Purbalingga (ANTARA) - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI/AKB) di wilayah Puskesmas Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Saat menghadiri kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Kader Kesehatan se-Wilayah Puskesmas Rembang di Lapangan Bodas Karangjati, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Senin, Bupati mengatakan dalam satu tahun terakhir masih ada satu kasus kematian ibu dan tiga kasus kematian bayi di wilayah Rembang.

"Mudah-mudahan ini jadi yang terakhir, tidak ada lagi penambahan kasus," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia meminta seluruh kader kesehatan se-wilayah Puskesmas Rembang untuk terus mensosialisasikan program-program kesehatan yang diinisiasi oleh pemerintah dalam rangka menurunkan AKI/AKB, salah satunya melalui kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat).

Menurut dia, kegiatan Dahsat memberikan edukasi tentang makanan sehat dan bergizi kepada masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki balita.

Dalam hal ini, kata dia, makanan sehat dengan gizi seimbang penting untuk tumbuh kembang anak.

"Makanan sehat tidak harus mahal. Jadi, ibu-ibu yang punya anak balita jika ingin belajar bisa mampir ke stan Dahsat, nanti di sana diajari bagaimana cara membuat makanan yang sehat dan bergizi untuk anak-anak," kata bupati.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Rembang Isdarto mengatakan pihaknya melakukan pelayanan antenatal terpadu dalam rangka menurunkan AKI/AKB di wilayah Rembang.

Menurut dia, pelayanan tersebut, di antaranya layanan kesehatan ibu dan anak (KIA), gizi, serta pengendalian penyakit menular, seperti layanan imunisasi, tuberkulosis, malaria, HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual lainnya.

Selain itu, kata dia, bidan desa setiap satu minggu sekali memantau ibu hamil risiko tinggi di masing-masing desa yang diampu serta melakukan skrining.

Bahkan, lanjut dia, bidan desa bekerja sama dengan kader kesehatan juga memberikan layanan berupa pemberian makanan tambahan lokal kepada ibu hamil risiko tinggi.

"Selain itu, diadakan kelas ibu hamil minimal tiga kali dalam setahun di setiap desa," kata Isdarto.

Baca juga: Sandiaga Uno resmikan Museum Islam Nusantara Lasem Rembang

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024