Semarang (ANTARA) - Diperlukan cara jitu mengatasi permasalahan krusial di sekolah di antaranya sejumlah tantangan yang perlu diulas di era Kurikulum Merdeka seperti sekolah yang menganggap rapor pendidikan merupakan hal baru yang belum dipahami secara mendalam dan belum terbiasanya menggunakan aplikasi rencana kegiatan dan anggaran sekolah (ARKAS).
Selain itu masih ada kesulitan dalam menerjemahkan rekomendasi rapor pendidikan menjadi program sekolah yang dituangkan dalam ARKAS, sehingga pengawas perlu membantu sekolah dampingan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Bimbingan dan pelatihan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan sekolah sangat diperlukan. Strategi yang telah dilakukan menggunakan empat pendekatan yang merupakan akronim ARKAS," kata Supardi, Koordinator Pengawas SMP Kabupaten Kendal Jawa Tengah.
Akronim ARKAS tersebut, kata Supardi, yakni terdiri dari empat langkah utama yakni membacA, beRtanya, berdisKusi, dan pemecahAn maSalah.
Untuk melaksanakan cara jitu tersebut, langkah pertama yang dilakukan yaitu mengirimkan angket digital di sekolah binaan dengan menggunakan google form yang memuat identitas, materi panduan perencanaan sekolah, panduan membaca rapor pendidikan, tingkat pemahaman membaca lembar rekomendasi perencanaan berbasis data dan lembar kerja ARKAS, serta kesulitan menyusun program sekolah.
Langkah kedua mendata kebutuhan masing-masing sekolah terkait kesulitan membaca rekomendasi rapor pendidikan dan panduan mengisi lembar kerja perencanaan berbasis data ke dalam ARKAS sesuai dengan kebutuhan sekolah.
"Kegiatan ini merupakan langkah yang krusial untuk mendeteksi awal kebutuhan fasilitasi masing-masing sekolah. Dimulai dengan melokalisir dan mengkategorikan kesulitan yang dihadapi oleh sekolah," katanya.
Langkah ketiga penyiapan bahan bacaan dan simulasi sesuai kebutuhan dan langkah keempat praktik simulasi pengisian uraikan kegiatan ARKAS, serta langkah terakhir praktik simulasi. Kegiatan dimulai dari mendemonstrasikan simulasi praktik dengan mengambil contoh dari salah satu sekolah.
"Tahapan ini dikenalkan juga penggunaan chat GPT guna memperkaya opsi. Forum banyak praktik simulasi dan tanya jawab dari semua peserta. Tahapan terakhir paparan dari masing-masing sekolah untuk berbagi praktik baik, tanya jawab, dan refleksi," katanya.
Dampak positif dari beragam cara tersebut, menjadikan peserta terbiasa membaca referensi bahan pelatihan baik dari unsur kepala sekolah dan guru karena ada kewajiban membaca referensi bahan bacaan sebelum mengikuti pelatihan.
Selain itu setiap peserta juga menjadi terbiasa berbagi praktik baik, berbagi, dan saling menerima masukan dan ide, menerima saran dan kritik yang membangun dari peserta lainnya akan memperkaya khasanah pengalaman di dalam menyusun program sekolah berdasarkan rapor pendidikan.
Selain itu masih ada kesulitan dalam menerjemahkan rekomendasi rapor pendidikan menjadi program sekolah yang dituangkan dalam ARKAS, sehingga pengawas perlu membantu sekolah dampingan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Bimbingan dan pelatihan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan sekolah sangat diperlukan. Strategi yang telah dilakukan menggunakan empat pendekatan yang merupakan akronim ARKAS," kata Supardi, Koordinator Pengawas SMP Kabupaten Kendal Jawa Tengah.
Akronim ARKAS tersebut, kata Supardi, yakni terdiri dari empat langkah utama yakni membacA, beRtanya, berdisKusi, dan pemecahAn maSalah.
Untuk melaksanakan cara jitu tersebut, langkah pertama yang dilakukan yaitu mengirimkan angket digital di sekolah binaan dengan menggunakan google form yang memuat identitas, materi panduan perencanaan sekolah, panduan membaca rapor pendidikan, tingkat pemahaman membaca lembar rekomendasi perencanaan berbasis data dan lembar kerja ARKAS, serta kesulitan menyusun program sekolah.
Langkah kedua mendata kebutuhan masing-masing sekolah terkait kesulitan membaca rekomendasi rapor pendidikan dan panduan mengisi lembar kerja perencanaan berbasis data ke dalam ARKAS sesuai dengan kebutuhan sekolah.
"Kegiatan ini merupakan langkah yang krusial untuk mendeteksi awal kebutuhan fasilitasi masing-masing sekolah. Dimulai dengan melokalisir dan mengkategorikan kesulitan yang dihadapi oleh sekolah," katanya.
Langkah ketiga penyiapan bahan bacaan dan simulasi sesuai kebutuhan dan langkah keempat praktik simulasi pengisian uraikan kegiatan ARKAS, serta langkah terakhir praktik simulasi. Kegiatan dimulai dari mendemonstrasikan simulasi praktik dengan mengambil contoh dari salah satu sekolah.
"Tahapan ini dikenalkan juga penggunaan chat GPT guna memperkaya opsi. Forum banyak praktik simulasi dan tanya jawab dari semua peserta. Tahapan terakhir paparan dari masing-masing sekolah untuk berbagi praktik baik, tanya jawab, dan refleksi," katanya.
Dampak positif dari beragam cara tersebut, menjadikan peserta terbiasa membaca referensi bahan pelatihan baik dari unsur kepala sekolah dan guru karena ada kewajiban membaca referensi bahan bacaan sebelum mengikuti pelatihan.
Selain itu setiap peserta juga menjadi terbiasa berbagi praktik baik, berbagi, dan saling menerima masukan dan ide, menerima saran dan kritik yang membangun dari peserta lainnya akan memperkaya khasanah pengalaman di dalam menyusun program sekolah berdasarkan rapor pendidikan.