Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, memperkuat jejaring skrining layak hamil sebagai upaya menekan kasus kematian ibu, kematian bayi, dan stunting di daerah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Minggu, mengatakan bahwa pihaknya kini terus mengoptimalkan upaya deteksi dini terhadap pencegahan tiga kasus itu dengan melibatkan masyarakat.
"Kasus kematian ibu, kematian bayi, dan stunting dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini yang mana semua stakeholder mulai dari organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan hingga organisasi keagamaan ikut terlibat dalam penanganan tersebut," katanya.
Selain itu, kata dia, perlu juga adanya keterlibatan kementerian/lembaga dan organisasi profesi kesehatan untuk memberikan edukasi di tingkat bawah.
Ia mengatakan, sebagai bentuk upaya untuk menuntaskan persoalan kematian ibu, kematian bayi, dan stunting, pemkot juga mengoptimalkan dan memperkuat pelayanan kesehatan di tingkat fasilitas kesehatan yaitu puskesmas dan rumah sakit.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat khususnya pasangan usia subur agar sigap kapan siap hamil, menjaga kesehatan selama hamil, dan merawat bayinya agar tidak stunting," katanya.
Menurut Slamet, hingga kini tercatat ada empat kasus kematian ibu, 50 kasus kematian bayi, dan 23 persen kasus stunting.
Bunda Gerakan Masyarakat Kota Pekalongan Inggit Soraya mengatakan untuk menekan tiga kasus itu perlu adanya kepedulian maupun perhatian dari semua pihak baik kader organisasi kemasyarakatan, tenaga kesehatan, maupun organisasi perangkat daerah terkait.
"Kami mengajak semuanya fokus dan peduli untuk menekan tiga kasus itu, apalagi pada kasus stunting yang masih cukup tinggi. Kami dengan adanya penguatan bisa mengevaluasi bersama dan semua pihak terus bergerak bagaimana mengatasi permasalahan itu," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan lakukan gerakan tanam mangrove cegah abrasi pantai
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Minggu, mengatakan bahwa pihaknya kini terus mengoptimalkan upaya deteksi dini terhadap pencegahan tiga kasus itu dengan melibatkan masyarakat.
"Kasus kematian ibu, kematian bayi, dan stunting dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini yang mana semua stakeholder mulai dari organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan hingga organisasi keagamaan ikut terlibat dalam penanganan tersebut," katanya.
Selain itu, kata dia, perlu juga adanya keterlibatan kementerian/lembaga dan organisasi profesi kesehatan untuk memberikan edukasi di tingkat bawah.
Ia mengatakan, sebagai bentuk upaya untuk menuntaskan persoalan kematian ibu, kematian bayi, dan stunting, pemkot juga mengoptimalkan dan memperkuat pelayanan kesehatan di tingkat fasilitas kesehatan yaitu puskesmas dan rumah sakit.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat khususnya pasangan usia subur agar sigap kapan siap hamil, menjaga kesehatan selama hamil, dan merawat bayinya agar tidak stunting," katanya.
Menurut Slamet, hingga kini tercatat ada empat kasus kematian ibu, 50 kasus kematian bayi, dan 23 persen kasus stunting.
Bunda Gerakan Masyarakat Kota Pekalongan Inggit Soraya mengatakan untuk menekan tiga kasus itu perlu adanya kepedulian maupun perhatian dari semua pihak baik kader organisasi kemasyarakatan, tenaga kesehatan, maupun organisasi perangkat daerah terkait.
"Kami mengajak semuanya fokus dan peduli untuk menekan tiga kasus itu, apalagi pada kasus stunting yang masih cukup tinggi. Kami dengan adanya penguatan bisa mengevaluasi bersama dan semua pihak terus bergerak bagaimana mengatasi permasalahan itu," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan lakukan gerakan tanam mangrove cegah abrasi pantai