Cilacap (ANTARA) - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan sebanyak 1.173 keluarga yang meliputi 4.206 jiwa terdampak krisis air bersih pada musim kemarau di wilayah itu.
"Krisis air bersih ini tidak hanya disebabkan oleh kekeringan, juga karena sumur-sumur warga di sejumlah wilayah terintrusi air laut sehingga berasa payau," kata Budi Setyawan di Cilacap, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan warga yang mengalami krisis air bersih itu tersebar di 10 desa dari enam kecamatan.
Dalam hal ini, kata dia, wilayah yang terdampak krisis air bersih meliputi Desa Bojong dan Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten; Desa Cimrutu, Bulupayung, dan Rawaapu, Kecamatan Patimuan; Desa Gintungreja dan Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu.
Selanjutnya, Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari; Desa Karang Kemiri, Kecamatan Jeruklegi; serta Desa Panikel, Kecamatan Kampunglaut.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya hingga saat ini telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 21 tangki setara dengan 105.000 liter yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap Tahun 2024.
"Bantuan tersebut telah didistribusikan kepada warga yang terdampak krisis air bersih," katanya menjelaskan.
Ia mengakui penyaluran bantuan air bersih sempat terhenti selama lebih kurang dua pekan karena adanya hujan yang mengguyur berbagai wilayah Cilacap.
Selain menambah ketersediaan air sumur, kata dia, warga di beberapa wilayah menampung air hujan tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Namun sejak tidak ada hujan, kami kembali menerima permohonan bantuan air bersih dari Pemerintah Desa Karang Kemiri, Kecamatan Jeruklegi, dan penyalurannya telah direalisasikan pada Sabtu (13/7) sebanyak dua tangki," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan BPBD Kabupaten Cilacap selalu siap menyalurkan bantuan air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan berapapun kebutuhannya.
"Permohonan bantuan air bersih tersebut harus diajukan secara resmi oleh pemerintah desa setempat," kata Budi.
Baca juga: BPBD Cilacap telah salurkan bantuan air bersih sebanyak 95.000 liter
"Krisis air bersih ini tidak hanya disebabkan oleh kekeringan, juga karena sumur-sumur warga di sejumlah wilayah terintrusi air laut sehingga berasa payau," kata Budi Setyawan di Cilacap, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan warga yang mengalami krisis air bersih itu tersebar di 10 desa dari enam kecamatan.
Dalam hal ini, kata dia, wilayah yang terdampak krisis air bersih meliputi Desa Bojong dan Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten; Desa Cimrutu, Bulupayung, dan Rawaapu, Kecamatan Patimuan; Desa Gintungreja dan Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu.
Selanjutnya, Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari; Desa Karang Kemiri, Kecamatan Jeruklegi; serta Desa Panikel, Kecamatan Kampunglaut.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya hingga saat ini telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 21 tangki setara dengan 105.000 liter yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap Tahun 2024.
"Bantuan tersebut telah didistribusikan kepada warga yang terdampak krisis air bersih," katanya menjelaskan.
Ia mengakui penyaluran bantuan air bersih sempat terhenti selama lebih kurang dua pekan karena adanya hujan yang mengguyur berbagai wilayah Cilacap.
Selain menambah ketersediaan air sumur, kata dia, warga di beberapa wilayah menampung air hujan tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Namun sejak tidak ada hujan, kami kembali menerima permohonan bantuan air bersih dari Pemerintah Desa Karang Kemiri, Kecamatan Jeruklegi, dan penyalurannya telah direalisasikan pada Sabtu (13/7) sebanyak dua tangki," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan BPBD Kabupaten Cilacap selalu siap menyalurkan bantuan air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan berapapun kebutuhannya.
"Permohonan bantuan air bersih tersebut harus diajukan secara resmi oleh pemerintah desa setempat," kata Budi.
Baca juga: BPBD Cilacap telah salurkan bantuan air bersih sebanyak 95.000 liter