Semarang (ANTARA) - Analis politik Universitas Diponegoro Yoga Putra Prameswari menilai PDI Perjuangan masih cukup kuat dalam peta perpolitikan jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang 2024.
Apalagi, PDI Perjuangan juga sudah memiliki kandidat petahana, yakni Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai Wali Kota Semarang yang diyakininya akan mendapatkan rekomendasi untuk maju.
"Kalau di PDI Perjuangan, saya yakin Mbak Ita (Hevearita, red.) yang akan mendapatkan rekomendasi, apalagi sebagai 'incumbent' yang masih memegang kekuasaan infrastruktur politik," katanya, di Semarang, Jumat.
Menurut dia, Ita akan mendapatkan persaingan yang ketat dari Yoyok Sukawi yang juga Chief Executive Officer (CEO) PSIS dengan basis massa suporter klub sepak bola Kota Semarang.
Namun, kata dia, Yoyok perlu melakukan koalisi yang kuat dengan beberapa partai politik karena partai-nya, yakni Partai Demokrat tidak bisa mengusung pasangan calon sendiri.
"Kemudian Mas Yoyok perlu melakukan koalisi yang cukup kuat, karena PDI Perjuangan sangat kuat ya," katanya, di sela Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Media Online Kota Semarang (Fomos).
Pilihan kekuatan koalisi juga menentukan, kata dia, yakni PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis perlu menggandeng partai agamis meski bisa mengusung pasangan calon sendiri.
"Yang harus dilihat adalah koalisi nasionalis-agamis, PDI Perjuangan (berkoalisi) dengan partai agamis, dan Demokrat juga melakukan yang sama," ujarnya.
"Mas Yoyok harus mengambil peluang, karena mayoritas masyarakat Kota Semarang beragama Islam ya. Dan saya lihat Mas Yoyok melakukan sholat Jumat keliling, ya. Apalagi, menjadi pemilik PSIS Semarang cukup menjadi modal dikenal oleh kalangan umum," tuturnya.
Selain dua nama tersebut, Yoga mengatakan Ade Bhakti yang menjabat Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang juga memiliki peluang untuk maju pada Pilkada Kota Semarang.
"Saya lihat (Ade, red.) memang diminati oleh kalangan milenial dan gen Z dengan konten-konten-nya di media sosial. Tetapi, harus dilihat juga apakah 'follower'-nya dari Kota Semarang. Kalau iya, itu menjadi modal yang sangat besar," ucapnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Andreas Pandiangan menyebut bahwa Yoyok Sukawi berpeluang akan mengganggu petahana pada Pilkada 2024 mendatang.
Menurut dia, anak dari mantan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip itu memiliki modal cukup besar untuk menggalang basis massa yang dibuktikan dengan terpilihnya kembali sebagai anggota DPR RI.
"Pak Yoyok harus berkoalisi, dan akan menjadi pengganggu petahana. Pak Yoyok punya kekuatan dari pileg (Pemilu 2024) kemarin, karena itu adalah pemilih 'real'," kata mantan anggota KPU Jawa Tengah itu.
Hasil Pemilu 2024 di Kota Semarang, PDI Perjuangan masih menjadi partai pemenang, diikuti Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan lainnya.
Untuk perolehan kursi DPRD Kota Semarang 2024, PDI Perjuangan mendapatkan 14 kursi, Gerindra tujuh kursi, PKS dan Demokrat masing- masing enam kursi, PKB dan PSI masing-masing lima kursi, Golkar empat kursi, kemudian PAN, PPP, dan Nasdem masing-masing satu kursi.
Baca juga: Survei: Elektabilitas petahana masih unggul di Pilkada Kota Semarang
Apalagi, PDI Perjuangan juga sudah memiliki kandidat petahana, yakni Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai Wali Kota Semarang yang diyakininya akan mendapatkan rekomendasi untuk maju.
"Kalau di PDI Perjuangan, saya yakin Mbak Ita (Hevearita, red.) yang akan mendapatkan rekomendasi, apalagi sebagai 'incumbent' yang masih memegang kekuasaan infrastruktur politik," katanya, di Semarang, Jumat.
Menurut dia, Ita akan mendapatkan persaingan yang ketat dari Yoyok Sukawi yang juga Chief Executive Officer (CEO) PSIS dengan basis massa suporter klub sepak bola Kota Semarang.
Namun, kata dia, Yoyok perlu melakukan koalisi yang kuat dengan beberapa partai politik karena partai-nya, yakni Partai Demokrat tidak bisa mengusung pasangan calon sendiri.
"Kemudian Mas Yoyok perlu melakukan koalisi yang cukup kuat, karena PDI Perjuangan sangat kuat ya," katanya, di sela Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Media Online Kota Semarang (Fomos).
Pilihan kekuatan koalisi juga menentukan, kata dia, yakni PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis perlu menggandeng partai agamis meski bisa mengusung pasangan calon sendiri.
"Yang harus dilihat adalah koalisi nasionalis-agamis, PDI Perjuangan (berkoalisi) dengan partai agamis, dan Demokrat juga melakukan yang sama," ujarnya.
"Mas Yoyok harus mengambil peluang, karena mayoritas masyarakat Kota Semarang beragama Islam ya. Dan saya lihat Mas Yoyok melakukan sholat Jumat keliling, ya. Apalagi, menjadi pemilik PSIS Semarang cukup menjadi modal dikenal oleh kalangan umum," tuturnya.
Selain dua nama tersebut, Yoga mengatakan Ade Bhakti yang menjabat Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang juga memiliki peluang untuk maju pada Pilkada Kota Semarang.
"Saya lihat (Ade, red.) memang diminati oleh kalangan milenial dan gen Z dengan konten-konten-nya di media sosial. Tetapi, harus dilihat juga apakah 'follower'-nya dari Kota Semarang. Kalau iya, itu menjadi modal yang sangat besar," ucapnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Andreas Pandiangan menyebut bahwa Yoyok Sukawi berpeluang akan mengganggu petahana pada Pilkada 2024 mendatang.
Menurut dia, anak dari mantan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip itu memiliki modal cukup besar untuk menggalang basis massa yang dibuktikan dengan terpilihnya kembali sebagai anggota DPR RI.
"Pak Yoyok harus berkoalisi, dan akan menjadi pengganggu petahana. Pak Yoyok punya kekuatan dari pileg (Pemilu 2024) kemarin, karena itu adalah pemilih 'real'," kata mantan anggota KPU Jawa Tengah itu.
Hasil Pemilu 2024 di Kota Semarang, PDI Perjuangan masih menjadi partai pemenang, diikuti Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan lainnya.
Untuk perolehan kursi DPRD Kota Semarang 2024, PDI Perjuangan mendapatkan 14 kursi, Gerindra tujuh kursi, PKS dan Demokrat masing- masing enam kursi, PKB dan PSI masing-masing lima kursi, Golkar empat kursi, kemudian PAN, PPP, dan Nasdem masing-masing satu kursi.
Baca juga: Survei: Elektabilitas petahana masih unggul di Pilkada Kota Semarang