Purwokerto (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Banyumas memastikan stok beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama musim kemarau 2024 di wilayah Banyumas Raya yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara, Jawa Tengah, dalam posisi aman.
"Hingga saat ini stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog Banyumas mencapai kisaran 30 ribu ton dan diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun," kata Pemimpin Perum Bulog Cabang Banyumas Prawoko Setyo Aji di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Sementara untuk realisasi pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang dilaksanakan Bulog Banyumas, kata dia, hingga saat ini telah mencapai kisaran 22 ribu ton atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 18 ribu ton untuk tahun 2024.
Bahkan, kata dia, pihaknya hingga saat ini masih melaksanakan pengadaan meskipun telah melampau target.
"Namun untuk saat ini, beras untuk CPP yang masuk ke gudang-gudang Bulog Banyumas hanya berkisar 30-50 ton per hari karena masa panen di musim gadu masih spot-spot," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian masing-masing kabupaten, masa panen raya diperkirakan berlangsung sekitar bulan Agustus hingga September.
Oleh karena belum memasuki masa panen raya, kata dia, harga gabah kering giling di pasaran pun masih tinggi hingga di atas Rp7.500 per kilogram, sedangkan harga pembelian pemerintah untuk gabah kering giling sebesar Rp7.300 per kilogram.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya untuk sementara membeli beras komersial dengan harga pembelian mengikuti harga pasaran yang sebesar Rp12.000 per kilogram.
"Nanti begitu memasuki panen raya dan harga gabah mulai turun, kami akan segera melakukan pengadaan CPP sebagai upaya pengendalian harga gabah," katanya.
Disinggung mengenai upaya pengendalian harga beras di pasaran, dia mengatakan pihaknya hingga saat ini masih melaksanakan kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan menggelontorkan beras SPHP ke pasar-pasar tradisional.
"Kalau harga beras di pasaran terus bergejolak, kegiatan SPHP akan kami tingkatkan," kata Prawoko.
Baca juga: Warga di Banyumas harapkan bantuan pangan terus berlanjut
"Hingga saat ini stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog Banyumas mencapai kisaran 30 ribu ton dan diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun," kata Pemimpin Perum Bulog Cabang Banyumas Prawoko Setyo Aji di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Sementara untuk realisasi pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang dilaksanakan Bulog Banyumas, kata dia, hingga saat ini telah mencapai kisaran 22 ribu ton atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 18 ribu ton untuk tahun 2024.
Bahkan, kata dia, pihaknya hingga saat ini masih melaksanakan pengadaan meskipun telah melampau target.
"Namun untuk saat ini, beras untuk CPP yang masuk ke gudang-gudang Bulog Banyumas hanya berkisar 30-50 ton per hari karena masa panen di musim gadu masih spot-spot," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian masing-masing kabupaten, masa panen raya diperkirakan berlangsung sekitar bulan Agustus hingga September.
Oleh karena belum memasuki masa panen raya, kata dia, harga gabah kering giling di pasaran pun masih tinggi hingga di atas Rp7.500 per kilogram, sedangkan harga pembelian pemerintah untuk gabah kering giling sebesar Rp7.300 per kilogram.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya untuk sementara membeli beras komersial dengan harga pembelian mengikuti harga pasaran yang sebesar Rp12.000 per kilogram.
"Nanti begitu memasuki panen raya dan harga gabah mulai turun, kami akan segera melakukan pengadaan CPP sebagai upaya pengendalian harga gabah," katanya.
Disinggung mengenai upaya pengendalian harga beras di pasaran, dia mengatakan pihaknya hingga saat ini masih melaksanakan kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan menggelontorkan beras SPHP ke pasar-pasar tradisional.
"Kalau harga beras di pasaran terus bergejolak, kegiatan SPHP akan kami tingkatkan," kata Prawoko.
Baca juga: Warga di Banyumas harapkan bantuan pangan terus berlanjut