Boyolali (ANTARA) -
General Manager Bandar Udara Adi Soemarmo Erick Rofiq Nurdin di Boyolali, Jawa Tengah, Senin mengatakan kegiatan tersebut untuk lebih mengenalkan masyarakat terhadap batik.
"Konsep lawasan saya munculkan lagi karena memang motifnya memukau, ada parang barong, lintang trenggono, dan kawung. Ini yang mulai terlupakan, ada juga srikaton, motif-motif ini harus dimunculkan lagi," katanya.
Meski demikian, ia berupaya memodifikasi motif lawasan dengan warna-warna kekinian.
"Yang harusnya warna sogan kami beri ada warna putihnya, ada kremnya agar bisa ngangkat untuk anak muda sekarang. Bisa menambah khasanah untuk Wastra Indonesia. Ada sesuatu yang berbeda," katanya.
Ia juga berharap kekayaan batik yang dipamerkan melalui peragaan busana tersebut mampu mendongkrak sektor pariwisata di Kota Solo dan sekitarnya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan berkomitmen tanamkan cinta budaya bangga berbatik
Peragaan busana batik menghibur penumpang di Bandara Adi Soemarmo Solo, Jawa Tengah pada Hari Batik Nasional tahun ini.
"Kami ingin membudayakan batik di skala nasional. Dengan fashion show ini agar batik makin menarik, jadi budaya bangsa asli Indonesia," katanya.
Apalagi, dikatakannya, di Solo ini banyak terdapat perajin batik yang bisa menginspirasi masyarakat memakai batik untuk acara skala nasional bahkan internasional.
Ia berharap melalui peragaan busana ini dapat memperkenalkan ragam motif batik nusantara, khususnya Kota Solo sehingga dapat tetap lestari serta dapat menginspirasi generasi muda
sehingga lebih bangga untuk memakai batik.Perancang busana yang terlibat dalam peragaan busana tersebut Rory Wardana mengatakan kali ini membawakan konsep batik lawasan.
Baca juga: Pemkot Pekalongan berkomitmen tanamkan cinta budaya bangga berbatik