Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berencana membangun tiga sekolah menengah pertama (SMP) negeri pada 2025 untuk menyerap lulusan sekolah dasar (SD) di daerah-daerah yang SMP-nya masih sedikit.
"Tahun ini memang belum dibangun SMP negeri, baru di 2025 bisa dikejar (pembangunan, red.) tiga SMP negeri," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jumat.
Menurut dia, rencana pembangunan SMP baru di Kota Semarang sebenarnya sudah cukup lama tetapi memang memerlukan tahapan, misalnya pembuatan DED (detail engineering desin).
"Pada 2023 tidak bisa membuat DED karena anggaran (APBD, red.) sudah dibahas di 2022, 2023 tidak bisa, penyusunan baru di 2024 disusun DED. Jadi, akhir 2024, saya minta ada lelang dini," kata Ita, sapaan akrabnya.
Dengan demikian, kata dia, saat APBD 2025 nantinya disahkan sudah bisa memiliki tiga SMP negeri baru yang diperkirakan tidak sampai memakan waktu satu tahun untuk proses pembangunannya.
"Kan hanya enam kelas, enggak sampai setahun. Kalau bisa di 2025 (menambah, red.) tiga SMP baru sehingga daya tampung bisa nambah 540," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Masing-masing SMP negeri, kata dia, untuk tahap awal dibangun enam kelas dengan setiap kelas menampung 30-32 siswa sehingga total bisa menampung 180 peserta didik untuk setiap sekolah.
Nantinya, kata dia, pada 2025 akan kembali dibuatkan DED untuk memetakan kebutuhan sekolah-sekolah negeri di daerah yang selama ini kekurangan akses sekolah di Kota Semarang.
"Di 2026 (dibangun lagi, red.). Di 2025 nanti akan dibuatkan DED mana lagi kebutuhan SMP di wilayah-wilayah lain," kata Wali Kota Semarang perempuan pertama tersebut.
Selain SMP, Ita mengatakan pihaknya juga mendapatkan surat permohonan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menyiapkan lahan bagi pembangunan sekolah menengah atas (SMA) negeri di lahan milik Pemkot Semarang.
Diakuinya, pemerintah provinsi memang tidak memiliki banyak lahan di daerah sebanyak pemerintah kabupaten/kota sehingga nantinya perlu difasilitasi lahan untuk pembangunan sarana pendidikan.
"Saya sudah siap untuk lahan. Pemerintah kota akan siapkan untuk lahan apabila memang dari provinsi sudah menyiapkan anggaran untuk pendirian, pembangunan fisiknya untuk SMA," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang panen lele dan telur ayam di SMP 22
"Tahun ini memang belum dibangun SMP negeri, baru di 2025 bisa dikejar (pembangunan, red.) tiga SMP negeri," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jumat.
Menurut dia, rencana pembangunan SMP baru di Kota Semarang sebenarnya sudah cukup lama tetapi memang memerlukan tahapan, misalnya pembuatan DED (detail engineering desin).
"Pada 2023 tidak bisa membuat DED karena anggaran (APBD, red.) sudah dibahas di 2022, 2023 tidak bisa, penyusunan baru di 2024 disusun DED. Jadi, akhir 2024, saya minta ada lelang dini," kata Ita, sapaan akrabnya.
Dengan demikian, kata dia, saat APBD 2025 nantinya disahkan sudah bisa memiliki tiga SMP negeri baru yang diperkirakan tidak sampai memakan waktu satu tahun untuk proses pembangunannya.
"Kan hanya enam kelas, enggak sampai setahun. Kalau bisa di 2025 (menambah, red.) tiga SMP baru sehingga daya tampung bisa nambah 540," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Masing-masing SMP negeri, kata dia, untuk tahap awal dibangun enam kelas dengan setiap kelas menampung 30-32 siswa sehingga total bisa menampung 180 peserta didik untuk setiap sekolah.
Nantinya, kata dia, pada 2025 akan kembali dibuatkan DED untuk memetakan kebutuhan sekolah-sekolah negeri di daerah yang selama ini kekurangan akses sekolah di Kota Semarang.
"Di 2026 (dibangun lagi, red.). Di 2025 nanti akan dibuatkan DED mana lagi kebutuhan SMP di wilayah-wilayah lain," kata Wali Kota Semarang perempuan pertama tersebut.
Selain SMP, Ita mengatakan pihaknya juga mendapatkan surat permohonan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menyiapkan lahan bagi pembangunan sekolah menengah atas (SMA) negeri di lahan milik Pemkot Semarang.
Diakuinya, pemerintah provinsi memang tidak memiliki banyak lahan di daerah sebanyak pemerintah kabupaten/kota sehingga nantinya perlu difasilitasi lahan untuk pembangunan sarana pendidikan.
"Saya sudah siap untuk lahan. Pemerintah kota akan siapkan untuk lahan apabila memang dari provinsi sudah menyiapkan anggaran untuk pendirian, pembangunan fisiknya untuk SMA," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang panen lele dan telur ayam di SMP 22