Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terus memaksimalkan peran bidan dalam upaya tata laksana masalah gizi sebagai upaya mencegah dan menurunkan kasus kematian angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), serta stunting.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Ahad, mengatakan bahwa peran bidan itu memeriksa kesehatan, memeriksa kehamilan ibu, membantu persalinan, dan suntik keluarga berencana (KB).
"Akan tetapi, ternyata peran bidan juga cukup besar terutama dalam membantu mencegah dan menurunkan kasus kematian ibu dan angka kematian bayi, mempersiapkan kandungan ibu hamil agar melahirkan anak yang tidak stunting, serta deteksi dini tumbuh kembang bayi semaksimal mungkin," katanya.
Ia mengatakan pihaknya mengapresiasi peran bidan yang dapat mengedukasi para ibu agar memperhatikan detail perkembangan anak, mulai dari membiasakan perilaku bersih dan sehat hingga penyusunan menu makan dengan kaidah gizi seimbang.
Profesi bidan, kata dia, sebagai yang terdekat dengan masyarakat akan berdampak baik terhadap peningkatan motivasi para ibu untuk memberikan nutrisi, pengasuhan, dan gaya hidup bersih secara optimal.
"Perlu kolaborasi memaksimalkan dari peran Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Memang masih ada angka AKI pada tahun ini ada 1 kasus sehingga semoga ke depan bisa zero (nol) dengan adanya kolaborasi," katanya.
Afzan Arslan berpesan kepada para bidan agar memiliki cara berpikir (mindset) bahwa profesi bidan adalah sebagai tugas pengabdian pada masyarakat.
"Jika mindset ini dilaksanakan dengan baik dan amanah maka hasil baik dari kinerja bidan juga akan mengikut," katanya.*
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Ahad, mengatakan bahwa peran bidan itu memeriksa kesehatan, memeriksa kehamilan ibu, membantu persalinan, dan suntik keluarga berencana (KB).
"Akan tetapi, ternyata peran bidan juga cukup besar terutama dalam membantu mencegah dan menurunkan kasus kematian ibu dan angka kematian bayi, mempersiapkan kandungan ibu hamil agar melahirkan anak yang tidak stunting, serta deteksi dini tumbuh kembang bayi semaksimal mungkin," katanya.
Ia mengatakan pihaknya mengapresiasi peran bidan yang dapat mengedukasi para ibu agar memperhatikan detail perkembangan anak, mulai dari membiasakan perilaku bersih dan sehat hingga penyusunan menu makan dengan kaidah gizi seimbang.
Profesi bidan, kata dia, sebagai yang terdekat dengan masyarakat akan berdampak baik terhadap peningkatan motivasi para ibu untuk memberikan nutrisi, pengasuhan, dan gaya hidup bersih secara optimal.
"Perlu kolaborasi memaksimalkan dari peran Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Memang masih ada angka AKI pada tahun ini ada 1 kasus sehingga semoga ke depan bisa zero (nol) dengan adanya kolaborasi," katanya.
Afzan Arslan berpesan kepada para bidan agar memiliki cara berpikir (mindset) bahwa profesi bidan adalah sebagai tugas pengabdian pada masyarakat.
"Jika mindset ini dilaksanakan dengan baik dan amanah maka hasil baik dari kinerja bidan juga akan mengikut," katanya.*