Semarang (ANTARA) - Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang menggelar Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Pra-Dasar (LKMM-PD) untuk membekali mahasiswa baru dengan keterampilan "softskill".

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH Undip Adry Adiananta, di Semarang, Minggu, mengatakan bahwa "softskill" diperlukan agar mahasiswa baru bisa berdinamika di kampus dengan baik.

"Kegiatan ini diharapkan memberikan dampak bagi mahasiswa baru, terutama untuk lebih mengenal kampus dan menggali potensi diri masing-masing mahasiswa, utamanya adalah agar mahasiswa FH Undip bisa mengisi bonus demografi dan mengambil peran aktif mewujudkan Indonesia Emas 2045," katanya.

Beberapa materi disajikan melalui kegiatan tersebut seperti Analisis Potensi Diri, Personal Branding, Personal Building, Manajemen Emosi, dan Dasar-Dasar Komunikasi/Organisasi.

Ia menjelaskan kegiatan tersebut rutin diadakan setiap tahunnya. Tahun ini diselenggarakan pada tanggal 9-10 September dengan mengangkat tema "Optimalisasi Potensi Diri demi Wujudkan Generasi Bestari".

Salah satu materi yang menjadi sorotan adalah Analisa Potensi Diri yang dinilai sangat krusial karena diperlukan guna membantu mahasiswa dalam menentukan arah gerak dalam mengembangkan kemampuan diri dalam kehidupan kampus. 

Pemateri kegiatan didominasi mahasiswa dan unsur BEM FH Undip, serta turut mengundang pembicara yang memiliki pengalaman internasional, yaitu Choirul Anam SE, ME, Ak, CA, Ph.D selaku Koordinator PPI Dunia tahun 2020-2021.

Anam menyampaikan materi dengan tajuk "Membentuk Bonus Demografi yang Unggul Untuk Berkontribusi Mewujudkan Indonesia Emas 2045" dengan moderator Komisi Ahli Dinamika Kampus BEM FH Undip Pramudya Mozza Syahputra.

"Yang utama dari bonus demografi adalah memanfaatkannya menjadi economic value added. Salah satu cara mahasiswa mengisi bonus demografi melalui pendidikan, optimalisasi teknologi, dan keunggulan inovasi para pemuda," ujar alumni Charles University, Praha itu.

Anam menambahkan mengenai strategi dalam mempersiapkan diri agar dapat melanjutkan studi di luar negeri guna mendobrak potensi di dalam diri mahasiswa, yakni kemampuan "open minded", literasi digital, "time management", hingga menulis karya ilmiah.

"Mahasiswa tidak boleh untuk mudah berpikir bahwa latar belakang finansial yang kurang, keadaan sosial yang sulit serta hambatan tertentu lainnya menjadi suatu penghambat mahasiswa untuk maju," katanya.

Selain itu, keyakinan dalam diri serta usaha menjadi faktor penentu dalam menempa seorang mahasiswa agar berhasil dalam mengarungi kehidupan ke depan.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024