Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang mengajak masyarakat untuk melakukan efisiensi dan penghematan dalam penggunaan air menyikapi musim kemarau panjang yang terjadi dampak fenomena El Nino.
"Saat musim kemarau seperti sekarang ini, harus pintar mengelola air. Karena air ini kan sangat terbatas," kata Walikota Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Minggu.
Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan Jumpa Pelanggan Kelompok Pengelola (KP) Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Tirta Sejahtera, Kelurahan Gemah, Pedurungan, Semarang.
Menurut dia, masyarakat harus bisa mengelola penggunaan air dalam lingkup keluarga secara bijaksana karena sudah ada sejumlah wilayah yang mengalami kesulitan air bersih.
"Di daerah Kedungpane, ada KP SPAM yang mati karena tidak ada airnya. Sehingga mohon masyarakat bisa ikut menjaga dan memanfaatkan air sebaik mungkin. Harus 'ngeman-eman', karena air ini kan sangat terbatas saat musim kemarau seperti sekarang ini," katanya.
Meski saat ini secara umum persediaan air masih aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Semarang, kata dia, upaya efisiensi dan mengefektifkan penggunaan air tetap harus dilakukan.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Semarang Yudi Indardo mengatakan bahwa persediaan air pada musim kemarau ini masih aman untuk memenuhi pelanggan dan pendistribusian bantuan air ke korban kekeringan di Kota Semarang.
"Air permukaan masih terjaga dengan baik, karena biasanya berasal dari waduk di atasnya. Jadi, ada wadah tampungannya saat musim hujan untuk digunakan musim kemarau," katanya.
Menurut dia, PDAM Kota Semarang lebih banyak menggunakan air permukaan daripada air dalam, mata air, atau artetis sehingga diyakini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sampai bulan Desember 2023.
Untuk penggunaan mata air atau artetis sebagai kebutuhan baku PDAM Kota Semarang hanya 20 persen.
"Itupun kalau kurang akan kami subtitusi dengan jaringan PDAM yang sumbernya air permukaan atau sungai. Pokoknya, aman sampai Desember 2023. Bahkan, bisa sampai Februari 2024 aman," lanjutnya.
Beberapa waktu yang lalu, jajaran direksi dan karyawan PDAM Tirta Moedal juga berikhtiar melaksanakan salat istisqa meminta berkah kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.
"Kemarin (Senin, 16/10), kami lakukan salat istisqa. Netizen banyak yang khawatir ketahanan air baku menipis, padahal (persedian air) tetap aman," katanya.
Baca juga: PDAM Semarang pastikan produksi air tetap aman
"Saat musim kemarau seperti sekarang ini, harus pintar mengelola air. Karena air ini kan sangat terbatas," kata Walikota Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Minggu.
Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan Jumpa Pelanggan Kelompok Pengelola (KP) Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Tirta Sejahtera, Kelurahan Gemah, Pedurungan, Semarang.
Menurut dia, masyarakat harus bisa mengelola penggunaan air dalam lingkup keluarga secara bijaksana karena sudah ada sejumlah wilayah yang mengalami kesulitan air bersih.
"Di daerah Kedungpane, ada KP SPAM yang mati karena tidak ada airnya. Sehingga mohon masyarakat bisa ikut menjaga dan memanfaatkan air sebaik mungkin. Harus 'ngeman-eman', karena air ini kan sangat terbatas saat musim kemarau seperti sekarang ini," katanya.
Meski saat ini secara umum persediaan air masih aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Semarang, kata dia, upaya efisiensi dan mengefektifkan penggunaan air tetap harus dilakukan.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Semarang Yudi Indardo mengatakan bahwa persediaan air pada musim kemarau ini masih aman untuk memenuhi pelanggan dan pendistribusian bantuan air ke korban kekeringan di Kota Semarang.
"Air permukaan masih terjaga dengan baik, karena biasanya berasal dari waduk di atasnya. Jadi, ada wadah tampungannya saat musim hujan untuk digunakan musim kemarau," katanya.
Menurut dia, PDAM Kota Semarang lebih banyak menggunakan air permukaan daripada air dalam, mata air, atau artetis sehingga diyakini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sampai bulan Desember 2023.
Untuk penggunaan mata air atau artetis sebagai kebutuhan baku PDAM Kota Semarang hanya 20 persen.
"Itupun kalau kurang akan kami subtitusi dengan jaringan PDAM yang sumbernya air permukaan atau sungai. Pokoknya, aman sampai Desember 2023. Bahkan, bisa sampai Februari 2024 aman," lanjutnya.
Beberapa waktu yang lalu, jajaran direksi dan karyawan PDAM Tirta Moedal juga berikhtiar melaksanakan salat istisqa meminta berkah kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.
"Kemarin (Senin, 16/10), kami lakukan salat istisqa. Netizen banyak yang khawatir ketahanan air baku menipis, padahal (persedian air) tetap aman," katanya.
Baca juga: PDAM Semarang pastikan produksi air tetap aman