Cilacap (ANTARA) - Anak usaha Semen Indonesia Group, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Pabrik Cilacap bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menggelar simulasi tanggap bencana gempa bumi dan tsunami.
Kegiatan yang melibatkan sekitar 300 warga Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, serta Kelurahan Gumilir dan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, maupun sukarelawan dan instansi pemerintah terkait itu digelar Minggu.
Dalam kegiatan yang didukung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cilacap itu digambarkan adanya gempa bumi yang dirasakan masyarakat.
Setelah memperoleh informasi dari pemerintah yang menyebutkan bahwa gempa bumi itu berpotensi tsunami, masyarakat pun panik dan segera melakukan evakuasi sesuai jalur yang diarahkan.
Masyarakat dengan sigap ke luar dari rumah menuju ruang terbuka dan selanjutnya menuju ke arah area yang lebih aman, yakni menjauh dari pantai serta mencari tempat yang lebih tinggi dan aman.
Community Relations Manager SBI Dewi Hestyani mengatakan kesigapan masyarakat dan semua pihak ketika terjadi kondisi darurat seperti bencana alam gempa bumi dan tsunami sangat penting dilakukan mengingat sebagian warga Kabupaten Cilacap bermukim di dekat pantai selatan Jawa.
"Bencana gempa yang berpotensi menyebabkan tsunami harus diantisipasi dengan simulasi. Kami melatih dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana melakukan evakuasi yang aman bagi keselamatan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya," katanya.
Sebagai bagian dari simulasi dan untuk memudahkan masyarakat melakukan evakuasi, kata dia, pihaknya juga telah memasang rambu-rambu evakuasi yang tersebar di berbagai tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat.
Menurut dia, terselenggaranya kegiatan simulasi yang memberikan edukasi tersebut merupakan bentuk sinergisitas SBI dengan masyarakat sekitar, pemerintah daerah, PMI, dan BMKG khususnya Stasiun Geofisika Banjarnegara.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengapresiasi masyarakat yang telah berpartisipasi dalam simulasi tanggap bencana gempa bumi dan tsunami.
Menurut dia, simulasi tersebut perlu dilakukan karena bencana bisa datang kapan saja, sehingga semua pihak termasuk masyarakat harus siap dalam menghadapinya.
"Simulasi ini bagian dari kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya.
Salah seorang warga Kelurahan Tegalkamulyan, Indriani Budi (53) mengharapkan masyarakat makin tanggap dan mampu melakukan evakuasi mandiri demi keselamatan.
"Simulasi ini telah dirancang dengan sebaik-baiknya, di mana perilaku masyarakat saat menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami akan diarahkan oleh petugas dan bisa dijadikan acuan saat terjadi gempa bumi dan tsunami," kata dia yang juga sukarelawan penanggulangan bencana.
Kegiatan yang melibatkan sekitar 300 warga Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, serta Kelurahan Gumilir dan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, maupun sukarelawan dan instansi pemerintah terkait itu digelar Minggu.
Dalam kegiatan yang didukung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cilacap itu digambarkan adanya gempa bumi yang dirasakan masyarakat.
Setelah memperoleh informasi dari pemerintah yang menyebutkan bahwa gempa bumi itu berpotensi tsunami, masyarakat pun panik dan segera melakukan evakuasi sesuai jalur yang diarahkan.
Masyarakat dengan sigap ke luar dari rumah menuju ruang terbuka dan selanjutnya menuju ke arah area yang lebih aman, yakni menjauh dari pantai serta mencari tempat yang lebih tinggi dan aman.
Community Relations Manager SBI Dewi Hestyani mengatakan kesigapan masyarakat dan semua pihak ketika terjadi kondisi darurat seperti bencana alam gempa bumi dan tsunami sangat penting dilakukan mengingat sebagian warga Kabupaten Cilacap bermukim di dekat pantai selatan Jawa.
"Bencana gempa yang berpotensi menyebabkan tsunami harus diantisipasi dengan simulasi. Kami melatih dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana melakukan evakuasi yang aman bagi keselamatan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya," katanya.
Sebagai bagian dari simulasi dan untuk memudahkan masyarakat melakukan evakuasi, kata dia, pihaknya juga telah memasang rambu-rambu evakuasi yang tersebar di berbagai tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat.
Menurut dia, terselenggaranya kegiatan simulasi yang memberikan edukasi tersebut merupakan bentuk sinergisitas SBI dengan masyarakat sekitar, pemerintah daerah, PMI, dan BMKG khususnya Stasiun Geofisika Banjarnegara.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengapresiasi masyarakat yang telah berpartisipasi dalam simulasi tanggap bencana gempa bumi dan tsunami.
Menurut dia, simulasi tersebut perlu dilakukan karena bencana bisa datang kapan saja, sehingga semua pihak termasuk masyarakat harus siap dalam menghadapinya.
"Simulasi ini bagian dari kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya.
Salah seorang warga Kelurahan Tegalkamulyan, Indriani Budi (53) mengharapkan masyarakat makin tanggap dan mampu melakukan evakuasi mandiri demi keselamatan.
"Simulasi ini telah dirancang dengan sebaik-baiknya, di mana perilaku masyarakat saat menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami akan diarahkan oleh petugas dan bisa dijadikan acuan saat terjadi gempa bumi dan tsunami," kata dia yang juga sukarelawan penanggulangan bencana.