Semarang (ANTARA) - Masyarakat di pesisir Utara Kota Semarang bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Tengah mendeklarasikan perlawanan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Kepala BNN Jawa Tengah Brigjen Pol.Agus Rohmat di Semarang, Senin, mengatakan, deklarasi ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat pesisir dalam pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
"Narkoba menyasar wilayah pesisir dan perbatasan," katanya.
Ia menjelaskan peredaran narkoba masuk melalui pelabuhan-pelabuhan tikus di wilayah pesisir.
Ia menyebut 40 persen narkoba yang beredar di Indonesia masuk melalui jalur laut.
Oleh karena itu, lanjut dia, diperlukan peningkatan pengamanan dan pengawasan di kawasan pelabuhan dan dermaga agar peredaran narkoba sulit masuk.
"Edukasi tentang bahaya narkoba kepada generasi muda," tambahnya.
Ia juga mengajak masyarakat di pesisir Tambaklorok, Kota Semarang untuk menjadi relawan anti-narkoba.
"Para warga pesisir ini akan menjadi garda terdepan pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba," katanya.
Kepala BNN Jawa Tengah Brigjen Pol.Agus Rohmat di Semarang, Senin, mengatakan, deklarasi ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat pesisir dalam pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
"Narkoba menyasar wilayah pesisir dan perbatasan," katanya.
Ia menjelaskan peredaran narkoba masuk melalui pelabuhan-pelabuhan tikus di wilayah pesisir.
Ia menyebut 40 persen narkoba yang beredar di Indonesia masuk melalui jalur laut.
Oleh karena itu, lanjut dia, diperlukan peningkatan pengamanan dan pengawasan di kawasan pelabuhan dan dermaga agar peredaran narkoba sulit masuk.
"Edukasi tentang bahaya narkoba kepada generasi muda," tambahnya.
Ia juga mengajak masyarakat di pesisir Tambaklorok, Kota Semarang untuk menjadi relawan anti-narkoba.
"Para warga pesisir ini akan menjadi garda terdepan pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba," katanya.