Semarang (ANTARA) - Addry Danu, praktisi dari sebuah media berbagi tips untuk menjadi seorang content creator di antaranya harus fokus terhadap satu platform dan satu bidang terlebih dahulu.

“Tips dari saya, fokuskan pada satu platform pilihlah media platform seperti youtube, tiktok, atau instagram, jangan langsung pilih semua platform karena algoritmanya berbeda serta pilih lah
juga konten yang ingin ditekuni, seperti pendidikan, entertainment, atau motivasi jangan pilih semua," kata Addry.

Hal itu disampaikan Addry pada Gali Ilmu Literasi Digital di Tanjungpinang, 13 Oktober yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2023 dengan target 50 juta orang mendapatkan literasi digital hingga 2024.

Addry menjelaskan semakin spesifik maka semakin fokus pada konten tersebut dan akan menimbulkan kepercayaan publik terhadap content creator disebut karena dianggap ahli dalam bidang tersebut

Di samping hal tersebut Addry juga menjelaskan untuk melakukan riset terlebih dahulu mengenai audience dari konten yang ingin dibuat.

“Lakukan riset audience atau penonton anda, gimana caranya? Jadi lah penonton itu sendiri. Coba bertanya kepada diri sendiri apa yang akan disukai oleh penonton dan apa informasi yang
dibutuhkan oleh penonton. Temukan keunikan dari brand atau diri kita, pastikan ada keunikan yang dimiliki dalam membuat konten, bangun pesona khusus atau menjadi karakter asli” katanya.

Addry menyampaikan strategi konten yang harus dilakukan untuk menyusun sebuah konten agar lebih menarik para penonton.

“Strategi konten, kita harus menjadi seorang pencerita yang baik, saat ini orang melihat konten selama lima detik pertama haruslah menarik. Kita harus memiliki hook atau sudut pandang yang dapat
menarik orang. Buatlah hook di depan lalu disusul oleh fakta fakta, lalu introduction, lalu masukan 5W+1H, tambahkan juga faktor visual untuk menarik perhatian," katanya.

Kemudian tingkatkan literasi digital, manfaatkan informasi yang masuk agar menghasilkan content yang baik dan menarik, lalu harus cakap digital harus mampu memanfaatkan teknologi secara produktif dan positif.

Gali Ilmu merupakan salah satu rangkaian kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2023 dengan target 50 juta orang.

“Sekarang eranya adalah era persaingan, kalau kita ingin memenangkan kompetisi, lihatlah potensi yang ada pada diri kita. Di Tanjungpinang, adalah budaya dan pariwisata, utamanya
manuskrip, itu adalah PR agar bagaimana hal itu menjadi lokomotif perekonomian,” kata Sektretaris Daerah (Sekda) Kota Tanjungpinang Zulhidayat dalam Gali Ilmu Literasi
Digital tersebut. 

Zul mengajak masyarakat melek digital untuk mendorong pusat wisata Pulau Penyengat menjadi pusat wisata dunia dan mengemas digitalisasi untuk hal-hal yang positif.

Selain Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo) bersama Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Tanjungpinang, acara itu juga terselenggara atas kerja sama antarkomunitas millenial di kota setempat.

Local Champion Literasi Digital Kepulauan Riau Selly Febrilia Mayora turut menyampaikan mengenai kecakapan digital yang bisa diarahkan ke hal positif. Terlebih lagi, teknologi dapat berpengaruh terhadap kehidupan, maka manusia dituntut untuk adaptif.

“Digital skill menjadi penting karena bisa mendapatkan manfaat seperti branding, mencari keuntungan, dan dapat menjadi sebuah lapangan pekerjaan seperti atlet e-sport,” jelas Selly.

Salah satu contoh penggunaan internet positif adalah dengan mengakses informasi untuk pembelajaran melalui banyak platform, termasuk media sosial.

“Ide kreatif harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Yang muda harus membantu yang tua dan sebaliknya untuk dapat membangun Kepulauan Riau menjadi Makin Cakap Digital” lanjutnya.

Di samping imbauan untuk Makin Cakap Digital Selly juga menyampaikan untuk selalu berhati hati dalam menggunakan media sosial karena jejak digital tidak akan pernah hilang.

“Think Before You Click, karena hanya dengan mengklik sebuah tautan kita bisa menyebarkan dan menjangkau ribuan orang jadi memang harus berhati hati dengan jempol kita sendiri," tutupnya.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024