Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menggandeng Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk menguatkan "branding" potensi lokal yaitu Kampung Tempe Kuripan Kertoharjo pada tingkat daerah maupun nasional.
"Untuk memenangi persaingan itu harus ada nilai plus. Oleh karena itu, kami berharap dengan menggandeng UGM, potensi lokal Kampung Tempe ini ada kemajuan teknologi baik dari pengemasan produk dan pemasaran menguat di kancah nasional dan menjadi lokomotif penggerak ekonomi masyarakat daerah," kata Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin di Pekalongan, Senin.
Menurut dia, selama ini kemasan produk tempe hanya dapat bertahan sekitar lima hari karena pelaku usaha belum menerapkan teknologi pengemasan produk.
"Kalau ada teknologi pengemasan yang dikembangkan UGM, kami berharap produk tempe bisa diekspor dan dimasak di luar negeri tanpa menjamur. Ini menjadi PR untuk ke depan bagaimana agar tempe dapat bertahan lama sebulan atau setahun," katanya.
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta Atris Suyantohadi mengatakan kegiatan pengembangan Kampung Tempe Kota Pekalongan ini berupa inovasi sekaligus pengembangan produk agar produksi tidak hanya berskala kecil.
"Kami akan menginovasikan olahan tempe jadi olahan instan yaitu tempe yang dikemas divakum dan dapat dikonsumsi segar (tanpa dimasak) untuk kesehatan dan kebugaran," katanya.
Atris Suyantohadi yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Masyarakat Kedelai Lokal Nusantara mengatakan, tempe yang dikonsumsi tanpa diolah ini untuk menunjang pangan fungsional yang fungsinya untuk reduksi kanker dan bisa awet muda.
Dikatakannya, pihaknya siap membantu membangun Kampung Tempe Pekalongan "membranding" nasional agar orientasi perajin tempe meningkat dari skala kecil ke skala korporasi di kelompok petani dan perajin.
"Saya ingin mendorong generasi tempe. Tempe merupakan makanan super di Indonesia yang banyak nutrisi kelebihannya dimunculkan, selain banyak proteinnya. Generasi tempe adalah generasi yang menciptakan pangan sehat dan multifungsi untuk kesehatan," katanya.
Baca juga: Pertama di RI, PLN bangun konstruksi jaringan kabel bawah tanah di UGM
"Untuk memenangi persaingan itu harus ada nilai plus. Oleh karena itu, kami berharap dengan menggandeng UGM, potensi lokal Kampung Tempe ini ada kemajuan teknologi baik dari pengemasan produk dan pemasaran menguat di kancah nasional dan menjadi lokomotif penggerak ekonomi masyarakat daerah," kata Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin di Pekalongan, Senin.
Menurut dia, selama ini kemasan produk tempe hanya dapat bertahan sekitar lima hari karena pelaku usaha belum menerapkan teknologi pengemasan produk.
"Kalau ada teknologi pengemasan yang dikembangkan UGM, kami berharap produk tempe bisa diekspor dan dimasak di luar negeri tanpa menjamur. Ini menjadi PR untuk ke depan bagaimana agar tempe dapat bertahan lama sebulan atau setahun," katanya.
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta Atris Suyantohadi mengatakan kegiatan pengembangan Kampung Tempe Kota Pekalongan ini berupa inovasi sekaligus pengembangan produk agar produksi tidak hanya berskala kecil.
"Kami akan menginovasikan olahan tempe jadi olahan instan yaitu tempe yang dikemas divakum dan dapat dikonsumsi segar (tanpa dimasak) untuk kesehatan dan kebugaran," katanya.
Atris Suyantohadi yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Masyarakat Kedelai Lokal Nusantara mengatakan, tempe yang dikonsumsi tanpa diolah ini untuk menunjang pangan fungsional yang fungsinya untuk reduksi kanker dan bisa awet muda.
Dikatakannya, pihaknya siap membantu membangun Kampung Tempe Pekalongan "membranding" nasional agar orientasi perajin tempe meningkat dari skala kecil ke skala korporasi di kelompok petani dan perajin.
"Saya ingin mendorong generasi tempe. Tempe merupakan makanan super di Indonesia yang banyak nutrisi kelebihannya dimunculkan, selain banyak proteinnya. Generasi tempe adalah generasi yang menciptakan pangan sehat dan multifungsi untuk kesehatan," katanya.
Baca juga: Pertama di RI, PLN bangun konstruksi jaringan kabel bawah tanah di UGM