Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menjelaskan bahwa penerapan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer memudahkan masyarakat di daerah tersebut dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Dengan integrasi layanan kesehatan itu, maka akses masyarakat akan semakin mudah untuk mendapatkan layanan kesehatan primer karena didukung oleh adanya puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), dan posyandu yang tersebar sampai ke tingkat dusun, RT, RW," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani terkait dengan sosialisasi dan peresmian implementasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Boyolali, Senin.
Hingga saat ini, daerah setempat memiliki 25 puskesmas, dengan enam unit di antaranya menjadi lokus implementasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer pada tahun ini.
Sebanyak enam puskesmas itu, yakni Puskesmas Sukabumi (Kecamatan Cepogo), Puskesmas Tambak (Kecamatan Mojosongo), Puskesmas Gombang (Kecamatan Sawit), Puskesmas Ngesrep (Kecamatan Ngemplak), Puskesmas Potronayan (Kecamatan Nogosari), dan Puskesmas Pengkol (Kecamatan Karanggede).
Sekda Wiwis didampingi Kepala Dinkes Boyolali Puji Astuti mengawali kegiatan itu dengan menyematkan pin dan pemberian surat keputusan terkait dengan enam lokus puskesmas yang menerapkan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.
Kepala Dinkes Boyolali Puji Astuti mengatakan selain enam puskesmas yang menjadi lokus tersebut, ada pula empat pustu, dua pos kesehatan desa (PKD) serta 50 posyandu yang akan menjadi lokus penerapan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.
"Kami berharap nanti dengan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer karena yang ditekankan itu, adalah untuk skrining. Skrining kemudian deteksi dini sehingga kami harap kalau ini betul-betul bisa terwujud kami bisa melihat data yang betul, jadi kami bisa melihat sebenarnya keadaan kesehatan di Kabupaten Boyolali seperti apa sehingga nanti kebijakannya juga akan diambil," katanya.
Pihaknya akan melaksanakan transformasi layanan primer dengan fokus meningkatkan layanan promotif dan preventif, seperti memperkuat upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, membangun infrastruktur, melengkapi sarana prasarana, SDM, serta memperkuat manajemen di seluruh puskesmas
Rangkaian acara tersebut, berupa seminar kesehatan dengan narasumber dokter Prihandjojo Andri Putranto dari IDI Surakarta.
"Dengan integrasi layanan kesehatan itu, maka akses masyarakat akan semakin mudah untuk mendapatkan layanan kesehatan primer karena didukung oleh adanya puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), dan posyandu yang tersebar sampai ke tingkat dusun, RT, RW," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani terkait dengan sosialisasi dan peresmian implementasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Boyolali, Senin.
Hingga saat ini, daerah setempat memiliki 25 puskesmas, dengan enam unit di antaranya menjadi lokus implementasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer pada tahun ini.
Sebanyak enam puskesmas itu, yakni Puskesmas Sukabumi (Kecamatan Cepogo), Puskesmas Tambak (Kecamatan Mojosongo), Puskesmas Gombang (Kecamatan Sawit), Puskesmas Ngesrep (Kecamatan Ngemplak), Puskesmas Potronayan (Kecamatan Nogosari), dan Puskesmas Pengkol (Kecamatan Karanggede).
Sekda Wiwis didampingi Kepala Dinkes Boyolali Puji Astuti mengawali kegiatan itu dengan menyematkan pin dan pemberian surat keputusan terkait dengan enam lokus puskesmas yang menerapkan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.
Kepala Dinkes Boyolali Puji Astuti mengatakan selain enam puskesmas yang menjadi lokus tersebut, ada pula empat pustu, dua pos kesehatan desa (PKD) serta 50 posyandu yang akan menjadi lokus penerapan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.
"Kami berharap nanti dengan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer karena yang ditekankan itu, adalah untuk skrining. Skrining kemudian deteksi dini sehingga kami harap kalau ini betul-betul bisa terwujud kami bisa melihat data yang betul, jadi kami bisa melihat sebenarnya keadaan kesehatan di Kabupaten Boyolali seperti apa sehingga nanti kebijakannya juga akan diambil," katanya.
Pihaknya akan melaksanakan transformasi layanan primer dengan fokus meningkatkan layanan promotif dan preventif, seperti memperkuat upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, membangun infrastruktur, melengkapi sarana prasarana, SDM, serta memperkuat manajemen di seluruh puskesmas
Rangkaian acara tersebut, berupa seminar kesehatan dengan narasumber dokter Prihandjojo Andri Putranto dari IDI Surakarta.