Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjalin kerja sama Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dengan Taman Wisata Pendidikan (TWP) Purbasari Pancuran Mas, Kabupaten Purbalingga, untuk mendukung edukasi ikan invasif.
Penandatanganan Program Kerja Sama MBKM tersebut dilakukan oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unsoed Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si. dan Direktur TWP Pancuran Mas H. Junjung, S.E. di TWP Purbasari Pancuran Mas, Purbalingga, Sabtu (9/9).
Penandatanganan naskah kerja sama tersebut juga dihadiri oleh Rektor Unsoed Prof. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr, IPU, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Norman Arie Prayogo S.Pi., M.Si, serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FPIK Unsoed Teuku Junaidi, S.E, M.Pi.
Dalam kesempatan itu, Dekan FPIK Endang Hilmi mengatakan kerja sama tersebut dikembangkan untuk mendukung edukasi tentang penanganan ikan invasif termasuk Arapaima gigas melalui pola eduwisata pengenalan ikan tersebut dan dampak yang akan terjadi jika dilepasliarkan.
"Untuk itu perlu pembelajaran kepada masyarakat untuk melarang proses pelepasliaran ikan tersebut. Selain itu juga akan dilakukan berbagai riset terintegratif tentang pengelolaan eduwisata akuatik melalui aktivitas budi daya, promosi, web, dan kerja sama pentahelix," jelasnya.
Dia mengatakan kerja sama tersebut ke depannya dapat diimplementasikan dalam beragam kegiatan MBKM seperti magang mahasiswa, riset mahasiswa, dan juga riset dosen.
Menurut dia, TWP Purbasari Pancuran Mas Purbalingga merupakan satu-satunya tempat wisata edukasi dengan koleksi ikan invasif di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
"Di sini terdapat beberapa ikan Arapaima gigas yang menjadi koleksinya di samping spesies ikan lain seperti alligator dan berbagai jenis spesies asli ikan air tawar lainnya," kata Hilmi.
Baca juga: Akademikus Unsoed : Keanggotaan Timor Leste di ASEAN perlu dikawal
Sementara itu, Direktur TWP Purbasari Pancuran Mas Junjung mengatakan taman tersebut juga memiliki koleksi hewan dilindungi maupun tidak dilindungi.
"Salah satu jenis ikan yang tidak dilindungi adalah Arapaima gigas. Namun demikian, meskipun tidak termasuk hewan dilindungi kami berharap agar ikan tersebut dapat lestari," jelas dia yang juga Ketua Lembaga Konservasi untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Ia mengaku sangat tersanjung dengan kedatangan pimpinan Unsoed dan menyambut baik ajakan kerja sama yang ditawarkan.
Menurut dia, berbagai kerja sama pelatihan dengan Unsoed selama ini sudah sering dilakukan, salah satunya dengan Fakultas Ilmu Budaya yang telah rutin berjalan setiap tahun.
Terkait dengan hal itu, Rektor Unsoed Akhmad Sodiq juga menyambut baik kerja sama dengan TWP Pancuran Mas karena taman tersebut bukan hanya lembaga level lokal, tapi nasional, bahkan Asia Tenggara.
Ia mengharapkan kerja sama yang terjalin dapat membantu menyiapkan mahasiswa agar memiliki kompetensi lebih baik dalam aspek pengelolaan, maupun yang berkaitan dengan aspek budi daya dan pemberdayaan masyarakat.
"Ke depan kami juga berharap dapat membantu pengembangan TWP melalui berbagai inovasi dan sebaliknya, mengundang Direktur TWP untuk menjadi dosen praktisi di kampus tidak hanya untuk FPIK, namun juga fakultas-fakultas lain di Unsoed," ungkap Rektor.
Baca juga: Pius Lustrilanang ingatkan pemda mengukur tingkat resiliensi
Baca juga: Mendikbudristek : Pemberian otonomi kepada pemda berikan dampak positif
Penandatanganan Program Kerja Sama MBKM tersebut dilakukan oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unsoed Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si. dan Direktur TWP Pancuran Mas H. Junjung, S.E. di TWP Purbasari Pancuran Mas, Purbalingga, Sabtu (9/9).
Penandatanganan naskah kerja sama tersebut juga dihadiri oleh Rektor Unsoed Prof. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr, IPU, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Norman Arie Prayogo S.Pi., M.Si, serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FPIK Unsoed Teuku Junaidi, S.E, M.Pi.
Dalam kesempatan itu, Dekan FPIK Endang Hilmi mengatakan kerja sama tersebut dikembangkan untuk mendukung edukasi tentang penanganan ikan invasif termasuk Arapaima gigas melalui pola eduwisata pengenalan ikan tersebut dan dampak yang akan terjadi jika dilepasliarkan.
"Untuk itu perlu pembelajaran kepada masyarakat untuk melarang proses pelepasliaran ikan tersebut. Selain itu juga akan dilakukan berbagai riset terintegratif tentang pengelolaan eduwisata akuatik melalui aktivitas budi daya, promosi, web, dan kerja sama pentahelix," jelasnya.
Dia mengatakan kerja sama tersebut ke depannya dapat diimplementasikan dalam beragam kegiatan MBKM seperti magang mahasiswa, riset mahasiswa, dan juga riset dosen.
Menurut dia, TWP Purbasari Pancuran Mas Purbalingga merupakan satu-satunya tempat wisata edukasi dengan koleksi ikan invasif di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
"Di sini terdapat beberapa ikan Arapaima gigas yang menjadi koleksinya di samping spesies ikan lain seperti alligator dan berbagai jenis spesies asli ikan air tawar lainnya," kata Hilmi.
Baca juga: Akademikus Unsoed : Keanggotaan Timor Leste di ASEAN perlu dikawal
Sementara itu, Direktur TWP Purbasari Pancuran Mas Junjung mengatakan taman tersebut juga memiliki koleksi hewan dilindungi maupun tidak dilindungi.
"Salah satu jenis ikan yang tidak dilindungi adalah Arapaima gigas. Namun demikian, meskipun tidak termasuk hewan dilindungi kami berharap agar ikan tersebut dapat lestari," jelas dia yang juga Ketua Lembaga Konservasi untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Ia mengaku sangat tersanjung dengan kedatangan pimpinan Unsoed dan menyambut baik ajakan kerja sama yang ditawarkan.
Menurut dia, berbagai kerja sama pelatihan dengan Unsoed selama ini sudah sering dilakukan, salah satunya dengan Fakultas Ilmu Budaya yang telah rutin berjalan setiap tahun.
Terkait dengan hal itu, Rektor Unsoed Akhmad Sodiq juga menyambut baik kerja sama dengan TWP Pancuran Mas karena taman tersebut bukan hanya lembaga level lokal, tapi nasional, bahkan Asia Tenggara.
Ia mengharapkan kerja sama yang terjalin dapat membantu menyiapkan mahasiswa agar memiliki kompetensi lebih baik dalam aspek pengelolaan, maupun yang berkaitan dengan aspek budi daya dan pemberdayaan masyarakat.
"Ke depan kami juga berharap dapat membantu pengembangan TWP melalui berbagai inovasi dan sebaliknya, mengundang Direktur TWP untuk menjadi dosen praktisi di kampus tidak hanya untuk FPIK, namun juga fakultas-fakultas lain di Unsoed," ungkap Rektor.
Baca juga: Pius Lustrilanang ingatkan pemda mengukur tingkat resiliensi
Baca juga: Mendikbudristek : Pemberian otonomi kepada pemda berikan dampak positif