Semarang (ANTARA) - Peneliti vokasi Universitas Diponegoro Semarang Mohamad Endy Yulianto meraih penghargaan dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbud Ristek atas risetnya mengenai obat herbal COVID-19.

Endy, dalam pernyataan yang diterima di Semarang, Rabu, menjelaskan penelitian tersebut didorong atas keprihatinannya terhadap penyakit pernafasan akut yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 yang telah menyebar ke seluruh dunia.

Menurut dia, penelitiannya yang telah diselesaikan tahun 2023 tersebut merupakan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) yang berfokus pada penanganan penyakit COVID-19.

Risetnya tersebut, kata dia, bertema "Produksi Theasinensins, Hesperidin, dan Piperin Terenkapsulasi dalam Membran Cair Emulsi Nano Liposom sebagai Inhibitor Potensial SARS-CoV-2 Mpro" yang didanai oleh Kemendikbud Ristek pada 2021-2023.

Baca juga: Sinar Mas dukung pengembangan tenaga kerja berdaya saing

Baca juga: Astra hibahkan Rp30 miliar pembangunan gedung Sekolah Vokasi Undip


Dalam proses risetnya selama tiga tahun itu, Endy yang menjadi pengajar Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri Sekolah Vokasi Undip menghasilkan tujuh hak paten.

"Di antaranya 2 paten telah 'granted' yaitu 'Metode Pemisahan Theaflavin dari Teh dengan menggunakan Membran Ultrafiltrasi' (Paten No IDS000005812) dan 'Proses Ekstraksi Piperin dari Cabe Jawa melalui Air Subkritis' (Paten No IDS000006334)," katanya.

Sedangkan lima paten yang lain, yakni tentang Theaflavin (Paten No S00202204196, Paten No S00202205530 dan Paten No S00202304698) dan Hesperidin (Paten No S00202204489 dan Paten No S00202302871).

Selain itu, dihasilkan pula publikasi ke Journal of Applied Pharmaceutical Science dengan judul "Characterization in silico of bioactive compound in tea plant as a potentials inhibitor of SARS-CoV-2 Mpro".

Penelitiannya dilakukan bersama tim yang beranggotakan Prof. Dr. Ari Yuniastuti, Dr. Dadan Rohdiana, Dr Siti Nur Jannah S.Si, Dr. Eng Vita Paramita, Hermawan Dwi Ariyanto, Ph.D, dan Rizka Amalia.

Hasil kajian dan simulasi dinamika molekular yang dihasilkan menunjukkan bahwa senyawa bioaktif theasinensins, oolonghomobisflavan-A, theaflavin-3-O-gallate, hesperidin dan piperin sangat prospektif dalam memblokir sisi aktif katalitik protease utama (Mpro) pada SAR-CoV-2.

"Senyawa tersebut ternyata banyak terdapat pada teh, jeruk dan cabai," katanya.

Ia menjelaskan hasil penelitian itu berupa prototipe produk yang memiliki potensi penting dalam upaya penanganan dan pencegahan COVID-19, mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan jantung, prostat, liver dan bersifat anti oksidan.

Saat ini, kata dia, status produk sedang dalam proses riset sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT) dan tim saat ini telah bekerjasama dengan industri farmasi dan pemerintah untuk membuat obat herbal nano theaflavin teh menjadi obat berbentuk kapsul.

"Semoga dalam waktu dekat dapat komersialisasi produk di industri melalui riset komersial, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk masyarakat, khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit," ucapnya.

Sementara itu, Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof. Dr. Ir. Budiyono menyampaikan kebanggaannya karena salah satu dosennya, yaitu Endy Yulianto mendapatkan penghargaan sebagai penyaji terbaik dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi.

Ia berharap kegiatan riset di Sekolah Vokasi Undip terus berinovasi dan berkembang, serta secara berdampingan dalam menjawab permasalahan di masyarakat dan pada akhirnya menghasilkan solusi secara bersama-sama.

"Endy telah menunjukkan kontribusi dan kinerja terbaiknya sehingga bermanfaat bagi Sekolah Vokasi Undip dan berdampak bagi masyarakat luas," katanya.*

Baca juga: Pendidikan vokasi berperan penting kembangkan SDM, sebut Presiden

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024