Semarang (ANTARA) - Pagi itu Supriyadi tampak hilir mudik, keluar masuk gedung pertemuan yang sudah tertata rapi bahkan telah disulap bak acara pernikahan. Bagian plafon gedung tempat pertemuan, ditutup dengan kain warna biru putih; tiang dan kursi dibungkus kain warna putih; begitu juga dengan meja dilapisi kain warna biru dan beraneka bunga segar warna warni dirangkai serta ditata berjejer di bawah bagian meja narasumber, sehingga ruangan semakin semarak.

"Pak arep ngunduh mantu? (akan menggelar pesta pernikahan,red.), ada perangkat desa yang mantu? (nikah,red.)," kata Supriyadi, Kepala Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang menceritakan adanya pertanyaan pada dirinya karena totalitas dalam penyiapan tempat kegiatan BPJS Kesehatan Goes to PESIAR di desanya yang tidak ubahnya seperti sedang merayakan pesta pernikahan.

Lelaki yang mengenakan kaos putih seragam dengan pegawai BPJS Kesehatan ini sesekali menepi dari pengeras suara yang memperdengarkan musik pengisi waktu, untuk mengangkat telepon berkoordinasi dengan tim, menanti kedatangan anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Iftida Yasar bersama rombongan dalam kegiatan BPJS Kesehatan Goes to PESIAR yang saat itu masih 1,5 jam dari jadwal acara.

Bagi Supriyadi dan Desa Kesongo, kegiatan tersebut sangat berarti karena tidak sekadar sebagai tempat penyelenggara, tetapi ada tiga orang yang telah dipilih sebagai Agen PESIAR, sehingga diharapkan dapat mendongkrak perlindungan kesehatan warganya dengan menjadi peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) baik peserta penerima bantuan iuran (PBI) maupun bukan PBI.

Agen PESIAR diharapkan bisa memberikan kebaikan dan perubahan di desanya, karena masih banyak yang belum teredukasi terkait Program BPJS Kesehatan dan biasanya warga baru mengurus serta meminta surat keterangan tidak mampu, di saat sudah sakit. Padahal surat keterangan tersebut sifatnya sementara.

"Agen PESIAR sudah siap. Ini Mbak Siti Ashfiyah, lulusan S2 lho bapak ibu yang siap membantu terkait BPJS Kesehatan. Semoga seluruh warga Desa Kesongo 100 persen terdaftar sebagai peserta JKN," kata Supriyadi saat membuka kegiatan BPJS Kesehatan Goes to PESIAR di Balai Desa Kesongo, pada Jumat (26/7) sembari menunjuk Siti Ashfiyah yang duduk di barisan warga.  Supriyadi (berdiri), Kepala Desa Kesongo saat memberikan sambutan pada kegiatan BPJS Kesehatan Goes To PESIAR, di Kabupaten Semarang, Jumat (26 Juli 2024). ANTARA/Nur Istibsaroh

Agen PESIAR membantu desa

Di Desa Kesongo terdapat tujuh dusun yakni Krajan, Ngentaksari, Kesongolor, Ngreco, Sejambu, Widoro, dan Banjaran dengan total 8.250 penduduk dan masih ada warga yang belum seluruhnya terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

Kepala Dusun Sejambu, Desa Kesongo Alwi Masadi mengaku senang dengan adanya Program Petakan, Sisir, Advokasi, dan Registrasi (PESIAR) di wilayahnya karena banyak warga belum tahu Program BPJS Kesehatan dan adanya kekhawatiran mahalnya iuran yang harus dibayar, sehingga perlu pemahaman yang lebih mengenai pentingnya perlindungan jaminan kesehatan.

"Agen PESIAR sangat membantu pemerintah desa, karena mereka langsung terjun ke lapangan. Mereka bisa menjelaskan dan memberikan advokasi yang baik ke masyarakat desa," kata Alwi yang mengaku dirinya juga ikut memberikan edukasi terkait BPJS Kesehatan ke sebagian warganya.

Alwi yang masih berusia 29 tahun ini mengaku lebih mudah memberikan penjelasan ke anak-anak muda di wilayahnya, karena mereka lebih familiar dengan gawai, sehingga mudah diberikan pemahaman mengenai Mobile JKN. Cara tersebut terbilang ampuh, karena seluruh anggota dalam satu kartu keluarga (KK) seluruhnya wajib terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, sehingga saat memberikan edukasi ke anak mudanya, maka informasinya bisa mewakili satu keluarga.

