Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Indonesia Water Sanitasi and Hygiene (IUWASH) dan perusahaan swasta dalam program bantuan teknis bidang air minum dan sanitasi.
"Kami sambut baik kemitraan ini untuk membantu pemerintah dalam mencapai akses terhadap kebutuhan dasar air minum dan sanitasi aman," kata Penjabat (Pj) Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan saat "kick off meeting" atau pertemuan perdana program peningkatan akses air minum dan sanitasi aman serta perilaku higiene hasil kerja sama antara USAID IUWASH tangguh bersama Pemkab Kudus dan Djarum Foundation di Gedung Serba Guna (GSG) Wisma Djarum, Senin.
Menurut dia, Indonesia merupakan negeri yang sangat berlimpah akan sumber daya alamnya, terutama ketersediaan air bersih.
Untuk itu, kata dia, pihaknya menekankan agar sebagai warga negara yang baik harus dapat menjaga dan mengelola ketersediaan sumber daya alam itu dengan sebaik-baiknya.
"Indonesia negeri hebat, banyak sumber daya alam yang tersedia. Kita harus mampu memanfaatkan dan menjaga dengan baik," ujarnya.
Untuk mencapai akses air minum dan akses sanitasi yang sesuai dengan universal akses dan target SDGs (sustainable development goals/tujuan pembangunan berkelanjutan) 100 persen, dibutuhkan kolaborasi multi pihak, selain juga dibutuhkan dukungan pendanaan dalam percepatan akses sanitasi perilaku bersih dan air minum dari segala sektor.
"Untuk itu, pada tim USAID IUWASH Tangguh, Bappenas, Djarum Foundation, dan pimpinan perangkat daerah, kami harapkan peran aktifnya dalam bersinergi membangun negeri khususnya di Kudus," ujarnya.
Sementara itu, Deputy Mission Director USAID Indonesia Erin Nicholson menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Kudus beserta Djarum Foundation atas kemitraan yang terjalin untuk mendorong peningkatan kesehatan yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini, imbuh dia, sejalan dengan komitmen USAID Indonesia untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan kesehatan masyarakat yang berkelanjutan.
"Kami senang bisa bermitra dengan pemerintah dan perusahaan. Melalui kemitraan ini kami ingin meningkatkan akses air minum dan sanitasi aman sehingga dapat mendorong perubahan perilaku higiene dalam upaya penurunan prevalensi stunting atau tengkes," ujarnya.
Sementara itu, Strategi and Sustainable Development Director Djarum Foundation Jemmy Chayadi menambahkan bahwa sebagai salah satu organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1951, pihaknya memiliki perhatian pada kegiatan sosial dan kesehatan, salah satunya menurunkan prevalensi tengkes.
Di Provinsi Jateng, setidaknya terdapat tiga fokus wilayah yang menjadi lokasi implementasi program tersebut, yakni Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonogiri sebagai wilayah kerja USAID IUWASH Tangguh, dan Kabupaten Kudus wilayah kerja Djarum Foundation.
"Program penurunan tengkes kami integrasikan dengan program perbaikan perilaku higiene dan peningkatan akses air minum dan sanitasi aman. Semoga kontribusi ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat desa," ujarnya.
Usai melaksanakan pertemuan perdana kerja sama USAID IUWASH, rombongan melanjutkan kunjungannya lapangan gerakan menjaga periode emas (Gemas) di tempat produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) Pengkol, Purwosari dalam rangka peninjauan cek kesehatan ibu hamil dan menyusui.
Baca juga: BPBD Semarang: Pengiriman air bersih terkendala keterbatasan armada
"Kami sambut baik kemitraan ini untuk membantu pemerintah dalam mencapai akses terhadap kebutuhan dasar air minum dan sanitasi aman," kata Penjabat (Pj) Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan saat "kick off meeting" atau pertemuan perdana program peningkatan akses air minum dan sanitasi aman serta perilaku higiene hasil kerja sama antara USAID IUWASH tangguh bersama Pemkab Kudus dan Djarum Foundation di Gedung Serba Guna (GSG) Wisma Djarum, Senin.
Menurut dia, Indonesia merupakan negeri yang sangat berlimpah akan sumber daya alamnya, terutama ketersediaan air bersih.
Untuk itu, kata dia, pihaknya menekankan agar sebagai warga negara yang baik harus dapat menjaga dan mengelola ketersediaan sumber daya alam itu dengan sebaik-baiknya.
"Indonesia negeri hebat, banyak sumber daya alam yang tersedia. Kita harus mampu memanfaatkan dan menjaga dengan baik," ujarnya.
Untuk mencapai akses air minum dan akses sanitasi yang sesuai dengan universal akses dan target SDGs (sustainable development goals/tujuan pembangunan berkelanjutan) 100 persen, dibutuhkan kolaborasi multi pihak, selain juga dibutuhkan dukungan pendanaan dalam percepatan akses sanitasi perilaku bersih dan air minum dari segala sektor.
"Untuk itu, pada tim USAID IUWASH Tangguh, Bappenas, Djarum Foundation, dan pimpinan perangkat daerah, kami harapkan peran aktifnya dalam bersinergi membangun negeri khususnya di Kudus," ujarnya.
Sementara itu, Deputy Mission Director USAID Indonesia Erin Nicholson menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Kudus beserta Djarum Foundation atas kemitraan yang terjalin untuk mendorong peningkatan kesehatan yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini, imbuh dia, sejalan dengan komitmen USAID Indonesia untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan kesehatan masyarakat yang berkelanjutan.
"Kami senang bisa bermitra dengan pemerintah dan perusahaan. Melalui kemitraan ini kami ingin meningkatkan akses air minum dan sanitasi aman sehingga dapat mendorong perubahan perilaku higiene dalam upaya penurunan prevalensi stunting atau tengkes," ujarnya.
Sementara itu, Strategi and Sustainable Development Director Djarum Foundation Jemmy Chayadi menambahkan bahwa sebagai salah satu organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1951, pihaknya memiliki perhatian pada kegiatan sosial dan kesehatan, salah satunya menurunkan prevalensi tengkes.
Di Provinsi Jateng, setidaknya terdapat tiga fokus wilayah yang menjadi lokasi implementasi program tersebut, yakni Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonogiri sebagai wilayah kerja USAID IUWASH Tangguh, dan Kabupaten Kudus wilayah kerja Djarum Foundation.
"Program penurunan tengkes kami integrasikan dengan program perbaikan perilaku higiene dan peningkatan akses air minum dan sanitasi aman. Semoga kontribusi ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat desa," ujarnya.
Usai melaksanakan pertemuan perdana kerja sama USAID IUWASH, rombongan melanjutkan kunjungannya lapangan gerakan menjaga periode emas (Gemas) di tempat produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) Pengkol, Purwosari dalam rangka peninjauan cek kesehatan ibu hamil dan menyusui.
Baca juga: BPBD Semarang: Pengiriman air bersih terkendala keterbatasan armada