Semarang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Tengah, Muhdi, menyebut, penggunaan APBN di provinsi ini sejak periode Januari hingga Juli 2023 memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah hingga triwulan II 2023 sebesar 5,23 persen, lebih tinggi angka nasional yang mencapai 5,17 persen," kata Muhdi di Semarang, Selasa.

Pelaksanaan APBN di Jawa Tengah diwarnai dengan indikator ekonomi makro yang sangat baik.

Tingkat inflasi Jawa Tengah sebesar 0,20 persen juga lebih rendah dibanding nasional yang mencapai 0,21 persen.

"Inflasi tinggi akan mengeliminasi pendapatan masyarakat," kata Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Wilayah Jawa Tengah ini.

Kondisi tersebut juga didukung oleh tingkat kemiskinan yang berada pada angka 10,77 persen, pengangguran pada angka 5,24 persen, serta tingkat keyakinan konsumen sebesar 132,1

Adapun realisasi penerimaan dalam APBN di Jawa Tengah hingga Juli 2023 tercatat mencapai Rp52,27 triliun.

Sementara realisasi belanja dalam APBN 2023 tercatat mencapai Rp59,27 triliun.

"Ekonomi Jawa Tengah sangat terkendali dan cukup baik. Ada optimisme dalam penyelenggaraan ekonomi di Jawa Tengah," katanya.

Ia menambahkan kinerja positif APBN untuk regional Jawa Tengah juga didukung dengan kinerja APBD pemerintah daerah di provinsi ini.

Realisasi pendapatan daerah dari berbagai pemerintah daerah di Jawa Tengah hingga Juli 2023 tercatat mencapai Rp59,75 triliun.

Adapun realisasi belanja pada periode yang sama sebesar Rp49,63 triliun.


Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024