Semarang (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno meminta jajaran pejabat organisasi perangkat daerah di Pemprov Jateng untuk mengimplementasikan proyek perubahan di lingkungan kerjanya masing-masing.
"Jadi, proyek perubahan ini bukan hanya untuk diklat, tapi benar-benar bisa dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja di masing-masing OPD," katanya, di Semarang, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Sumarno saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan ke-32 di Gedung Sasana Widya Praja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng, Semarang.
Ada sebanyak 60 peserta yang mengikuti pelatihan tersebut yang berasal dari dari sejumlah kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Ia juga berpesan pada para alumnus PKN bisa meneladani tiga filosofi Ki Hajar Dewantara, yakni Ing ngarsa sung tulada (di depan memberikan contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah-tengah membangun kemauan atau cita-cita), dan Tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan semangat).
Pesan tersebut disampaikan Sumarno karena peserta PKN merupakan pejabat eselon II sehingga sudah semestinya memberikan teladan, yakni meneladani Ing ngarsa sung tuladha atau di depan memberikan contoh.
"Dari semua hal, baik terkait kinerja maupun integritas harus dimulai dari pemimpin, sehingga semua peserta PKN harus bisa memberi contoh," katanya.
Kemudian, kata dia, Ing madya mangun karsa atau di tengah membangun motivasi sebab seorang pemimpin harus membangun semangat berkarya.
"Pemimpin bukan untuk membuat konflik antarbawahan atau anak buah," katanya.
Para pemimpin, lanjut Sumarno, juga mampu untuk Tut wuri handayani atau di belakang memberikan semangat, yakni seorang pemimpin harus dapat memberikan semangat bagi stafnya untuk bekerja.
Sementara itu, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN) Basseng mengatakan bahwa kompetensi yang dibangun dalam PKN Tingkat II adalah mampu melakukan perubahan, perbaikan, dan mewujudkan sesuatu yang lebih bermanfaat dibanding sebelumnya.
"Para peserta PKN Tingkat II sudah membuktikannya melalui implementasi proyek perubahan yang telah dibuat. Itu berarti dalam diri peserta PKN sudah terbangun kompetensi kepemimpinan," katanya.
Dalam kesempatan itu, disampaikan sebanyak 60 peserta PKN Tingkat II Angkatan 32 dinyatakan lulus semua. Lima besar di antaranya lulus dengan predikat istimewa berasal dari Jateng.
Adapun peringkat pertama adalah Kepala BPSDMD Jateng Sadimin, Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Istikomah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tegal Dessy Arifianto, Kepala Dinas Kesehatan Kudus Andini Aridewi, dan Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Tegal Siswoyo.
Baca juga: Pemkot Pekalongan relokasi warga terdampak proyek
"Jadi, proyek perubahan ini bukan hanya untuk diklat, tapi benar-benar bisa dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja di masing-masing OPD," katanya, di Semarang, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Sumarno saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan ke-32 di Gedung Sasana Widya Praja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng, Semarang.
Ada sebanyak 60 peserta yang mengikuti pelatihan tersebut yang berasal dari dari sejumlah kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Ia juga berpesan pada para alumnus PKN bisa meneladani tiga filosofi Ki Hajar Dewantara, yakni Ing ngarsa sung tulada (di depan memberikan contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah-tengah membangun kemauan atau cita-cita), dan Tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan semangat).
Pesan tersebut disampaikan Sumarno karena peserta PKN merupakan pejabat eselon II sehingga sudah semestinya memberikan teladan, yakni meneladani Ing ngarsa sung tuladha atau di depan memberikan contoh.
"Dari semua hal, baik terkait kinerja maupun integritas harus dimulai dari pemimpin, sehingga semua peserta PKN harus bisa memberi contoh," katanya.
Kemudian, kata dia, Ing madya mangun karsa atau di tengah membangun motivasi sebab seorang pemimpin harus membangun semangat berkarya.
"Pemimpin bukan untuk membuat konflik antarbawahan atau anak buah," katanya.
Para pemimpin, lanjut Sumarno, juga mampu untuk Tut wuri handayani atau di belakang memberikan semangat, yakni seorang pemimpin harus dapat memberikan semangat bagi stafnya untuk bekerja.
Sementara itu, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN) Basseng mengatakan bahwa kompetensi yang dibangun dalam PKN Tingkat II adalah mampu melakukan perubahan, perbaikan, dan mewujudkan sesuatu yang lebih bermanfaat dibanding sebelumnya.
"Para peserta PKN Tingkat II sudah membuktikannya melalui implementasi proyek perubahan yang telah dibuat. Itu berarti dalam diri peserta PKN sudah terbangun kompetensi kepemimpinan," katanya.
Dalam kesempatan itu, disampaikan sebanyak 60 peserta PKN Tingkat II Angkatan 32 dinyatakan lulus semua. Lima besar di antaranya lulus dengan predikat istimewa berasal dari Jateng.
Adapun peringkat pertama adalah Kepala BPSDMD Jateng Sadimin, Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Istikomah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tegal Dessy Arifianto, Kepala Dinas Kesehatan Kudus Andini Aridewi, dan Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Tegal Siswoyo.
Baca juga: Pemkot Pekalongan relokasi warga terdampak proyek