Pekalongan (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal, Jawa Tengah, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Eks-Keresidenan Pekalongan siap memperkuat strategi pengendalian inflasi 2024 untuk menekan laju inflasi agar lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI Tegal Teguh Triyono di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa berdasar data Badan Pusat Statistik pada Desember 2023 disebutkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal tercatat sebesar 0,22 persen (mtm) dan secara tahunan 3,28 persen (yoy)
"Meskipun angka ini berada di kisaran target pada 2023 namun capaian ini menjadi tertinggi se-Jawa Tengah sebesar 2,89 persen dan berada pada posisi ke-4 di Pulau Jawa setelah Sumenep (5,08 persen), Cilegon (3,50 persen), dan Bogor (3,36 persen)," katanya.
Dikatakan, adapun Indeks Harga Konsumen secara nasional 2,61 persen.
"Oleh karena itu, kami bersama pejabat TPID se-Eks Keresidenan Pekalongan berinisiasi dan berkomitmen mensinkronkan dan memahami kebijakan Pemerintah pusat untuk penajaman pada 2024 lebih valid dan tepat sasaran," katanya.
Menurut dia, faktor penyumbang terjadinya inflasi tertinggi pada 2023 lalu adalah adanya kenaikan harga kebutuhan pokok terutama komoditi beras, cabai merah, dan bawang merah.
Untuk Januari 2024, kata dia, angka inflasi akan dirilis pada awal Februari 2024.
"Secara historis, kontestasi pesta demokrasi 2024 akan mempengaruhi tingkat inflasi karena kebutuhan masyarakat selama masa kampanye dan lainnya akan cukup banyak. 'Life stylenya' juga akan berbeda dan mengalami pergeseran," katanya.
Baca juga: BI: Inflasi Jateng 2023 sebesar 2,89 persen
Deputi Kepala Perwakilan BI Tegal Teguh Triyono di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa berdasar data Badan Pusat Statistik pada Desember 2023 disebutkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal tercatat sebesar 0,22 persen (mtm) dan secara tahunan 3,28 persen (yoy)
"Meskipun angka ini berada di kisaran target pada 2023 namun capaian ini menjadi tertinggi se-Jawa Tengah sebesar 2,89 persen dan berada pada posisi ke-4 di Pulau Jawa setelah Sumenep (5,08 persen), Cilegon (3,50 persen), dan Bogor (3,36 persen)," katanya.
Dikatakan, adapun Indeks Harga Konsumen secara nasional 2,61 persen.
"Oleh karena itu, kami bersama pejabat TPID se-Eks Keresidenan Pekalongan berinisiasi dan berkomitmen mensinkronkan dan memahami kebijakan Pemerintah pusat untuk penajaman pada 2024 lebih valid dan tepat sasaran," katanya.
Menurut dia, faktor penyumbang terjadinya inflasi tertinggi pada 2023 lalu adalah adanya kenaikan harga kebutuhan pokok terutama komoditi beras, cabai merah, dan bawang merah.
Untuk Januari 2024, kata dia, angka inflasi akan dirilis pada awal Februari 2024.
"Secara historis, kontestasi pesta demokrasi 2024 akan mempengaruhi tingkat inflasi karena kebutuhan masyarakat selama masa kampanye dan lainnya akan cukup banyak. 'Life stylenya' juga akan berbeda dan mengalami pergeseran," katanya.
Baca juga: BI: Inflasi Jateng 2023 sebesar 2,89 persen