Magelang (ANTARA) - Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting memiliki peran strategis karena pendampingan yang diberikan merupakan upaya agar segenap intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang diberikan sampai kepada penerima manfaat.
"Kegiatan TPK mempunyai dampak nyata dengan menurunnya angka prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024 sesuai yang sudah ditargetkan oleh pemerintah," kata Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Magelang Medina Sepyo Achanto di Magelang, Jawa Tengah, Rabu, saat membuka Orientasi TPK Angkatan 25 dan 26 Tahun 2024 di Magelang.
Ia mengatakan penyelenggaraan percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan secara optimal, efektif, efisien, konvergen, dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor.
Oleh karena itu pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) merupakan strategi dalam percepatan penurunan stunting di setiap tingkatan dari pusat sampai dengan tingkat desa, kata dia, salah satunya komponen pendukung TPPS tingkat desa/kelurahan yaitu TPK.
"Tugas TPK tidak lain yaitu melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas pendampingan keluarga yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial serta surveilans berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting," katanya.
Ia menjelaskan pendampingan keluarga merupakan salah satu pembaruan strategi percepatan penurunan stunting yang fokus dilakukan mulai pada periode remaja serta calon pengantin, pada masa kehamilan dan pada masa pasca persalinan, serta terus mendampingi sampai anak berusia lima tahun.
"Kolaborasi dari masing-masing unsur dalam hal ini bidan, kader penggerak, dan pemberdayaan keluarga, serta kader KB diharapkan dapat menjadi katalisator percepatan penurunan stunting di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Magelang pada khususnya," kata Medina.
Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB PPPA) Kabupaten Magelang Bela Pinarsi menyampaikan orientasi TPK tersebut untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader pendamping dalam proses pendampingan keluarga berisiko stunting dan memberikan pembekalan kepada TPK sehingga mampu melaksanakan tugas mendampingi keluarga risiko tinggi stunting serta mengetahui sebab-sebab risiko stunting.
Adapun peserta orientasi TPK sebanyak 3.003 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan/kader tenaga kesehatan, kader TP PKK, dan kader KB/IMP, yang terbagi dalam 60 angkatan.
Orientasi TPK Kabupaten Magelang tahun 2024 dilaksanakan selama empat hari pada 23- 26 April 2024.
Baca juga: Pekalongan alokasikan dana Rp1,9 miliar tangani stunting
"Kegiatan TPK mempunyai dampak nyata dengan menurunnya angka prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024 sesuai yang sudah ditargetkan oleh pemerintah," kata Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Magelang Medina Sepyo Achanto di Magelang, Jawa Tengah, Rabu, saat membuka Orientasi TPK Angkatan 25 dan 26 Tahun 2024 di Magelang.
Ia mengatakan penyelenggaraan percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan secara optimal, efektif, efisien, konvergen, dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor.
Oleh karena itu pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) merupakan strategi dalam percepatan penurunan stunting di setiap tingkatan dari pusat sampai dengan tingkat desa, kata dia, salah satunya komponen pendukung TPPS tingkat desa/kelurahan yaitu TPK.
"Tugas TPK tidak lain yaitu melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas pendampingan keluarga yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial serta surveilans berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting," katanya.
Ia menjelaskan pendampingan keluarga merupakan salah satu pembaruan strategi percepatan penurunan stunting yang fokus dilakukan mulai pada periode remaja serta calon pengantin, pada masa kehamilan dan pada masa pasca persalinan, serta terus mendampingi sampai anak berusia lima tahun.
"Kolaborasi dari masing-masing unsur dalam hal ini bidan, kader penggerak, dan pemberdayaan keluarga, serta kader KB diharapkan dapat menjadi katalisator percepatan penurunan stunting di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Magelang pada khususnya," kata Medina.
Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB PPPA) Kabupaten Magelang Bela Pinarsi menyampaikan orientasi TPK tersebut untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader pendamping dalam proses pendampingan keluarga berisiko stunting dan memberikan pembekalan kepada TPK sehingga mampu melaksanakan tugas mendampingi keluarga risiko tinggi stunting serta mengetahui sebab-sebab risiko stunting.
Adapun peserta orientasi TPK sebanyak 3.003 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan/kader tenaga kesehatan, kader TP PKK, dan kader KB/IMP, yang terbagi dalam 60 angkatan.
Orientasi TPK Kabupaten Magelang tahun 2024 dilaksanakan selama empat hari pada 23- 26 April 2024.
Baca juga: Pekalongan alokasikan dana Rp1,9 miliar tangani stunting