"Contohnya, kini tidak lagi perlu kartu BPJS Kesehatan, cukup menunjukkan KTP dan Mobile JKN pun bisa. Saya minta mereka (anak mudanya,red.) mendownload Mobile JKN, karena kalau ke orang tuanya banyak yang gaptek (gagap teknologi)," kata Alwi yang mengakui mudahnya memahami fitur yang ada di Mobil JKN antara lain Info Lokasi Faskes, Info Riwayat Pelayanan, Rehab (cicilan), Penambahan Peserta, Info Peserta, Pendaftaran Pelayanan (Antrean), Konsultasi Dokter, Perubahan Data Peserta, Pengaduan Layanan JKN, Info Ketersediaan Tempat Tidur, dan menu lainnya. Iftida Yasar (tiga dari kiri), anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan foto bersama dengan peserta. Tampak langit ruangan Balai Desa Kesongo disulap bak pesta pernikahan. ANTARA/Nur Istibsaroh

Agen PESIAR akui antusiasme warga

Siti Ashfiyah, yang merupakan seorang Agen PESIAR dari Desa Kesongo mengaku sejak dirinya ditunjuk oleh desa dan masyarakat sekitar tahu mengenai tugas yang diembannya, tidak jarang justru warga setempat yang antusias mendatangi rumahnya.

"Tok..tok…tok…. Mbak Ashfiyah…. BPJS Kesehatan saya begini, begitu. Mbak saya punya anak angkat yang beda KK, gimana ya cara mendaftarkannya. Ada yang tanya cara mengaktifkan kembali kartunya setelah keluar dari perusahaan, dan lain-lain," cerita Ashfiyah yang mengaku banyak hal di lapangan yang di luar dari jobdesk-nya, meskipun begitu dirinya tetap menampung permasalahan yang ada untuk dicarikan jawabannya.

Untuk hal yang tidak ia pahami, gadis berusia 28 tahun lulusan S2 sebuah kampus negeri di Salatiga yang menceritakan pengalamannya sebagai Agen PESIAR dengan penuh antusias ini, mengaku menanyakan dan mencari tahu jawabannya ke tim Kantor BPJS Kesehatan Cabang Ungaran.  

Perempuan berjilbab ini menceritakan tidak sekadar menampung beragam permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan BPJS Kesehatan, Ashfiyah mengaku terus belajar secara mandiri setelah sebelumnya telah mendapatkan pelatihan teknis sebagai Agen PESIAR dari BPJS Kesehatan.

Ashfiyah yang sehari-hari berprofesi sebagai guru SD di Salatiga ini mengaku telah membulatkan tekadnya menjadi Agen PESIAR untuk membantu warga sekitar agar terlindungi dan tidak terbebani saat sakit atau terjadi musibah yang tidak diinginkan.

"Niatnya ikut melayani masyarakat, ikut membantu persoalan kesehatan," kata Ashfiyah yang malu-malu saat dirinya disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tidak hanya sebagai guru tetapi juga freelance sebagai Agen PESIAR. Ia mengaku sudah terbiasa berorganisasi sejak di kampus, aktif di Karang Taruna, serta memberikan bimbingan belajar (bimbel) secara sosial di rumahnya.  Iftida Yasar, anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan memberikan tas kepada Agen PESIAR Siti Ashfiyah pada kegiatan BPJS Kesehatan Goes to PESIAR di Desa Kesongo, Jumat (26 Juli 2024). ANTARA/Nur Istibsaroh

Program Baru

Deputi Direksi Wilayah VI Jateng-DIY BPJS Kesehatan Mulyo Wibowo menjelaskan PESIAR (petakan, sisir, advokasi, dan registrasi) merupakan program baru yang dicanangkan untuk memperkuat capaian kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan belum seluruh desa memiliki agen, seperti di Kabupaten Semarang, baru empat desa yang menjadi pilot project yakni selain Desa Kesongo, ada Desa Lopait, Desa Tuntang, dan Desa Karanganyar. 

"Kami ingin universal health coverage atau UHC, bisa sampai ke unit desa, jadi nanti tugasnya (Agen PESIAR) pemetaan. Memetakan masyarakat yang belum jadi peserta dengan berbagai segmen bisa PBI atau mandiri yang terlepas dari pendataan. Setelah dipetakan, diadvokasi agar registrasi menjadi anggota JKN," kata Mulyo.

Iftida Yasar, anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan yang turun di Desa Kesongo dan melihat langsung kondisi di lapangan mengatakan desa merupakan ujung tombak kesehatan masyarakat, sehingga langkah promotif dan preventif penting, termasuk memastikan warganya ter-cover jaminan kesehatan baik itu mandiri maupun PBI. Apalagi saat ini BPJS Kesehatan tidak hanya fokus pada pencapaian cakupan peserta, tetapi juga peningkatan keaktifan kepesertaan JKN.

