Temanggung (ANTARA) - Perajin batik di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, perlu meningkatkan kualitas agar bisa bersaing dengan batik-batik di daerah lain, kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Temanggung Entargo Yutri Wardono.

Entargo di Temanggung, Senin, menyampaikan perajin harus banyak melakukan inovasi dan variasi gambar agar dalam suatu kain batik itu bisa penuh.

"Selama ini dalam satu lembar kain batik biasanya masih banyak yang kosong, agar lebih menarik perlu dipenuhi dengan motif batik," katanya.

Ia menuturkan untuk mendukung perkembangan batik di Temanggung, pihaknya melakukan pendampingan dan pelatihan peningkatan kualitas dan pemasaran.

"Kami juga melakukan pendampingan untuk pemasaran secara online," katanya.

Ia mengatakan, jumlah perajin batik di Kabupaten Temanggung sekitar 60 orang.

Menurut dia peminat batik Temanggung cukup bagus, terutama dengan diadakannya pameran-pameran merupakan angin segar bagi perajin batik.

Pemilik Usaha Batik Mbako Temanggung Fairuzi Dika Pratiwi mengatakan usaha Batik Mbako dimulai pada 2009.

"Dipilih motif tembakau berawal dari kecintaan ayahnya dengan batik serta keinginannya untuk menunjukkan di mata dunia tentang komoditas unggulan di Kabupaten Temanggung, jadi batik mbako ini salah satu batik khas Temanggung," katanya.

Menurut dia, selain menjual secara offline di toko, pihaknya juga melayani penjualan batik secara online.

"Memang fokusnya penjualan di toko, tetapi kalau sekarang kita harus mulai masuk ke online. Jadi mau tidak mau kita harus main ke penjualan online," katanya.

Terdapat dua jenis kain batik yang dijualnya, yakni batik cap dan batik tulis. Harga batik cap sekitar Rp160.000 sampai Rp800.000 per lembar, sedangkan batik tulis Rp500.000 sampai Rp1.500.000 per lembar tergantung dari tingkat kerumitan motif.


Baca juga: KAI Purwokerto promosikan batik khas Banyumas kepada pelanggan kereta
 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024