Semarang (ANTARA) - Pengguna internet secara global pada tahun 2022 mencapai 5,16 miliar orang, sementara di
Indonesia sendiri penetrasi internet mencakup 78 persen dari total penduduk.
"Kondisi ini membawa beragam peluang, juga tantangan dan resiko yang kemungkinan muncul," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pada acara Peluncuran Literasi Digital KBT, di Jakarta, Kamis (19/10).
Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Kemenkominfo dan Dharma Pertiwi bersama keluarga besar TNI (KBT) sebagai upaya untuk mendorong pemerataan literasi digital dan memberikan pengetahuan bahwa internet sebagai hal yang penuh kebermanfaatan bagi kehidupan sehari-hari serta membantu meningkatkan produktivitas menuju kualitas hidup yang lebih baik.
“Kemenkominfo dengan inisiasinya melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) berusaha
memperkuat literasi digital masyarakat dengan empat pilar yang ada. Tidak hanya
mengakomodasi empat pilar, GNLD turut membantu para orang tua untuk memahami digital
parenting yang saat ini semakin dibutuhkan dalam proses pengasuhan anak di era digital,” jelasnya.
Melalui kolaborasi yang tercipta antara Kemenkominfo dengan KBT, diharapkan para anggota tidak hanya cakap digital namun kedepannya dapat menjadi pegiat literasi digital. KBT dapat menjadi corong amplifikasi untuk pemerataan literasi digital di seluruh Indonesia, termasuk di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Menteri Budi mengakui risiko yang seringkali muncul di era serba internet ini adalah
derasnya persebaran informasi yang terkadang tidak selalu positif, tetapi juga negatif. Hal-hal
semacam itu patut diwaspadai oleh seluruh pengguna internet.
Ketua Umum Dharma Pertiwi Vero Yudo
Margono menambahkan pentingnya kegiatan literasi digital agar membuat masyarakat semakin melek digital yang memiliki prinsip dasar, manfaat, dan tantangan kecakapan pengguna yang
mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan serta
memanfaatkannya dengan tepat guna.
Indonesia sendiri penetrasi internet mencakup 78 persen dari total penduduk.
"Kondisi ini membawa beragam peluang, juga tantangan dan resiko yang kemungkinan muncul," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pada acara Peluncuran Literasi Digital KBT, di Jakarta, Kamis (19/10).
Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Kemenkominfo dan Dharma Pertiwi bersama keluarga besar TNI (KBT) sebagai upaya untuk mendorong pemerataan literasi digital dan memberikan pengetahuan bahwa internet sebagai hal yang penuh kebermanfaatan bagi kehidupan sehari-hari serta membantu meningkatkan produktivitas menuju kualitas hidup yang lebih baik.
“Kemenkominfo dengan inisiasinya melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) berusaha
memperkuat literasi digital masyarakat dengan empat pilar yang ada. Tidak hanya
mengakomodasi empat pilar, GNLD turut membantu para orang tua untuk memahami digital
parenting yang saat ini semakin dibutuhkan dalam proses pengasuhan anak di era digital,” jelasnya.
Melalui kolaborasi yang tercipta antara Kemenkominfo dengan KBT, diharapkan para anggota tidak hanya cakap digital namun kedepannya dapat menjadi pegiat literasi digital. KBT dapat menjadi corong amplifikasi untuk pemerataan literasi digital di seluruh Indonesia, termasuk di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Menteri Budi mengakui risiko yang seringkali muncul di era serba internet ini adalah
derasnya persebaran informasi yang terkadang tidak selalu positif, tetapi juga negatif. Hal-hal
semacam itu patut diwaspadai oleh seluruh pengguna internet.
Ketua Umum Dharma Pertiwi Vero Yudo
Margono menambahkan pentingnya kegiatan literasi digital agar membuat masyarakat semakin melek digital yang memiliki prinsip dasar, manfaat, dan tantangan kecakapan pengguna yang
mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan serta
memanfaatkannya dengan tepat guna.