Solo (ANTARA) - Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Surakarta 2024-2045 menitikberatkan pada kegiatan antardaerah menyusul besarnya potensi yang dimiliki Solo dan sekitarnya.

"Yang ditonjolkan di RPJPD salah satunya potensi antarkota," kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Budi Murtono, di Solo, Jawa Tengah, Rabu.

Ia mengatakan hal itu sejalan dengan indikator yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan 56 indikator yang menjadi poinnya.

"Ada 56 indikator utama pembangunan yang harus dimuat di RPJPD. Kalau kami ada 54 indikator," katanya lagi.

Sebanyak 54 indikator utama pembangunan tersebut, mulai dari indikator sosial seperti kependudukan, angka kemiskinan, gini ratio, dan indeks pembangunan manusia (IPM).

Selain itu, ada pula indikator ekonomi yang meliputi produk domestik regional bruto (PDRB), tingkat inflasi, ketenagakerjaan, indeks pembangunan teknologi informasi dan telekomunikasi, dan pariwisata (IP-TIK).

Menurut dia, indikator utama pembangunan ini sudah diselaraskan dengan indikator yang sama di tingkat provinsi dan nasional.

Salah satu yang menjadi poin adalah ke depan Kota Surakarta didorong menjadi pusat kegiatan antardaerah dengan berbagai wilayah yang ada di sekitar.

Ia mengatakan, Solo di masa depan akan didorong untuk menjadi kota yang saling berhubungan dengan wilayah sekitar. Selanjutnya akan dibentuk sejumlah pusat kegiatan yang bisa sama-sama meningkatkan pertumbuhan ekonomi antardaerah.

"Solo ini arahnya jadi kota creative hub (pusat kreativitas) working class yang terkoneksi dengan kabupaten sekitar. Konsepnya kota penghubung industri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya pula.

RPJPD Kota Surakarta tersebut hari ini dipaparkan ke Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan seluruh OPD.

"Selanjutnya RPJPD akan disampaikan ke DPRD Kota Surakarta," katanya lagi.

Baca juga: RPJPD Pati 2025-2045 fokus peningkatan daya saing

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024