Semarang (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) berkolaborasi dengan Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) sukses menggelar kegiatan Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi bagi Pelaku Ekraf di Kawasan Pariwisata Borobudur dan penutupan kegiatan berlangsung di Kampus Unimus, Minggu (28/7).
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM Ekraf yang berdaya saing, serta fokus dalam mendukung Program penguatan Jejaring Desa Wisata serta keberlanjutan program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tersebut diharapkan bisa menjadi bekal para pelaku usaha pariwisata terkait keterampilan manajerial, pengembangan rantai pasok, diversifikasi produk dan layanan, penguatan jaringan bisnis, serta pemberdayaan ekonomi lokal.
Inkubasi bisnis dimaksudkan juga untuk meningkatkan kompetensi SDM pelaku Ekraf, guna menciptakan produk ekraf yang berdaya saing di Kawasan Pariwisata Borobudur melalui pelatihan dan pendampingan serta business matching dengan jumlah peserta total 16 orang dari 8 desa wisata terpilih dari 17 desa wisata di DPN Semarang-Karimunjawa yang masuk ke dalam nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (Kandri, Wonolopo, Branjang, Srumbung Gunung, Lerep, Ngesrepbalong, Bendosari dan Muncar Moncer) selama tiga hari.
"Mengagumkan, dari delapan desa wisata menampilkan produk terbaiknya. Dari dunia usaha dan dunia industri yang hadir mulai aware dengan produk mereka. Kami berharap ke depan ada pihak-pihak yang menjadi stakeholder yang terus bisa menyerap produknya untuk keberlanjutan usahanya," kata Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Pelaksana Otorita Borobudur Bisma Jatmika.
Desa wisata, lanjut Bisma, juga memiliki ekonomi kreatif, sehingga bisa memberikan nilai tambah terhadap kegiatan perekonomian desa, dapat meningkatkan peluang pemasaran lokal maupun nasional, mampu mencetak pengusaha-pengusaha muda di bidang ekonomi kreatif yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru, sehingga tujuan besarnya adalah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu usaha pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.
Ketua MCEB Endang Rudiatin mengatakan dengan kehadiran para pelaku dunia usaha dan dunia industri tersebut, diharapkan bisa terbangun jaringan. Sementara para peserta bisa mendapatkan pengalaman baru, sehingga berpengaruh dalam hal produksi yang lebih baik lagi.
Wakil Rektor III Unimus Eny Winaryati mengakui kegiatan tersebut sangat baik karena adanya kolaborasi terutama mahasiswa akan banyak belajar, menambah pengalaman untuk pengkayaan diri.
"Kewirausahaan kini menjadi ciri dari semua bidang studi karena mata kuliahnya, sehingga perlu sinergitas antara teoritis dan hal-hal praktis. Sekarang ini banyak hibah yang hampir semua hibah itu konteksnya muatan nilai kewirausahaan," kata Eny Winaryati.
Mahasiswa, tambah Eny, diharapkan memiliki daya juang tinggi tidak lagi berkarakter strowberi yang mudah lembek, luluh lantah, tapi tangguh dan termotivasi dengan adanya Inkubasi Bisnis serta pengalaman di lapangan yang tidak sekadar teori.
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM Ekraf yang berdaya saing, serta fokus dalam mendukung Program penguatan Jejaring Desa Wisata serta keberlanjutan program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tersebut diharapkan bisa menjadi bekal para pelaku usaha pariwisata terkait keterampilan manajerial, pengembangan rantai pasok, diversifikasi produk dan layanan, penguatan jaringan bisnis, serta pemberdayaan ekonomi lokal.
Inkubasi bisnis dimaksudkan juga untuk meningkatkan kompetensi SDM pelaku Ekraf, guna menciptakan produk ekraf yang berdaya saing di Kawasan Pariwisata Borobudur melalui pelatihan dan pendampingan serta business matching dengan jumlah peserta total 16 orang dari 8 desa wisata terpilih dari 17 desa wisata di DPN Semarang-Karimunjawa yang masuk ke dalam nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (Kandri, Wonolopo, Branjang, Srumbung Gunung, Lerep, Ngesrepbalong, Bendosari dan Muncar Moncer) selama tiga hari.
"Mengagumkan, dari delapan desa wisata menampilkan produk terbaiknya. Dari dunia usaha dan dunia industri yang hadir mulai aware dengan produk mereka. Kami berharap ke depan ada pihak-pihak yang menjadi stakeholder yang terus bisa menyerap produknya untuk keberlanjutan usahanya," kata Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Pelaksana Otorita Borobudur Bisma Jatmika.
Desa wisata, lanjut Bisma, juga memiliki ekonomi kreatif, sehingga bisa memberikan nilai tambah terhadap kegiatan perekonomian desa, dapat meningkatkan peluang pemasaran lokal maupun nasional, mampu mencetak pengusaha-pengusaha muda di bidang ekonomi kreatif yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru, sehingga tujuan besarnya adalah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu usaha pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.
Ketua MCEB Endang Rudiatin mengatakan dengan kehadiran para pelaku dunia usaha dan dunia industri tersebut, diharapkan bisa terbangun jaringan. Sementara para peserta bisa mendapatkan pengalaman baru, sehingga berpengaruh dalam hal produksi yang lebih baik lagi.
Wakil Rektor III Unimus Eny Winaryati mengakui kegiatan tersebut sangat baik karena adanya kolaborasi terutama mahasiswa akan banyak belajar, menambah pengalaman untuk pengkayaan diri.
"Kewirausahaan kini menjadi ciri dari semua bidang studi karena mata kuliahnya, sehingga perlu sinergitas antara teoritis dan hal-hal praktis. Sekarang ini banyak hibah yang hampir semua hibah itu konteksnya muatan nilai kewirausahaan," kata Eny Winaryati.
Mahasiswa, tambah Eny, diharapkan memiliki daya juang tinggi tidak lagi berkarakter strowberi yang mudah lembek, luluh lantah, tapi tangguh dan termotivasi dengan adanya Inkubasi Bisnis serta pengalaman di lapangan yang tidak sekadar teori.