarakatnya dapat hidup bersama dengan beragama juga kebudayaan.
"Saya percaya bahwa dunia butuh sebuah kerukunan, ini menjadi sangat penting. Saya pikir Indonesia dapat menyampaikan kepada dunia, bagaimana masyarakat dapat hidup bersama dengan beragam agama dan kebudayaan,” katanya.
Kunjungan belajar tersebut diterima Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI Muhammad Adib Abdushomad dan Kepala Bidang I Fajar Adhy Nugroho, bersama jajarannya.
Diterima di ruang rapat pimpinan, Adib mengenalkan jajaran PKUB Kemenag RI lengkap dengan tugas dan fungsinya. Dirinya juga menjelaskan Indonesia tumbuh dengan enam agama dan sangat beragam budayanya.
"Meski demikian, kita hidup rukun dalam keberagaman," kata Adib dan disambut tepuk tangan seluruh delegasi.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan materi di antaranya pemaparan materi potret kerukunan di Indonesia dan Jawa Tengah dipilih mewakili menggambarkannya yang disampaikan oleh Ketua Tim Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Provinsi Jateng Zaimatul Chasanah.
Zaimatul berbicara mengenai kerukunan yang terus digalakkan hingga akar rumput di Provinsi Jawa Tengah. Diakhiri dengan sesi tanya jawab dan pemberian cenderamata.
"Saya membawa 21 mahasiswa yang tertarik dengan Indonesia dan keagamaan, karena bagi orang Jepang sangat langka untuk memahami apa itu agama, sehingga ini menjadi kesempatan yang sangat bagus untuk mahasiswa saya untuk mempelajari kerukunan umat beragama," kata Profesor Kato menggunakan bahasa Inggris di Kanto Kemenag, Jumat (9/8).
Profesor Kato menilai Indonesia dapat menyampaikan kepada dunia bagaimana masyarakatnya dapat hidup bersama dengan beragama juga kebudayaan.
"Saya percaya bahwa dunia butuh sebuah kerukunan, ini menjadi sangat penting. Saya pikir Indonesia dapat menyampaikan kepada dunia, bagaimana masyarakat dapat hidup bersama dengan beragam agama dan kebudayaan,” katanya.
Kunjungan belajar tersebut diterima Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI Muhammad Adib Abdushomad dan Kepala Bidang I Fajar Adhy Nugroho, bersama jajarannya.
Diterima di ruang rapat pimpinan, Adib mengenalkan jajaran PKUB Kemenag RI lengkap dengan tugas dan fungsinya. Dirinya juga menjelaskan Indonesia tumbuh dengan enam agama dan sangat beragam budayanya.
"Meski demikian, kita hidup rukun dalam keberagaman," kata Adib dan disambut tepuk tangan seluruh delegasi.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan materi di antaranya pemaparan materi potret kerukunan di Indonesia dan Jawa Tengah dipilih mewakili menggambarkannya yang disampaikan oleh Ketua Tim Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Provinsi Jateng Zaimatul Chasanah.
Zaimatul berbicara mengenai kerukunan yang terus digalakkan hingga akar rumput di Provinsi Jawa Tengah. Diakhiri dengan sesi tanya jawab dan pemberian cenderamata.