Semarang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menyediakan "Pojok Braille" di perpustakaan yang dimilikinya untuk memudahkan akses baca bagi penyandang tunanetra.

"Karena selama ini (buku braille) terbatas, makanya kami sediakan ini," kata Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra, saat bedah buku dan peresmian Pojok Braille BI Jateng, di Semarang, Rabu.

Menempati salah satu sudut Perpustakaan BI Jateng, Pojok Braille memiliki koleksi buku braille setidaknya 25 judul dari berbagai genre, baik fiksi maupun nonfiksi.

"Koleksi buku yang braille ini belum terlalu banyak karena masih awal sekitar 25-an (judul). Nanti akan kami kembangkan. Jadi, ada buku fiksi dan nonfiksi yang dijadikan braille ," katanya.

Dengan keterbatasan buku braille, kata dia, BI Jateng berencana bekerja sama dengan perpustakaan daerah di provinsi dan kabupaten/kota untuk memperbanyak buku-buku braille.

Ke depan, ia berharap ada program untuk membuat versi "braille" dari buku-buku yang ada agar bisa dibaca oleh penyandang tunanetra dengan mengakses di perpustakaan.

"Memang harus ada program untuk mem-'braille'-kan buku-buku untuk masyarakat tunanetra, yang memang belum ada. Supaya ilmunya bisa diserap oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Dengan Pojok Braille itu, kata dia, perpustakaan juga akan semakin ramai dan hidup karena banyak yang berkunjung, tidak dari masyarakat umum, tetapi juga para penyandang tunanetra.

"Perpustakaan tidak hanya jadi tempat mati, tetapi harus dikunjungi. Tapi juga bagaimana memberikan manfaat bagi masyarakat luas, termasuk di dalamnya ada masyarakat tunanetra," kata Rahmat.

Ketua DPW Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Jateng Indra Kurniawan merasa senang dengan kepedulian BI terhadap literasi penyandang tunanetra melalui penyediaan Pojok Braille.

"Minat baca teman-teman (tunanetra) memang kurang, mereka lebih menyukai audio. Dengan Pojok Braille ini, kami berharap bisa meningkatkan minat baca teman-teman tunanetra," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang Endang Sarwiningsih Setyawulan mengapresiasi pendirian Pojok Braille oleh BI Jateng untuk memfasilitasi penyandang tunanetra.

Perpustakaan, kata dia, semestinya bisa memfasilitasi seluruh pihak yang ingin mengakses informasi dan buku, termasuk penyandang kebutuhan khusus dengan menyediakan buku-buku braille.

"Apa yang dilakukan BI ini suatu 'role model' yang menginspirasi. Tidak hanya BI, tetapi juga BUMN, (perusahaan) swasta yang kuat melalui CSR (corporate social responsibility)," katanya.*

Baca juga: BI upayakan swasembada bawang putih melalui varietas unggul

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024