Agen PESIAR, lanjut Iftida, berasal dari warga desa setempat yang tahu dan hafal dengan wilayahnya, sehingga diharapkan lebih mudah dalam melakukan pemetaan, menyisir, melakukan advokasi, serta meregistrasikan atau mendaftarkannya sebagai peserta JKN.

"Kami ingin seluruh lapisan masyarakat semakin memahami pentingnya jaminan kesehatan, tidak terkecuali lingkup terkecil yakni desa. Dari sinilah cakupan kepesertaan JKN semakin bertumbuh, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara lebih menyeluruh," kata Iftida Yasar yang saat itu mengenakan topi warna putih senada dengan kaos yang dikenakannya.

Adanya jaminan kesehatan, masyarakat diharapkan bisa lebih tenang dan nyaman dalam beraktivitas, tidak khawatir terkait persoalan finansial dalam mengakses layanan kesehatan karena seluruhnya sudah ter-cover.

Kehadiran Agen PESIAR juga disambut baik oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Semarang Tajudinoor. Ia menilai Agen PESIAR sangat penting terutama dalam hal pemetaan, karena menurutnya salah satu hal krusial dalam pencapaian UHC adalah data penduduk dan pada tahun-tahun sebelumnya ditemukan orang yang sudah meninggal masih terdata, sehingga pembiayaan menjadi sia-sia serta mengurangi kuota penerima bantuan iuran.

"Pernah membiayai orang yang sudah meninggal karena datanya tidak valid. Agen PESIAR ini sangat membantu dalam pendataan. Ibarat Pemilu ini coklit (pencocokan dan penelitian) ada verifikasi dan validasi," kata Tajudinoor.  Alwi, warga Desa Kesongo menunjukkan kartu digital BPJS Kesehatan pada Aplikasi Mobile JKN, di Kabupaten Semarang, Jumat (26 Juli 2024). ANTARA/Nur Istibsaroh

Peserta JKN Puas

Untuk memberikan pelayanan yang maksimal untuk peserta JKN, BPJS Kesehatan juga mengimbanginya dengan peningkatan kualitas dan jumlah fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL), serta terus mengembangkan inovasi berbasis digital untuk memberikan kemudahan akses bagi peserta JKN. Untuk di Kabupaten Semarang, ada 145 FKTP dan 10 FKRTL yang dapat diakses peserta JKN. 

BPJS Kesehatan juga hadir di Mal Pelayanan Publik (MPP) yang beralamat di Jalan Fatmawati, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang untuk mempermudah masyarakat setempat mendapatkan layanan kesehatan. BPJS Kesehatan menjadi salah satu dari 25 gerai dari institusi pemberi layanan publik.

"Empat tahun lalu anak saya kecelakaan dan langsung dilarikan ke rumah sakit di Ambarawa. Saya peserta BPJS Kesehatan mandiri. Saat itu kartu saya hilang dan diminta mengurusnya ke Kantor BPJS Kesehatan Ungaran, hanya 10 menit jadi. Saya puas, pelayanannya menyenangkan," kata Indah Siswanti (59) warga Desa Kesongo yang menceritakan kisah positifnya.

Rasa senang juga disampaikan Bambang Samuel (65) yang saat itu baru tahu alur menggunakan kartu BPJS Kesehatan karena dirinya berencana membawa istrinya ke rumah sakit untuk pengambilan pen akibat patah tulang. Biaya operasi yang telah ia keluarkan Rp10 juta, karena ketidaktahuannya dan tergesa-gesa mengambil keputusan.

"Saat itu operasinya sebentar, tetapi bayarnya mahal Rp10 juta. Ya nanti saya akan ke FKTP dulu menggunakan kartu BPJS Kesehatan saat pengambilan pen," kata Bambang sembari menunjukkan kartu BPJS Kesehatan miliknya dan milik istrinya.

Bagi Alwi, warga Desa Kesongo yang lain mengaku rutin memanfaatkan kartu BPJS Kesehatan untuk memeriksakan giginya dengan cukup menunjukkan kartu digital yang ada di aplikasi Mobile JKN.

"Baru saja Rabu kemarin saya ke dokter karena gigi saya sakit dan ini proses untuk ditambal. Mudah prosesnya. Saya cukup bawa hp, menunjukkan kartu digital dari aplikasi Mobile JKN, dan langsung bisa," kata Alwi sembari menunjukkan kartu digital BPJS Kesehatan dari telepon genggamnya. 

Pada Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional yang merupakan lampiran dari Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN dijelaskan Program JKN dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan tersebut dapat berjalan sesuai yang ditargetkan jika semua stakeholder tidak hanya BPJS Kesehatan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, masyarakat termasuk para Agen PESIAR ikut ambil bagian, sehingga tidak akan ada lagi muncul pernyataan "Sehat itu Mahal" karena Negara hadir untuk warganya.
 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024