Kudus (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar skrining HIV (Human Immunodeficiency Virus) terhadap para santri di Kudus sebagai salah satu upaya pencegahan penularan penyakit tersebut.

Skrining HIV terhadap 180 santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kudus tersebut digelar di aula kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Jumat,  bersamaan dengan seminar HIV/AIDS sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penularan penyakit mematikan itu.

"Untuk menemukan penderita HIV/AIDS, yang paling efektif dengan melakukan skrining. Untuk itulah, bersamaan dengan kegiatan seminar kami gelar skrining terhadap santri dari berbagai pondok pesantren di Kudus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi.

Kegiatan tersebut, kata dia, melibatkan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) sebagai salah satu upaya untuk menemukan kasus HIV dan pencegahan penularan.

Skrining dan sosialisasi, imbuh dia, juga menjadi salah satu upaya menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan, terutama kelompok rentan untuk rutin memeriksakan kesehatan dirinya.

Ia berharap generasi muda juga mengetahui cara penularan penyakit mematikan tersebut, serta tata cara penanganannya ketika terjadi kasus. Jangan sampai fenomena gunung es terjadi di Kabupaten Kudus, karena masih ada yang belum paham penularan dan kondisi klinis HIV, sehingga tidak mau melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Tentunya, ketika diketahui sejak dini bisa dilakukan pengobatan segera serta ada pendampingan selama pengobatannya. Sosialisasi dan skrining memang gencar dilakukan sebagai upaya mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit mematikan ini," ujarnya.

Anggota Komisi Penanggulangan AIDS Kudus Eni Mardiyanti saat menjadi pembicara sosialisasi mengingatkan para santri ketika ada teman atau orang yang dikenal positif HIV, maka jangan memberikan stigma negatif karena bisa menjatuhkan mentalnya.

"Tanpa memberikan stigma negatif, maka anda sudah memberikan dukungan terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA)," ujarnya.

Pesan itu disampaikan, karena pengalaman yang ditemui di lapangan, memang ada seorang janda penderita HIV yang enggan melakukan pemeriksaan kesehatan maupun pengobatan, karena malu dengan tetangga.

"Sedangkan dirinya tertular HIV dari sang suami yang meninggal sebelumnya karena penyakit tersebut. Janda tersebut akhirnya meninggal setelah 10 tahun diketahui mengidap HIV," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dia juga menjelaskan penularan HIV/AIDS, kemudian pencegahan dan pengobatannya.

Adapun cara mencegah agar tidak tertular di antaranya tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia kepada pasangan yang tidak terinfeksi HIV/AIDS, gunakan kondom setiap melakukan hubungan seks berisiko, hindari penggunaan jarum suntik bergantian dan tidak steril, serta pendidikan tentang HIV/AIDS.

Baca juga: Dinkes Pati rutin gelar skrining HIV terhadap kelompok rentan

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024