Kudus (ANTARA) -
BPBD Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat hingga pekan ini jumlah desa terdampak kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih bertambah menjadi lima desa dari sebelumnya ada empat desa.
 
"Kelima desa tersebut, yakni Desa Kedungdowo, Setrokalangan, Gamong, Gondoharum, dan Glagahwaru," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji di Kudus, Senin.
 
Sementara jumlah warga yang terdampak kekeringan, kata dia, tentunya juga bertambah karena ada penambahan Desa Glagahwaru sehingga totalnya mencapai 416 keluarga dengan jumlah 1.592 jiwa.  
 
Untuk air bersih yang tersalurkan sejak 24 Agustus hingga 3 September 2023 mencapai 117.000 liter.
 
Dari puluhan ribu air bersih tersebut, sebagian besar berasal dari BPBD Kudus sebanyak 70.000 liter, kemudian dari PMI Kudus sebanyak 40.000 liter, dan UMK Kudus sebanyak 7.000 liter.Distribusi air bersih tetap berlanjut ketika dampak kekeringan masih berlanjut.

Terlebih lagi, prediksi BMKG kekeringan berlangsung hingga Oktober 2023.
 
Sutini, salah satu warga Desa Setrokalangan mengakui banyak sumur warga yang mulai mengering.
 
"Beberapa warga juga ada yang beralih ke program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas), namun saat sore hari airnya juga kurang lancar," ujarnya.
 
Namun, kata dia, warga sudah mendapatkan pasokan air bersih dari BPBD Kudus, sehingga kebutuhan air bersih setiap harinya terpenuhi. 

Baca juga: BPBD Pati pastikan desa terdampak kekeringan dipasok air bersih

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024