Purbalingga (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, bersama sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) setempat menyiapkan pasar murah untuk mengatasi gejolak harga beras di pasaran khususnya menjelang Ramadhan dan Lebaran 2024.
"Kami sedang mempertimbangkan untuk melaksanakan pasar murah bersama sejumlah OPD, mungkin pelaksanaannya saat bulan puasa atau Ramadhan hingga menjelang lebaran," kata Kepala Dinperindag Kabupaten Purbalingga Johan Arifin di Purbalingga, Jumat.
Ia mengharapkan dengan pasar murah tersebut masyarakat dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga khususnya beras dengan harga terjangkau selama bulan Ramadhan hingga lebaran.
Selain itu, pihaknya juga akan mengundang seluruh distributor maupun pengusaha beras di Purbalingga untuk menyamakan langkah dan persepsi dalam rangka pengendalian harga komoditas pangan utama tersebut.
Ia mengakui gejolak kenaikan harga beras di berbagai daerah termasuk Purbalingga dipicu oleh menipisnya stok komoditas pangan tersebut akibat pergeseran musim tanam padi karena adanya kekeringan yang dibarengi dengan fenomena El Nino.
Bahkan, masa panen raya padi diperkirakan baru akan berlangsung sekitar bulan April 2024, sehingga memengaruhi ketersediaan beras di pasaran.
"Kondisi tersebut mengakibatkan harga beras mengalami kenaikan. Saat ini, harga beras di Purbalingga mencapai kisaran Rp16.000-Rp17.000 per kilogram," katanya menjelaskan.
Terkait dengan hal itu, Johan mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Perum Bulog Cabang Banyumas menggelar operasi pasar terhadap beras di sejumlah pasar tradisional secara rutin satu kali dalam seminggu.
Menurut dia, operasi pasar tersebut dilakukan dengan menyalurkan beras kualitas medium kepada pedagang di pasar melalui kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) untuk dijual kepada konsumen dengan harga Rp10.900 per kilogram atau Rp54.500 per sak isi 5 kilogram.
Baca juga: Pemprov Jateng tingkatkan gerakan pasar murah tekan harga beras
"Kami sedang mempertimbangkan untuk melaksanakan pasar murah bersama sejumlah OPD, mungkin pelaksanaannya saat bulan puasa atau Ramadhan hingga menjelang lebaran," kata Kepala Dinperindag Kabupaten Purbalingga Johan Arifin di Purbalingga, Jumat.
Ia mengharapkan dengan pasar murah tersebut masyarakat dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga khususnya beras dengan harga terjangkau selama bulan Ramadhan hingga lebaran.
Selain itu, pihaknya juga akan mengundang seluruh distributor maupun pengusaha beras di Purbalingga untuk menyamakan langkah dan persepsi dalam rangka pengendalian harga komoditas pangan utama tersebut.
Ia mengakui gejolak kenaikan harga beras di berbagai daerah termasuk Purbalingga dipicu oleh menipisnya stok komoditas pangan tersebut akibat pergeseran musim tanam padi karena adanya kekeringan yang dibarengi dengan fenomena El Nino.
Bahkan, masa panen raya padi diperkirakan baru akan berlangsung sekitar bulan April 2024, sehingga memengaruhi ketersediaan beras di pasaran.
"Kondisi tersebut mengakibatkan harga beras mengalami kenaikan. Saat ini, harga beras di Purbalingga mencapai kisaran Rp16.000-Rp17.000 per kilogram," katanya menjelaskan.
Terkait dengan hal itu, Johan mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Perum Bulog Cabang Banyumas menggelar operasi pasar terhadap beras di sejumlah pasar tradisional secara rutin satu kali dalam seminggu.
Menurut dia, operasi pasar tersebut dilakukan dengan menyalurkan beras kualitas medium kepada pedagang di pasar melalui kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) untuk dijual kepada konsumen dengan harga Rp10.900 per kilogram atau Rp54.500 per sak isi 5 kilogram.
Baca juga: Pemprov Jateng tingkatkan gerakan pasar murah tekan harga beras