Purbalingga (ANTARA) - Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo beserta keluarga mengadakan gelar griya di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada H+3 Lebaran 2024.
Ditemui saat menerima tamu di Joglo Terapung, Cluster Berlian Purbalingga Lor, Sabtu, Ganjar mengaku senang karena kegiatan tersebut merupakan gelar griya keempat yang diadakan dalam rangka Lebaran 2024.
"Yang terakhir, ini setelah kemarin dari Yogya, Tawangmangu, Kutoarjo, sekarang di Purbalingga, dan tadi saya senang karena 'Pak, saya dari Serang, Pak'. Dari Serang, jauh, jauh," katanya.
Bahkan, kata dia, ada warga yang datang ke lokasi kegiatan gelar griya tersebut pada hari Jumat (12/4) karena keliru jadwal.
Menurut dia, hal itu dialami oleh pemudik dari Jakarta dan California yang sengaja datang untuk bersilaturahmi, namun ternyata acara gelar griya tersebut diadakan pada hari Sabtu (13/4).
"Jadi sungguh antusias dan kawan-kawan ingin bertemu, ingin ngobrol, dan hari ini saya bersilaturahmi, tentu saja saya senang sekali," kata Ganjar Pranowo.
Ia mengharapkan Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024 bisa membawa semangat untuk kembali bangkit dalam situasi dolar AS yang melesat tinggi dan harga kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan.
"Mudah-mudahan sekarang bisa kompak lagi, kita bisa berjuang bersama-sama. Pikirannya positif, karena sudah saling maaf-maafan," kata Ganjar Pranowo.
Terkait dengan empat lokasi penyelenggaraan gelar griya, Ganjar mengatakan hal itu disebabkan Purbalingga merupakan daerah asal sang istri Siti Atikoh Suprianti, Kutoarjo merupakan tempat orang tuanya, Tawangmangu merupakan tempat kelahirannya, dan Yogyakarta saat sekarang merupakan tempat tinggalnya, sehingga semua lokasi ada historinya.
Ganjar mengaku sengaja memilih tinggal di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, setelah purnatugas sebagai Gubernur Jateng karena putra semata wayangnya Muhammad Zinedine Alam Ganjar kuliah di Yogyakarta.
"Dari rakyat biasa, kembali kepada rakyat biasa, selalu menarik. Setelah pensiun 'kan saya rakyat biasa," kata Ganjar Pranowo.
Ditemui saat menerima tamu di Joglo Terapung, Cluster Berlian Purbalingga Lor, Sabtu, Ganjar mengaku senang karena kegiatan tersebut merupakan gelar griya keempat yang diadakan dalam rangka Lebaran 2024.
"Yang terakhir, ini setelah kemarin dari Yogya, Tawangmangu, Kutoarjo, sekarang di Purbalingga, dan tadi saya senang karena 'Pak, saya dari Serang, Pak'. Dari Serang, jauh, jauh," katanya.
Bahkan, kata dia, ada warga yang datang ke lokasi kegiatan gelar griya tersebut pada hari Jumat (12/4) karena keliru jadwal.
Menurut dia, hal itu dialami oleh pemudik dari Jakarta dan California yang sengaja datang untuk bersilaturahmi, namun ternyata acara gelar griya tersebut diadakan pada hari Sabtu (13/4).
"Jadi sungguh antusias dan kawan-kawan ingin bertemu, ingin ngobrol, dan hari ini saya bersilaturahmi, tentu saja saya senang sekali," kata Ganjar Pranowo.
Ia mengharapkan Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024 bisa membawa semangat untuk kembali bangkit dalam situasi dolar AS yang melesat tinggi dan harga kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan.
"Mudah-mudahan sekarang bisa kompak lagi, kita bisa berjuang bersama-sama. Pikirannya positif, karena sudah saling maaf-maafan," kata Ganjar Pranowo.
Terkait dengan empat lokasi penyelenggaraan gelar griya, Ganjar mengatakan hal itu disebabkan Purbalingga merupakan daerah asal sang istri Siti Atikoh Suprianti, Kutoarjo merupakan tempat orang tuanya, Tawangmangu merupakan tempat kelahirannya, dan Yogyakarta saat sekarang merupakan tempat tinggalnya, sehingga semua lokasi ada historinya.
Ganjar mengaku sengaja memilih tinggal di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, setelah purnatugas sebagai Gubernur Jateng karena putra semata wayangnya Muhammad Zinedine Alam Ganjar kuliah di Yogyakarta.
"Dari rakyat biasa, kembali kepada rakyat biasa, selalu menarik. Setelah pensiun 'kan saya rakyat biasa," kata Ganjar Pranowo.